UR28 || CEROBOH

984 70 65
                                    




HAPPY READING💙

MITA melangkahkan kakinya ke perkarangan rumahnya, dia baru saja sampai di rumahnya dengan menaik taxi, Hari ini mungkin akan menjadi hari yang sangat menyebalkan. bukan akan tetapi memang sudah menjadi hari menyebalkan baginya, setelah Kevin tidak bisa  mengantarnya pulang. Dan kehadiran Gevin yang secara tiba-tiba.

Tidak sedikit tentangnya dengan Gevin yang masih dia ingat, apa lagi saat itu. Yang samapai sekarang masa yang paling Mita tahu seperti apa Gevin.

Mita berusahan menyingkirkan pemikirannya, melupakan mungkin lebih baik baginya. Mita terus mengayunkan Kakinya hingga tepat di pintu utama rumahnya.

Mita mengegam Knop pintu lalu membukanya, sepi itulah keadaan rumahnya sekarang.

Mita masuk lalu menaiki tangga dan berjalan ke arah kamarnya, dia sangat lelah hari ini. Apa lagi setelah kejadian pulang sekolah tadi.

Setelah masuk ke dalam kamar, Mita menghempaskan tubuhnya ke tempat tidurnya.

***

Di lain sisi, Renaldi mendribble bola terus menerus hingga akhirnya dia memasukan bola ke dalam Ring.

Shooting yang dilakukan Renaldi tidak meleset sama sekali, tetapi permaianan yang di lakukan Renaldi yang terus menerus menguasai bola membuat teman-temannya merasa sangat aneh. Sebelumnya Renaldi tidak pernah sekali seperti ini.

Pritt...

Pak Engra—pelatih basket---meniup peluitnya, beliau merasa heran kesemangatan Renaldi. Bukan-bukan semangat melainkan ini seperti dia sedang melampiaskan amarahnya.

Terdengar suara sorakan para siswi yang sedang menonton di tribun sangat keras yang membuat para anggota pemain basket itu menoleh secara Refleks. Dapat dilihat Tribun yang awalnya sepi sekarang sangat ramai, Pak Engra yang melihat itu pun mengelengkan kepalanya samar.

"Istirahat dulu," Ucap Pak Engra.

Pak Engra yang umurnya terbilang masih sangat lah muda itu menghampiri Renaldi yang sudah terduduk di pinggir lapangan, yang sudah tersedia bangku.

Dapat dilihat, Renaldi yang hanya melamun sambil memegang botol minumnya tanpa meminum air yang berada di dalam botol itu.

"Renaldi," Panggil Pak Engra pada Renaldi.

Renaldi menoleh tanpa menjawab Pak Engra dan memperhatikan Pak Engra yang mulai duduk di sampingnya, Pak Engra sudah tahu dengan sikap muridnya ini, jadi dia mewajarinya.

"Kamu ada masalah?"

Renaldi bukannya menjawab , melainkan langsung bangkit dari duduknya lalu pergi.

"KAMU KALAU TERUS SEPERTI ITU, SAYA AKAN KELUARKAN KAMU DARI TIM INTI."

Semua yang berada di lapangan dapat mendengar teriakan yang diucapkan oleh Pak Engra, semua pun tahu Pak Engra tidak akan pernah main-main dengan ucapannya, walapun itu Renaldi sekaligus.

Dan Pak Engra tidak pernah marah Tanpa alasan, sudah sangat jelas dengan Renaldi yang tidak bisa menahan emosiaonalnya ketika di lapangan dan terus-terus menguasai bola membuat semuanya geram termasuk Pak Engra.

Pak Engra memang baik. tapi ingatlah, orang baik dan diam ketika marah akan lebih menyeramkan. Mungkin Pak Engra bisa dikatakan seperti itu pun.

Bohong jika Renaldi tidak mendengar teriakan pelatihnya itu,  tetapi bukannya kembali Renaldi malahan berusaha acuh dan meneruskan langkahnya.

***

"Iya, tadi si Agra bawa temen-temennya gitu datang ke halte. Terus ada cowok yang ganteng nya sebelas dua belas lah yah sama Renaldi deketin Mita, siapa ya namanya Ge..., Gev...."

UNTUK RENALDI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang