PROLOG

10.7K 579 381
                                    

Holaaaaa



HAPPY READING💙

Seorang gadis terduduk dengan wajah yang terlihat seperti sedang bingung di belakang mobil milik keluarganya, dia hanya merenung sambil memikirkan bagaimana dia di sekolah barunya, dan untuk hari pertamanya hari ini.

Pasalnya, urusan berkas pemindahan sekolah pun belum terselesaikan.

Bagaimana ceritanya, dia disuru mengurus sendiri oleh kedua orang tuanya.

Bukan, bukan orang tuanya tidak sayang.

Namun, hanya waktunya saja yang tidak tepat dengan acara penting orang tuanya dengan rekan bisnis mereka.

Tetapi yang membuat gadis tersebut gelisah adalah waktunya, kapan dia akan mengurus semuanya? Jika selesai sebelum masuk kelas mana mungkin cukup.

Mobil yang dikendari oleh supir keluarganya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Pak Udin itu berhenti tepat digerbang hitam, dengan diatas gerbang itu tertulis nama sekolahan tersebut, SMA MUTIARA.

Dengan helaan napas yang terdengar gusar, gadis itu keluar dari mobilnya.

"Neng Mita jangan diam ajah atuh. Masuk Neng, nanti keburu bel."

Gadis yang dipanggil Mita itu menoleh ke arah Pak Udin. "Ahhhh, iya Pak. Oiya Pak, nanti pulang jangan sampai telat jemputnya, ya," katanya, yang langsung diacungi jempol oleh Pak Udin.

Tidak lama dari itu, Mita langsung masuk ke dalam sekolahnya. Dia berjalan di koridor, sambil besenandung pelan.

Namun, tidak sedikit pasang mata yang memperhatikannya yang berhasil membuat dia risih.

Ketika dia menoleh ke kanan dan ke kiri, tiba-tiba seseorang yang tadi sempat dia lihat cukup tergesa-gesa itu, menabraknya dari berlawanan arah. "Sorry, gue nggak sengaja," ucap seorang gadis yang Mita tidak ketahui namanya.

Namun ketika Mita hendak menjawab, "Iya—-" ucapannya terpotong terlebih dahulu, karena gadis itu langsung pergi begitu saja.

Mita mulai menyelusuri koridor sekolah kembali, sambil mencari ruang tata usaha.

Hingga dia berhasil dibuat terkejut ketika seseorang yang tiba-tiba berada di sampingnya. "Hai," sapanya.

"Iy—yaa, Hai," kata Mita terbata-bata.

Lelaki tersebut mengulurkan tangannya, yang berhasil membuat Mita menyerengit. "Kenalin, gue Renaldi Evans Alexander, lo bisa panggil gue Aldi, boleh juga panggil Sayang," ucap lelaki yang sekarang dia ketahui namanya Renaldi, sambil tersenyum dan mengedipkan matanya.

Mita yang tadi menerima uluran tangan lelaki tersebut bergidik ngeri atas ulahnya, tetapi dia harus menjaga sikap di hari pertamanya dia sekolah. "Gue, Pramita Dwi Mahendra." Simpel, jelas dan padat, itu sudah sangat cukup baginya.

"Gue liat-liat, lo lagi kebingungan, Kenapa?"

Mita melirik ke kenan dan ke kiri, hal hasil Mita dibuat terkejut kembali, ketika melihat dari matanya sendiri semua kaum hawa memperhatikannya detail dari ujang kepala hingga ujung kaki.

Renaldi yang tidak mendapati jawaban dari Mita berdecak pelan. "Hello," ucapnya sambil melambai-lambaikan tangannya, tepat di hadapan wajah Mita.

"Gue lagi cari Raung TU." Belum bibir Mita kering, tangannya sudah ditarik oleh Renaldi, yang hal hasil Mita langsung mendengar bisikan-bisikan yang dia tidak mengerti sama sekali.

"Itu siapa Renaldi, ko bisa kaya akrab banget."

"Gila ... potek ati neng Bang."

"Itu pacar Renaldi? Gamungkin!"

"Aduh ... cocok bangettt mereka ...."

"Kayanya dia anak baru deh, gue nggakpernah liat Cewek itu."

Masih banyak lagi bisikan-bisikan yang berhasil membuat Mita bingung, kenapa semuanya ter-rasa aneh dan teka-teki baru baginya?

THANK YOU FOR READING💙

DON'T FORGET VOMENT+FOLLOW

SEE U NEXT CHAPTER💙

Ig : Veraasy

UNTUK RENALDI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang