[REVISI] True or False?

Start from the beginning
                                    

Reygan menatap malas Mamanya. "Mama apaan sih," katanya.

Jennie duduk diikuti Sera, sambil memegang tangan Jennie. "Mama mau minum apa? Biar Jennie aja yang bikin."

"Nanti aja deh, Mama bisa ambil sendiri. Lagian, Mama kan nggak males, walaupun dah tua. Ini yang muda, malah males, hidup enggan mati tak mau."

Reygan tersenyum paksa ke arah Mamanya yang sepertinya menyindirnya.

Jennie tertawa. "Mama udah sarapan belum? Sarapan bareng disini aja Ma, Jennie masakin."

"Aduh, mantu idaman. Kapan-kapan, Mama ajak ke temen arisan mau nggak. Sekali-kali Mama pamerin kamu ke mereka. Emangnya, mereka aja yang bisa pamer." kata Sera sambil mengelus rambut Jennie yang panjang.

"Eits! Ma, Reygan nggak kasih ijin. Big No! Emangnya istri Reygan apaan dipamerin gitu."

Jennie terkekeh geli. "Kan, aku nggak ada temen, ngikut Mama nggak papa kali."

Reygan berdecak. "Nggak usah macem-macem ya sayang. Udah dirumah aja, lagian mau-maunya main sama ibu-ibu."

Sera melotot. "Heh! Enak aja ngomong."

"Nggak papa Jen, kalau mau ikut Mama, abisnya Mama tuh suka gemes, mereka suka bawa mantu. Masa Mama belum pernah."

Jennie mengangguk. "Iya, Mama ajak Jennie aja. Jennie siap sedia."

Sera tersenyum manis. "Baiknya kamu."

"Udah deh, nggak usah ikutin Mama, mending selesain kuliah biar cepet lulus, nanti aku kurung, aku kekepin dirumah."

Jennie tergelak. "Ada-ada aja."

Sera mencibir, "Gan, mending kamu sikat gigi deh, mandi sekalian sana. Muka udah anyep gitu,"

Reygan mencibir Sera yang hobi sekali menyindirnya. "Aku mandi dulu ya sayang."

Jennie mengangguk. "Bajunya udah aku siapin ya Mas."

Reygan mencium kening Jennie. "Hadiah dari aku, untuk istriku yang manis."

"Belum gosok gigi main cium. Kena virus itu Jen, kening kamu." kata Sera santai, sambil membuka majalah di meja.

Jennie tertawa kecil. "Udah mandi sana." saat Reygan mengusap rambutnya.

*****

Reygan menuruni tangga setelah mandi memakan waktu lima belas menit, lalu berdiri di pembatas tangga, menatap Jennie yang sedang memasak bersama Ibunya.

Pemandangan ini dejavu saat pertama kali Jennie main kerumahnya, tapi kali ini Reygan betah melihatnya, memandanginya, menatap cara wanita itu berbicara, tertawa bahkan saat serius memasak.

Kemeja putih milik Reygan, dan celana legging hitam yang melekat di kaki jenjangnya, menambah kesan seksi di mata Reygan, belum lagi rambut cepol yang tidak beraturan itu, seakan mengingatkan Reygan pada aktifitas malam yang panas di atas ranjang bersama Jennie.

"Astaga Mas! Ngagetin." kata Jennie saat berbalik, untung nasi goreng diatas piring tidak jatuh.

Reygan terkekeh. "Sini sini biar aku bantuin."

"Dulu bantuin Mama aja nggak pernah, sejak kapan deh kamu familiar sama dapur gini Gan."

Reygan berjalan, mengambil garpu dan sendok, "Kan dulu Ma, sekarang udah nggak."

Jennie mengisi air putih ke gelas, "Eh iya Ma, Papa kemana?"

"Ke Amerika, seminggu ini."

"Cieee Mamaku tidur sendirian. Kasian." celetuk Reygan.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now