PP-35

6.5K 238 8
                                    

*****

"Mulai hari ini aku kerja di PT. Yudhistira."

Nadilla diam saja ketika Dirly mengatakan itu. Dia cuma menatap sang suami yang tengah bersiap-siap dengan kemeja biru terbaik yang dia miliki. Entahlah, wanita itu merasakan sebuah firasat tidak baik tentang ini. Tapi dia tetap diam. Nadilla bahkan tidak bertanya darimana datangnya sepatu mahal yang saat ini tengah Dirly pakai.

"Nah, aku berangkat," kata Dirly saat semuanya sudah siap. Dia sudah mencek semua yang harus di bawa agar tidak ada yang tertinggal.

"Kamu..."

Ucapan Nadilla terjeda karena saat ini pintu kontrakan terketuk. Dua sejoli itu saling pandang beberapa saat sebelum Dirly memutuskan membuka pintu.

Pria itu mengerjap beberapa kali melihat sosok yang berdiri di depannya dengan senyuman lebar mengembang.

"Hai."

Nadilla mendekat, memandang gadis yang tengah tersenyum manis pada suaminya itu dengan kening berkerut. Dia tidak mengenal gadis itu.

"Ehn...Dilla, dia..." Dirly tergagap.

"Hai, aku Tiara. Salam kenal," Tiara mengulurkan tangannya pada Nadilla, mengabaikan delikan tajam yang di layangkan Dirly.

Nadilla memandang antara Dirly dan Tiara bergantian. Dia pernah mendengar nama itu. Tentu saja. Tiara adalah mantan pacar Dirly.

Mau apa?

Tiara mengangkat bahu dan menurunkan tangan yang tidak di sambut oleh Nadilla. Bersikap biasa saja, dia menatap Dirly, "kamu sudah siap?" Tanyanya antusias.

Dirly mengangguk, "sudah dan tidak ada yang tertinggal."

Tiara mengangguk, mengambil ransel milik Dirly dan memandang Nadilla dengan tatapan meremehkan, "boleh kan Dirly pergi bersamaku?" Katanya.

Dirly menatap Nadilla. Menunggu istrinya itu mengatakan sesuatu. Dia tahu jika ini salah. Tapi, dia juga harus melakukan ini.

"Hei!" Tegur Tiara setengah jengkel.

Nadilla menatap Dirly, "kamu mau pergi dengannya?" Dia bertanya dengan suara lirih, tidak rela.

Dirly menghela nafas, "ya. Aku bekerja di perusahaan ayahnya Tiara."

Nadilla membelalak tak percaya. Bagaimana bisa Dirly bekerja di perusahaan milik mantan pacarnya?! Ada apa dengan semua ini?! Nadilla benar-benar tidak habis pikir.

"Aku pergi. Tidak usah menungguku untuk makan malam," ujar Dirly, dia mengangguk pada Tiara, mengajak gadis itu pergi dari sana.

Tentu saja Tiara menyambut dengan senang hati. Dan lancangnya, gadis itu juga menggandeng tangan Dirly bahkan di depan Nadilla.

Nadilla menekan dadanya yang terasa sakit sementara tangan yang lain mengusap perutnya, "Sayang, kenapa papamu bisa berbuat seperti ini di depan Mama, Nak?" Bisiknya sakit hati.

*****

Nadira menatap Rillian yang tengah berbaring santai di sofa. Sibuk dengan ponsel. Sementara televisi di ruangan itu juga menayangkan reality show yang tidak di perhatikan dua orang di sana.

Nadira berdehem, "kamu...sudah sehat?" Tidak tahu kenapa dia malah bertanya hal itu.

Rillian menatapnya, "iya aku sudah sehat."

Nadira mengangguk, menyadari mata tajam Rillian masih memperhatikannya, Nadira berpura-pura sibuk menonton televisi. Meskipun jantungnya mulai kebat-kebit tidak jelas.

Pengantin PenggantiOnde as histórias ganham vida. Descobre agora