"Apa dia sudah melamarmu?"

"Dia?"  

"Sasori,"

"Ya, tapi aku belum menjawabnya." Ucap Sakura, seketika Sasuke langsung memalingkan wajahnya. "Bukan itu yang membuatku ragu tentang permintaan mu, bukan karena dia, tapi karena diriku sendiri, aku sudah pernah mengatakan itu padamu. Aku yang trauma, aku yang tidak yakin mampu membangun rumah tangga lagi." Sakura menangkup pipi Sasuke dengan salah satu tangannya. "Tidak baik terlalu terburu-buru."

"Lalu bagaimana kau menyikapinya, kau tidak mencintainya Sakura. Jangan membohongi dirimu sendiri, kau juga membohonginya. " Sakura tau dia sudah berniat untuk jujur pada Sasori bahwa hatinya masih mencintai Sasuke, bahkan sejak dulu dan sampai sekarang. Bahkan saat Sasori selalu ada untuknya, saat Sasori terus berusaha untuk merubah hatinya. Hatinya tidak akan pernah bisa berubah.

"Aku akan bicara padanya, aku sedang mencari moment." Sasuke menatap Sakura, masih dengan ekspresi kecewa dan ada campuran kekesalan. "Jadi apa kau masih akan terus cemberut begini? "

"Kau hanya mengatakan belum memberiku bukti nyata." Sakura berjinjit dan mencium Sasuke, hanya kecupan singkat, dia tidak mau memancing singa kelaparan. "Aku bukan belia yang akan meluluh setelah diberi kecupan. Aku tunggu Sasori mengamuk padaku, karena telah merebutmu kembali." Sasuke melepaskan pelukannya, dia mendengar suara air dari kamar mandi berhenti, beberapa detik setelahnya suara pintu terbuka dan anaknya keluar dengan balutan handuk pink kebesaran. Melihat ke arah dapur sebentar, lalu melesat masuk kamar. 

"Gara-gara kau, aku belum melakukan apa-apa."

"Dia saja yang mandi terlalu cepat." 

Sakura melanjutkan mengupas wortelnya dan memotongnya menjadi dadu kecil-kecil. "Apa acaramu hari ini?"

"Aku mau ke pemakaman Lusi, karena besok dia sudah akan dikremasi."

"Siapa Lusi."

"Anak yang meningal di meja operasiku waktu itu."

"Oh anak yang kau bunuh_" Sasuke terkejut saat suara pisau yang menghantam keras papan tatakan. 

"Mau bernasip sama seperti wortel ini?" Ucap Sakura sambil menunjukan pisau kearah Sasuke. 

"Wohh, tenang buk tenang." Sasuke mundur beberapa langkah, hanya untuk mendramatisir ancaman Sakura. "Aku temani."

"Hah untuk apa aku bisa sendiri."

"Ya aku tau, tapi aku mau menemanimu." 

Sakura menyipitkan matanya memandang Sasuke. Dia tau lelaki itu hanya ingin memastikan kejadian kemarin tidak akan terjadi lagi. "Baiklah, tapi sebaiknya kau tidur dulu. Matamu memerah. "

"Oke, bangunkan aku." Sasuke mendekati Sakura lagi dan mengecup singkat bibir sexy Sakura. "Dengan cara yang sexy." 

Sakura menyikut Sasuke saat melihat Sarada keluar dari kamar. 

"Ma, mana hair dryer-nya?" 

"Di meja rias sayang, di laci bawahnya." Sasuke ikut masuk ke kamar bersama Sarada. Merasa Sakura benar dia harus tidur untuk menghilangkan kantuknya. Sebelum itu dia menghubungi Suigetsu untuk menjemput Sarada dan sekaligus mengambil berkas.

Sakura mengecup kening Sarada saat Suigetsu datang menjemput, dan mengambil berkas-berkas untuk membebaskan Karin. Dia langsung masuk kamar, masih jam 6.30, dia bisa sejenak tidur. 

Pelan dia merebahkan diri di samping Sasuke yang sudah pulas, bahkan mendengkur lirih. Berusaha untuk tidak menimbulkan gerakan yang mengagetkan dia meletakan lengan Sasuke, dan dia tidur sambil memeluk Sasuke.

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedWhere stories live. Discover now