PP-36

6.2K 244 17
                                    

*****

Dor dor dor!!

Rillian terus menggedor pintu kamar Nadira yang terkunci dari dalam. Sejak semalam, gadis itu tidak makan malam. Mau tidak mau Rillian tentu merasa cemas. Dia berpikir jika mereka harus bicara. Apa masalah Nadira?!

"Dira! Buka pintunya sebelum kesabaranku habis!" Seru Rillian untuk yang kesekian kalinya.

Namun yang di dapat Rillian cuma hening. Pintu tidak terbuka. Nadira juga tidak menjawab.

"Ck! Kalau sampai hitungan kedua kamu tidak juga buka, aku dobrak pintu keparat ini!" Ancam Rillian serius. Oh, dia akan melakukan itu.

Masih hening dari dalam. Rillian mulai tidak sabar. Jika terjadi apa-apa pada Nadira, bagaimana? Ujung-ujungnya dia juga yang repot!

"Satu...! Satu setengah...! Du--"

Pintu terbuka.

Rillian diam.

Nadira mendelik dengan ekspresi paling ganas yang pernah dia lakukan selama hidup.

"Apa?" Ketus Nadira.

Rillian mendesah, "apa yang kamu lakukan di dalam? Apa kamu tidak lapar? Makan, aku sudah beli makanan tadi."

Nadira melengos, "aku tidak mau makan."

"Apa?" Tanya Rillian tidak habis pikir.

Nadira menatap pria di depannya. Entahlah, sejak kemarin sore, hatinya kacau. Apalagi karena kedatangan gadis bernama Ayla atau Alya itu! Oke, Rillian pernah mengaku punya kekasih ketika mereka baru menikah. Tapi selama ini pria itu tidak pernah menunjukkannya. Di tambah mbok Narti juga menyangkal hal itu.

Lalu mendadak pacar Rillian datang?!

Rillian melipat kedua tangannya di depan dada, memasang wajah datar yang selalu menjadi andalan pria itu.

"Kamu yakin tidak akan mati kelaparan?" Tanyanya dengan alis terangkat.

Nadira mendesah, kesal. "Pergi saja makan dengan pacarmu itu!" Serunya dan kembali masuk kamar, mengunci pintu.

Rillian menganga, "pacar?" Ulangnya tidak mengerti.

Ah, apa yang dia maksud adalah Alya? Pikir Rillian kemudian.

*****

Nadilla makan dalam diam. Dia tidak selera. Namun dia terpaksa, demi anak yang ada di kandungannya. Siang tadi dia memeriksakan kandungan ke bidan dan di perintahkan untuk makan yang banyak. Karena belakangan ini Nadilla memang tidak selera makan. Bukan cuma karena kehamilan yang membuat nafsu makannya berkurang. Tapi juga masalah kehidupan rumah tangganya. Dia tidak pernah menyangka jika Dirly akan berubah sedrastis itu.

Pria itu menjadi tidak peduli dan terkesan mengabaikan keberadaan Nadilla di rumah. Membuat Nadilla...stres.

Belum lagi kenyataan jika ada kehadiran mantan pacar di antara mereka. Di tambah, Dirly yang seolah membiarkan hal itu terjadi. Nadilla takut, jika suatu hari nanti Dirly akan meninggalkannya.

Nadilla menggeleng, matanya mulai terasa panas, namun dia terus makan. Bertekad menghabiskan makanan yang ada di piringnya. Meskipun sudah beberapa hari ini dia selalu makan sendiri.

Pintu terbuka tepat ketika Nadilla menyelesaikan makan malamnya.

Dirly pulang. Pria itu sibuk melepaskan sepatu juga jasnya yang Nadilla yakini pasti pemberian...Tiara.

"Kamu mau makan?" Tanya Nadilla, yang belakangan ini berusaha menekan perasaannya.

Dirly menggeleng, "aku sudah makan di luar. Aku capek, mau istirahat," ujarnya dan melenggang meninggalkan Nadilla.

Pengantin PenggantiWhere stories live. Discover now