CHAPTER 21

9.2K 1.1K 784
                                    

•Jangan lupa click play multimedia di atas, sebagai sound pendukung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jangan lupa click play multimedia di atas, sebagai sound pendukung.
Maaf jika terdapat banyak typo.
Happy Reading ❤

Chapter 21

        Taehyung berusaha membuka matanya di kala ponsel Jisoo yang berada di atas nakas terus berdering, mengharuskan dia bangun dari tidur nyenyaknya.

Tangannya meraba nakas tersebut untuk mengamit benda tipis yang terus berdering itu, matanya menyipit tajam ketika ponsel Jisoo sudah berada di genggamannya.

Dia mencoba melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut. Tiba-tiba Taehyung berdecih kesal ketika mendapati nama Seokjin yang tertera di layar.

Tanpa babibu, dia langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Sooya, kapan kau akan melamar kerja di butik sepupuku? Dia menanyaimu terus sejak kemarin."

Di sebrang sana Seokjin bicara tanpa berbasa-basi lagi, dan perkataan yang Seokjin lontarkan membuat Taehyung mengernyit heran.

Jisoo akan bekerja di butik sepupunya Seokjin? Taehyung tidak tau apa-apa, bahkan sang gadis tidak pernah bercerita.

"Sooya, kau mendengarku?"

Taehyung menggertakkan giginya kesal, beralih menatap Jisoo yang masih tertidur pulas di sampingnya.

"Apa?"

Terdengar umpatan kaget di sebrang sana ketika Taehyung membuka suara.

"Maaf, bukankah ini nomornya Jisoo?"

"Iya benar."

"Ta-tapi kenapa suara laki-laki? Apa ini pamannya?"

Sialan, apakah Taehyung di anggap pria paruh baya? Suaranya jelas sexy begini, bagaimana bisa dia menyamakan dengan pamannya Jisoo yang sudah cukup berumur itu.

"Ada perlu apa? Ini aku Taehyung."

Taehyung bisa tau ketika Seokjin lama terdiam di sebrang sana, pasti lelaki itu mematung karena syok terapi yang Taehyung berikan.

"Taehyung-ssi, kau sudah bersama Jisoo sepagi ini? Ah, dimana Jisoo? Ada yang ingin ku bicarakan."

Taehyung melirik jam dinding tepat di depan matanya, sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Tidak terlalu pagi kok, kenapa dia sensi sekali.

Taehyung berdecak sebelum menjawab, "Jisoo tidak ingin bicara denganmu, perihal pekerjaan yang kau tawarkan untuk Jisoo itu maaf dia sudah aku pekerjakan di kantorku. Lebih baik kau berhenti untuk mengusiknya."

Hembusan nafas berat terdengar di sebrang sana, "Tapi waktu itu Jisoo sangat senang menerima tawaranku. Kau tidak ada hubungannya untuk melarang dia bukan?" suara Seokjin terdengar lebih menantang dari sebelumnya.

Winter Bear [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now