~33~

6.5K 405 7
                                    

Hai hai hai

Lama tak bersuara kalian ya... begitu pula author gaje satu ini..

Hiks.. hikss.. pada gak kangen ya sama cerita ku?? Pada. Di3m aja..
Sedih nya..

Well.. jangan banyak omong..buat yang masih setia nungguin nih author kasih.

...

Ayo. Ajak Fina menarik tanganku dan duduk di meja kami sebelumnya. Aku tersenyum penuh kemenangan kearah Jack yang menajam pula ke arahku.

Siapa yang meminta untuk bersaing denganku? Aku menjalan penuh kesombongan mendekati Fina. Fina bersalam ala cipika cipiki dengan Lucy dan itu membuatku merasa sedikit tertegun. Fina tidak marah kan?

"Hai Lu.. lama tidak bertemu denganmu.."

"Hai juga.. kau bisa saja.. bukankah kemarin kita baru bertemu? Bagaimana denganmu?" Balas Lucy.

Sruk..

Jack menggeser tempat duduk di samping Lucy. Itu cukup membuat Lucy terganggu.

"..dan Siapa kah ini?" Tanya Lucy berbisik pada Fina.

Serius.. Lucy tidak mengenalnya? Bukankah.. aku hampir lupa.. keberadaan Jack kan memang tidak di beritahukan pada siapapun.

"Dia temanku.." balas Fina. Hampir semua alasan pria yang ada didekat wanita adalah teman. Fina pun bukan pengecualian disini.

"Benarkah?" Ia masih menyimpan keraguan di kalimatnya."

"Dari pada kau bertanya pada Fina tentangnya lebih baik kau bertanya langsung pada bajingan ini." Tunjukku menggunakan dagu malas.

Memangnya siapa Fina?

Perkataannya langsung dihadiahkan cubitan kecil di pinggang. Dan kalian sangat mengenal betul rasa sakitnya.. tak kalah dari suntikan dokter.

Darinujung mataku aku bisa melihat Jack yang terkekeh melihatnya.

What the f**k. Siapa dia? Berani menertawakan ku? Lihat saja Nanti.

***

Beberapa hari berlalu sejak pertemuan kami di kafe. Jack yang semakin dekat dengan Fina membuat hatiku panas. Disaat aku ingin menuntut hak ku Charlie datang dan menahan. Ia bilang, "Ini bukan urusanmu Niel. Biarkan mereka untuk sementara waktu."

What.. kalian benar-benar bekerja sama? Sebenarnya apa yang kalian bicarakan waktu aku membawa Fina malam itu?

"Fina.." Aku mendekat dan memeluk tubuh mungilnya erat. Rasanya sudah ribuan tahun aku tak sedekat ini dengannya. Jika kalian ingin tahu..

Jack.. dia masih ada di dekat kami. Bahkan ia tampak memicing saat ku meliriknya.

Apa masalahmu? Teriaknya dalam hati.

Fina melepaskan pelukanku. Ia membelai wajahku.

Lembut..

ku genggam tangan nya dan mengecupnya. Semburat merah merambat di sekitar wajahnya. Bahkan telinganya ikut serta.
Astaga.. aku ingin menciumnya. Jika saja...

"Huek..." hanya tinggal sedikit lagi aku mendapatkannya. Fina sudah menutup mulutnya. Bukan tak mau tapi karena keadaan nya akhir-akhir ini memungkinkan.

Jack bergegas hingga bahunya tak sengaja bertabrakan dengan ku.

Jack.. kau benar-benar membuatku diambang batas.

"Fin.. kau baik-baik baik saja?" Kulihat Jack dengan pelan membelai punggung gadis itu meredakan rasa mual yang mendera. Aku meringis melihat Fina berpegang pada Jack.
Jika saja aku yang ada di posisi itu. Jika saja aku yang menjadi penenang Fina.

Great Agent and Genius Girl ✔Where stories live. Discover now