19

208 45 131
                                    

"Kadang kita harus memilih bukan karna menginginkan pilihan tersebut, namun karna ingin keadaan membaik."

Happy Reading-!💛

🍓🍓🍓

Tak terasa sekarang sudah hari Minggu. Zya ingin memberikan jawaban pada Lucas melalui chat. Tidak berani menemui si empu sejak insiden kemarin.

Padahal dia sudah terlanjur cinta pada Lucas, sama sekali tidak memiliki niatan untuk selingkuh. Apalagi pada orang yang baru ia temui.

Terlintas ide di benaknya untuk chat Dio. Saat mereka pulang bersama, Zya dan Dio sempat bertukaran line. Mana tau suatu saat salah satu dari mereka butuh tempat curhat dan solusi, dan ternyata benar Zya sangat butuh solusi saat ini.

Final, Zya mengajak Dio ketemuan di Taman bukan Kafe. Kafe bukanlah lokasi yang tepat untuk bertemu dengan Dio. Jadi, mereka bertemu di Taman tempat pertama kali bertemu.

Sembari menunggu Dio, Zya memilih untuk nyemil telur gulung. Karna sedari tadi baunya sangat menggoda. Zya memang lebih cepat datang karna dia gabut di rumah.

Sambil makan telur gulung, Zya berulang kali melihat roomchatnya dengan Lucas. Saat ini dia online, tapi gak ada niat untuk chat Zya. Zya sangat rindu dengan sosok Lucas. Setidaknya bisa chat via line.

Tak sadar karna asik melamun, sosok yang ditunggu telah berdiri di samping Zya.

"Mikirin apa?" tanya Dio dengan tatapan datar.

Bukannya menggubris pertanyaan Dio, Zya malah menyuruh Dio duduk di sebelahnya dengan kikuk.

"Kamu udah lama nunggu? Apa saya telat?" 

"Lo gak telat, Kak. Gue sengaja datang lebih cepat." Dio hanya mengangguk paham.

Keadaan kembali hening. "Jadi kamu mau bilang apa?

~~~

Zya pulang ke rumah dengan keadaan lesu. Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.

Kenapa dalam hidup ini harus banyak pilihan? 

Kenapa dia membuat pilihan?

Apakah dia siap menerima jawaban dari suatu pilihan?

Zya membuang pikiran itu jauh-jauh. Alangkah baik dia memberi jawaban pada Lucas. 

"Lucu juga, dulu gue dikasih pilihan jadi pacar atau sepupunya. Sekarang dikasih pilihan break atau lanjut," gumam Zya sambil tersenyum getir.

Solusi yang Zya dapat dari hasil diskusinya dengan Dio adalah...break. Awalnya Zya nolak karna dia ingin baikan dengan Lucas seperti dulu, tapi alasan dari Dio masuk akal. 

"Redakan emosi Lucas dulu. Biarkan dia memikirkan apa yang seharusnya ia pikirkan. Biarkan dia lakukan apa yang akan ia lakukan. Kamu pasti menginginkan keadaan membaik bukan? Dia membuat pilihan itu pasti siap menerima jawaban dari kamu."

Zya seolah paham apa yang dimaksud Dio. Sekarang yang harus ia lakukan, memberikan jawaban ke Lucas. Tanpa ragu, Zya membuka roomchatnya dengan Lucas.

BigBaby💛

By (delete) |

Bolehkah aku menjawabnya sekarang?

|iya

Kita...break dulu aja|

Tak ada balasan, padahal dia masih online.

~~~

Lucas gelisah sendiri di rumah. Berkali-kali dia meneguk air putih hingga tak sadar sudah empat gelas.

Dia masih setia buka aplikasi line menunggu jawaban Zya. Sebenarnya dia sendiri takut jika Zya memilih break.

Line!

Ya, itu pesan dari Zya. Dia menanyakan apakah dia boleh menjawab.

Karna tak mau berlama-lama Lucas langsung menjawab 'iya'.

Jawaban tak sesuai dengan ekspetasi Lucas. Dia berharap gadisnya menjawab lanjut tapi malah sebaliknya.

Itulah keadaan sekarang, bingung akan masalahnya.

Mereka terlarut dalam masalah. Sebagian besar ini adalah gengsi. Gengsi menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka.

Author pov end

🍓🍓🍓

Ada yang kangen LUZYA?ᕕ(ಥʖ̯ಥ)ᕗ

Ada yang kangen LUZYA?ᕕ(ಥʖ̯ಥ)ᕗ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Makasi jejaknya<3

Maafkan kesalahan dan typo yang berserakan:)
Lopyu💛

Continue

.

.

.

LUZYA Where stories live. Discover now