12

299 63 211
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote:)
Sambil baca jangan lupa komen:)

Happy Reading!

🍓🍓🍓

Zya pov

Bipbip Terereng Wiuwiu Kwaar

Bunyi alarm menggema di kamar dan gue terbangun dari tidur. Kamar gue udah kayak Taman Safari. Tumben aja bisa bangun karna suara jam weker, biasanya juga dibangunin pake siraman air ulah Bunda Marina.

Cantik-cantik galak!

Alasan lain gue bangun cepat karna... sekolah bareng si pacar. Udah gak jomblo lagi kayak kalian.

Lucas bilang dia jemput jam 06.30. Karna gue bangun agak cepetan, jadi sarapannya nasi goreng racikan sendiri. Sekalian buatin untuk bayi gede.

Sebenarnya ini kali kedua gue buat nasi goreng, yang pertama failed. Waktu itu gue ngasih minyak kebanyakan. Trus gue kasih Ari dan dia ngambek 2 minggu. Gak mau anterin gue sekolah.

Sekarang gue sedikit yakin gak failed lagi karna kemarin udah liat tutorialnya di MeTube.

Gue mulai acak-acak dapur. Sambil masak, gue bicara sendiri seperti yang MeTube praktekin kemarin.

"Baik permisah, jadi vlog hari ini tentang bagaimana cara memasak nasi goreng dengan baik dan benar. Rasanya? Tanpa jaminan karna ini kali kedua saya memasaknya," jelas gue panjang×tinggi.

Tak terasa waktu yang dihabiskan untuk masak nasi goreng 30 menit. Tentu saja karna gue masak banyak untuk sekeluarga. Sekali-kali menjadi wanita yang sebenarnya.

Ternyata rakyat kebo sudah bangun dari alam mimpinya dan berkumpul di meja makan.

"Morning Ayah, Bunda, dan Ari! Zya barusan masak nasi goreng buat kalian," sapa gue menyapa rakyat kebo.

Mereka hanya diam dan gue tatap mereka satu persatu. Tatapan gue berhenti pada Ari. Tampaklah diwajahnya yang sangat tampan ini menjadi seburik-buriknya. Apa dia masih trauma dengan masakan gue?

"Tenang, Ri. Gue udah nonton MeTube kok," kata gue sambil mengulas senyum.

Dia hanya menelan salivanya kasar.

Kamipun makan dengan khidmat bak upacara Senin.

Ayah nepuk pundak gue dan tentunya gue kaget. Untung latahnya gak kambuh.

"Ini masakan kamu yang PAALIING wenak, Dek. Serius ayah gak bohong!" puji ayah yang terdengar lebay. Padahal cuma nasi goreng plus telor ceplok.

Gue lihat ke piring Ari, nasinya masih utuh. "Ri, masih phobia sama masakan gue?"

"Cobain dulu gih, Bang. Beneran enak...dari biasanya," ajak Bunda.

Bundanya aja manggil bang sama anaknya. Lah, adiknya manggil nama doang:') -author syantiq

Tampak dari raut wajah Ari, kayaknya dia udah gak phobia lagi sama masakan gue.

Bel rumah berbunyi. "Dek, bukain pintu gih," suruh Bunda dan gue bergegas ke pintu utama.

Gue buka pintu dan seseorang yang tekan bel tadi tersenyum dan berucap, "Assalamualaikum, Pacar."

Gue be like :

Masih pagi udah dikerdusin

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Masih pagi udah dikerdusin. "Waalaikumsalam," ketus gue.

"Lah? Lagi dapet?" tanya Lucas polos.

"Bentar, ambil tas dulu." Gue berlari ke dalam untuk mengambil tas dan nasi goreng untuk Lucas.

"Yah, Bun, adek pergi dulu. Bye assalamualaikum," ucap gue sambil saliman dan pergi begitu saja.

"Gak diantar?" teriak Bunda.

"PERGI SAMA TEMEN," balas gue.

Di motor

"Katanya jemput jam 06.30," kata gue membuka suara.

Yang diajak ngobrol cuma diam.

"KAK!" teriak gue sambil nepuk bahunya keras. Dia lirik ke spion sekilas sambil menarik alis kirinya.

"Kok jemputnya cepetan?" tanya gue ulang.

"APA? CEPETAN BAWA MOTORNYA?" balasnya.

"Goblok," gumam gue.

"LAMBE!"

"Anjir giliran gue hardik malah nyaut."

"SI HADI TAU MAUTNYA KAPAN? PASTI SEKARANG DIA NGUMPULIN PAHALA SEBANYAK MUNGKIN!"

Gue menghela nafas kasar. Sia-sia berbicara di motor, buang tenaga saja.

Di sekolah

"Gimana nih, Kak? Nanti gosipnya makin menjadi," lirih gue karna takut jadi bahan bullyan.

Dia hanya tersenyum tenang. Ini kali pertama gue lihat dia senyum di sekolah.

"Aku antar kamu ya," katanya sambil tersenyum. Lama-lama gue menyublim nih.

"Sa ae curut! Kan kelas kita sebelahan."

"Aku anterin kamu sampe landing di kursi."

"Dih anjay. Kirain aku pesawat?"

Tak terasa kami sudah berada di depan kelas gue.

Kami masuk ke kelas. "Lah? Katanya anter aku sampai landing doang?" tanya gue sambil menekan kata landing.

"Lihat sekeliling kelas," perintahnya.
Gue lihat sekeliling gak ada siapa-siapa, cuma kami berdua.

"Kalo aku pergi, trus kamu sendirian disini. Emang gak takut?" Reflek tangan gue meninju dadanya. "Emang aku anak kecil?"

"Kamu gak tau cerita sekolah ini?"

🍓🍓🍓

Trimakasyi jejaknya readers! :)
Lupyu💛💛

Continue

.

.

.

LUZYA Onde as histórias ganham vida. Descobre agora