"Masuk. Aku okay dah sekarang," jawab Zariel ringkas.

Memang dia dah rasa baik sedikit.

"Tu aje. Saya takut bos tak masuk je. Kalau macam tu saya nak proceed terus mesyuarat," kata Joey.

Zariel tutup talian.

Luna yang lena di atas katil dipandang.

Zariel mendekat. Wajah tenang Luna direnung lama dengan senyuman.

"Cantik," komen Zariel.

Luna menepuk ruang di sisinya.

Kosong. Luna terus terjaga. Mata yang kabur digosok-gosok.

'Boleh pula aku tertidur?,' gumam Luna.

Terus Luna cari Zariel.

"Honey, I'm here,"

Luna menoleh.

"Lah kat situ rupanya," komen Luna sendiri.

"Aik takkan takut sangat orang hilang? Sayang betul dia kan," usik Zariel.

"Huuh," respon Luna perlahan.

'Kalau mengusik orang tanda dia dah okay lah tu,'

"Kejap lagi nak pergi pejabat,"

Zariel memberitahu.

"Okay," jawab Luna.

Luna tak suka sebenarnya. Nanti dia rinduuuu! Kalau Zariel tak ada depan mata pun dia rasa macam nak menangis.

Zariel kenal betul dengan isterinya itu. Manja mengalahkan Isya!

"Nanti orang balik lah semula. Kejap je," pujuk Zariel.

Mata Luna bersinar.

"Betul ni?," soal Luna.

"Ya. Hubby buat kerja dari rumah," balas Zariel.

Luna tersenyum suka.

Walaupun tahu Zariel akan fokus dan lupakan semua benda bila hadap kerja... sekurang-kurangnya Zariel ada depan mata dia.

"Ni sayang ni," kata Luna seronok.

Zariel hanya mampu tergelak.

"Okay lah. Nak pergi tengok Luthfia kat bawah jap,"

Luna hanya mengangguk. Bila Zariel melangkah keluar, Luna mengikut. Dia nak tengok si kecil yang bakal jadi kakak tu.

Di tingkat bawah...

"Yumm! Nek ma terbaik," puji Isya bersungguh.

Puan Sri Arisah tersenyum lebar bila cucunya itu gembira memakan kek coklat dibuatnya.

Habis comot mulut Isya.

Zariel dan Luna yang baru turun hanya menggeleng kecil sambil tergelak.

"Comotnya anak mama ni makan!," tegur Luna.

Isya hanya tersengih comel dengan wajah tak bersalah.

"Edap tok ma uwat kek," komen Isya.
(Sedap tok ma buat kek)

Zariel hanya tersenyum nipis.

"Pandai ya Luthfia bodek tok ma," kata Zariel.

Puan Sri Arisah tayang muka masam.

"Nak kata ibu punya kek tak sedap eh?," kata Puan Sri Arisah tak puas hati.

Luna tergelak.

"Mana ada lah, ibu," balas Zariel.

Puan Sri Arisah tergelak kecil. Dia sangat suka bila anak dia dah berubah sedikit demi sedikit. Zariel dah tak dingin dan beku macam dulu. Puan Sri Arisah rasa berterima kasih pada Luna sebab dah berjaya buat Zariel berubah menjadi lebih baik.





Petang...

Zariel hanya fokus pada skrin komputer. Luna mengetuk perlahan pintu bilik perjabat Zariel.

Zariel ada tempat dia buat kerja dalam villa ini.

"Masuk," arah Zariel.

Luna pun masuk.

"Kenapa hubby panggil?," tanya Luna.

"Hubby pening kepala ke?," soal Luna prihatin.

Zariel menggeleng.

'Dah tu?,'

Zariel angkat kepala sambil tersenyum.

"Sini jap," panggil Zariel.

Muka pelik Luna tak dihiraukan. Luna hanya menurut.

Bila Luna hampiri dia... dia menarik tangan Luna hingga Luna terduduk di atas ribanya.

Bibir Zariel hampir dengan telinganya.

"Rindu sayang," bisik Zariel.

Pipi Luna jadi pink. Istilah mudah... blushing.

Luna tergelak tutup debar.

"Lawak lawak," komen Luna.

Gelak Luna terhenti bila Zariel tetap memandangnya sambil tersenyum senget.

"Ha ha ha?," tanya Luna sambil tersenyum segan.

"Kenapa gelak?," soal Zariel serius.

"Oh tak boleh gelak eh?," soal Luna kekok.

Arghh kenapa Zariel pandang dia macam tu? Berdebar hati dia. Renungan Zariel membuatkan hati dia berdegup laju.

Bila wajah Zariel mendekat... senyuman Luna mengendur.

Tiba-tiba...

"Papa!," jerit Isya dari luar.

"Mama ilang! Ane ni?," adu Isya cuak.
(Mama hilang! Macam mana ni?)

Zariel mengeluh.

"Damn," gumam Zariel perlahan.

Luna menjegil.

"Apa?," soal Luna.

"Mana ada hubby cakap apa-apa," balas Zariel laju.

Luna bangun dari riba Zariel dan keluar dari bilik. Nak tunjukkan pada anak dia yang mama dia masih selamat. Paling penting... tak hilang.

"Luthfia... Luthfia,"

Langkah Luna hanya mampu dilihat.







The Unexpected LifeWhere stories live. Discover now