17

221 47 127
                                    

"Mencapai kedamaian membutuhkan inisiatif dari seseorang."

Happy Reading-! 💛

🍓🍓🍓

Author pov

Sudah tiga hari lamanya mereka saling diam-diaman. Tanpa mengirim foto, telpon, bahkan chat pun tidak ada.

Namun setelah kejadian itu, Lucas minta maaf bahkan sampai spam chat dan tidak ada lagi. Hanya itu saja.

Pulang Sekolah

"Zya, lo udah izin pulang telat kan?" tanya Daya.

Yang ditanya hanya mengangguk sembari mengulas senyum.

Daya prihatin atas insiden 3 hari lalu yang menimpa sahabatnya. Katakanlah lebay, tapi dia dibentak lelaki yang ia sayangi.

"Udah dong jangan sedih lagi, nular nih," kata Daya sambil mengusap bahu sahabatnya.

"Ayo pergi! Gue kangen ke kafe nih," ucap Zya sembari menarik tangan Daya.

Daya melepaskannya, "Ah, maaf Zya tapi gue bareng Kak Bara."

"Jadi gue pergi sendiri? Tumben lo tega sama gue," kata Zya dengan mata yang berbinar.

Percayalah, mata itu hanya untuk merayu hingga melemahkan lawan bicara.

Karna Daya tak tega, ia menyuruh Zya bonceng dengan Kak Alfa. Mumpung Alfa free.

Di sisi lain

"Bhin, lo mau kan ke kafe yang gue bilang kemarin?" tanya Alfa antusias.

Lucas hanya mendelik menatap Alfa beberapa detik lalu kembali menatap lurus ke depan dan berdiri.

"Emang penting, ya? Gue lagi males keluyuran," jawabnya datar.

Alfa ikut berdiri. "Penting, demi masa depan eak."

Lucas berjalan ke luar kelas dan disusuli Alfa yang berteriak.

"Eh mau kemana lo?" teriak Alfa.

Lucas membalikkan tubuhnya dengan tatapan datar. "Mau minum neo coffe," sahutnya dan pergi begitu saja.

"Yes, step pertama sukses!"

Alfa baru teringat sesuatu. "DI TEMPAT BIASA, BHIN. JANGAN LUPA," teriak Alfa. Lucas mengacungkan jempolnya sambil berjalan dan tampak dari jendela kelas.

~~~

"Kak, bisa cepetan dikit gak bawa motornya?" tanya Zya yang mulai bosan karna Alfa membawa motor amatlah pelan.

"Sebagai cowo gue harus menjaga wanita, termasuk lo, Bocah!" balas Alfa diselingi dengan tertawa renyah.

Zya menoyor helm Alfa. "Yeu gue udah gede gini masih dibilang bocah? Lo liat pake apa? Mata kaki?" ketus Zya tak terima dibilang bocah.

Di Kafe

Alfa membuka helmnya begitu pula dengan Zya.

"Lo duluan aja ya? Duduk di dekat jendela sebelah sana," ucap Alfa sembari menunjuk tempat yang ia maksud.

"Lah, lo ke—"

"Gue ke toilet bentar, kebelet nih." Tanpa menunggu respon Zya, Alfa sudah lari ke toilet.

Dengan pasrah Zya berjalan ke tempat duduk yang Alfa katakan tadi. Berjalan gontai bagaikan manusia yang lelah akan kehidupannya.

Sampai di tempat duduk...

"Loh? Lucas?" Spontan ia melontarkan nama yang tak ingin ia sebut.

Yang namanya merasa terpanggil pun menoleh dan langsung berdiri.

"Kok kamu yang ke sini?"

"A-aku ke sini mau ketemu sama Daya kok. Katanya suruh aku nunggu di sini," jawab Zya lumayan gagap.

"Yaudah, kamu tunggu di sini. Aku pindah meja lain," kata Lucas sembari mengambil tasnya.

Zya menahan Lucas, "Ja-jangan pindah."

Lucas menaikkan alis kirinya seolah bertanya.

Zya menunduk dan memegang jari tangannya. "Temani aku di sini."

🍓🍓🍓

Trimakasyi jejaknya readers! :)
Lupyu💛💛

Continue

.

.

.

LUZYA Where stories live. Discover now