CHAPTER 18

8.6K 1.1K 676
                                    

•Jangan lupa click multimedia di atas sebagai sound pendukung

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Jangan lupa click multimedia di atas sebagai sound pendukung.
Maaf jika terdapat banyak typo.
Happy Reading 💜

Chapter 18

          Dalam gedung besar Asan Medical Center, di salah satu ruangan VVIP taehyung merenung di kursi samping bed rest tempat Jisoo bebaring lengkap dengan selang infus di lengan kiri gadis itu.

Jisoo belum sadarkan diri meskipun sudah di bawa ke rumah sakit. Untungnya dokter yang memeriksa keadaan Jisoo meyakinkan Taehyung bahwa dia akan baik-baik saja. Cairan infus yang diberikan juga berupa infus dextrose, guna menambah nutrisi dalam tubuh Jisoo meskipun dia belum mengisi perutnya dengan makanan dari siang.

Taehyung meraih lengan kanan Jisoo yang sangat pucat.

"Maaf, maaf, dan maaf bear."

Tes.

Setitik airmata dari mata sendu Taehyung tepat jatuh di telapak tangan sang gadis. Dia amat menyesali atas perbuatannya. Sebenarnya hal ini bukan sepenuhnya atas kebodohan Taehyung yang lupa diri ketika menemani Yerin di rumah sakit tadi.

Tapi ketika dia ingin membalas pesan dari Jisoo, selalu ada hal yang mengurungkan niatnya. Pertama, dokter mengajaknya bicara perihal kondisi kesehatan Ye Ra, ibu dari Yerin. Kedua, ketika dia ingin pergi ke Universitas Seoul, Taehyung di hadapi dengan kondisi Yerin yang kurang baik. Lantaran wanita itu jatuh pingsan begitu saja, penyebabnya karena terlalu stress dan takut akan kondisi ibunya serta dia tidak nafsu untuk makan seharian.

Tapi bukankah Jisoo juga sama? Bahkan wanita itu lebih parah dari apa yang Yerin alami. Coba kita berfikir, ibunda dari Yerin si Jung Ye Ra masih bisa di selamatkan oleh dokter yang sigap menanganinya. Bagaimana dengan Jisoo? Sendirian di area kampus, menahan rasa laparnya sendirian.

Kalau saja Taehyung tidak datang kemarin, mungkin bisa-bisa Jisoo lebih parah dari keadaan sekarang. Mengancam nyawanya, mungkin bisa sampai kesitu.

"Aku bodoh bear, aku mengira kau tidak akan menunggu sampai selarut ini." lirihnya, beberapa kali airmatanya menetes membuat telapak tangan Jisoo basah olehnya.

Iya, Taehyung memang bodoh. Berfikiran pendek kalau Jisoo tidak akan menunggunya datang? Sudah dari orok kalian kenal, tapi kenapa bisa Taehyung menafsirkan semuanya dengan enteng?

Kalau bukan Jimin yang menelpon menanyakan kabar Jisoo dan menanyakan melakukan hal apa saja di hari kelulusan gadis itu, sepertinya Taehyung benar-benar mengahantarkan Jisoo pada mautnya.

"Bear, aku tidak tau harus bagaimana menghadapimu ketika kau bangun kelak. Aku takut kau akan menjauhiku dan pergi dari sisiku karena ulahku yang sangat bodoh ini. Kurasa, maaf saja tidak cukup. Aku sangat menyesal bear."

Winter Bear [TELAH TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat