5

578 118 285
                                    

Cahaya matahari nembus kaca kamar dan kelopak mata gue.

Hoaahm

Sebelum duduk, gue melakukan peregangan terlebih dahulu. Dan menoleh ke arah jam yang bergambarkan para member NCT bahwa sekarang pukul—11?!

Toktoktok

Ceklek

Ya, itu suara pintu kamar gue yang terbuka dan tampaklah sosok wanita yang cantik rupawan.

Wah mulai nih.

"Ehh gladi kematiannya udah kelar nih?" tanya bunda sambil ngeledek.

"Bundaa," ringis gue sambil memberi tatapan menyesal.

Jadi gini minggu lalu.

Flashback on

Toktoktok

Ceklek

Gue terjaga karna ada suara pintu.
"Eh nyonya besar udah bangun? Pembantu udah kerja rodi dari pagi loh," ucap bunda sambil tersenyum manis. Manis dilain maksud.

Flashback off

"Ampun, Bunda. Zya gak mau begadang lagi deh. Jangan gini dong bunda, Zya merasa dosa besar gitu loh," ungkap gue menyesal.

"Nah, jangan drakoran mulu kerjaan adek. Drakor boleh, tapi jangan sampe begadang. Emang harus malam gitu ya?" kata Bunda.

"Jangan panggil adek lagi bun," kata gue kesel. Ekspresi gue. 😑

"Buruan mandi trus langsung makan.  Ada nasgor kesukaan kamu sama Ari," suruh bunda.

"Okay, Bunda." Sambil mengecup pipi bunda. Ihiy.

Kelar mandi

Emang mandi jam 11 yang terbaik. Gue menuruni anak tangga sambil menari-nari.

Brukk!

Empat pasang mata mengarah ke arah gue. Tunggu. Empat?!

Bunda berlari kecil menghampiri gue. "Duh, adekkan. Jalan tuh layaknya orang normal aja deh. Pake ajang nari-nari segala," tutur bunda dan gue merasa malu habis.

Semua orang yang ada di meja makan tertawa. Bunda malu-maluin anaknya aja.

Gue dibantu bunda berdiri. Lutut gue lecet dikit, gak sakit kok. Malunya yang gak nahan.

"Makasih, Bunda." Gue dan bunda menuju meja makan. And u know yang datang ke rumah gue siapa?

Kak Lucas.

Kok bisa sih? Padahal ayah bunda belum pernah ketemu kak Lucas. Ari?
Tapi, gimana coba dia hubungi kak Lucas?

Gue mendekatkan bibir gue ke telinganya. "Kok lo bisa di sini kak?"

Lalu dia balas bisikan gue, "Lah? Kan lo yang undang gue?"

Gue masih bingung. Perasaan gue drakoran sampe tidur. Lagian gak ada niat chat kak Lucas. Tak sengaja gue noleh ke Ari yang ternyata dia natap gue dengan polosnya.

Mata gue seolah mengisyaratkan. "Awas kalo ada kaitannya sama lo.Gue penggal tuh leher! "

Dia natap gue cringe.

Usai makan, gue tarik tangan Ari sama kak Lucas.

"Jadi kenapa lo bisa di sini, Kak?"

"Bukannya gue udah bilang? " Kak Lucas mengambil handphonenya di saku celana dan membuka roomchat kami.

LUZYA Where stories live. Discover now