~24~

8.7K 640 3
                                    

Tapi ia tak mendapat jawaban karena keduanya terlihat menyembunyikan sesuatu tentang wanita itu. Merasa bukan urusannya, Fina mengacuhkannya.
Terserah saja.

"Yah suatu saat, atau mungkin besok dia akan memberitahumu sendiri. Max sebenarnya orang yang menyenangkan. Tunggu saja." Niel menjelaskan. Tapi Fina hanya mengendihkan bahunya seolah tak peduli.

"Oh iya Niel, sebenarnya besok ia mengajakku menjalankan misi bersama."

"Apa...??!!! Kenapa dia tak memberitahuku lebih dulu." Niel tersulut, berdiri dari kursinya berniat menghampiri Max.

"Mau kemana kau.. Tidak usah berlebihan. Aku hanya memberitahumu saja." Fina menarik Niel untuk kembali duduk. Pria itu masih belum terima.

Soalnya.. Ia baru saja jadian dengan Fina dan ingin menikmati wakti berdua tapi sudah didahului Max.

"Jangan bilang ia akan mengajakmu kencan." sambar Niel membuat Fina mengembuskan nafas frustasi.

"Jangan aneh aneh Niel. Atau aku akan men..." ia hampir saja kelepasan.

"Akan apa Fin? Ayo lanjutkan." goda Niel seolah tahu kelanjutannya. Tapi itu tak sejalan dengan keinginananya, karena ia mendapatkan cubitan mematikan milik Fina di pinggangnya.

Charlie yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Mereka bisa tertawa disaat seperti ini.. Well sebenarnya itu bukan hal yang dilarang.

Cupp. Niel mengecup bibir Fina singkat membuat gadis itu mematung.

"Sejak kapan kalian..." seorang gadis bernetra biru menuntut penjelasan pasangan itu. Ia baru saja masuk dan sudah disuguhi pemandangan yang membuat iri.

"Sudah lama. Kau saja yang baru menyadarinya." jawab Charlie menggantikan karena keduanya enggan menjelaskan.

...

"Max. Jaga kekasihku dengan baik. Awas kau jika macam-macam." peringat Niel. Ia kemudian beralih ke Fina dan mengecupnya cukup lama.

"Ayolah Niel. Aku hanya akan membawanya menjalankan misi. Kau ini overprotektif sekali. Kau justru terlihat seperti Ayahnya." Niel memandang Max dengan nyalang saat mendengarnya.

"Baik-baik aku mengerti. Jangan diambil hati. Aku hanya bercanda aku pasti akan menjaganya."

Niel menatap kepergian Fina bersama Max dari luar. Tersirat kerinduan yang dalam di matanya. Padahal baru saja ditinggal.
Dasar orang kasmaran.

"Mantra apa yang kau gunakan padanya hingga ia tergila-gila padamu?" tanya Max pada Fina yang memandangi kaca spion, Niel masih setia di tempatnya.

Fina tak terima menatap Max dengan tajam. "Siapa juga yang menggunakan mantra aneh? Itu terjadi begitu saja." jelas Fina apa adanya.

"Sudahlah jangan bahas hubungan kami terus. Misi apa yang akan kita jalankan hari ini?" tanya Fina sudah penasaran sejak kemarin.

Max memberi sesuatu dari dalam dashboard untuk Fina. "Baca itu dan kau pasti akan tahu."

Fina membaca lembar demi lembar kertas putih itu. Ia melihat foto seorang pria muda. Dia adalah pengedar narkoba dan dicurigai mendapatkan pasokan dari organisani Mafia yang dicarinya selama ini. Itu cukup membuat darah Fina mendidih bila mengingat kebakaran yang terjadi di Markas.

"Bukan hanya itu. Lihat lagi di halaman selanjutnya." pinta Max dan Fina menurutinya.

"Pembunuhan..? Dia juga membunuh?" Max membenarkan.

Jadi ini sebabnya IA sepertinya ikut turun tangan. Meskipun itu hanya sebagian alasan karena tujuannya Max berniat menguji Fina dengan kasus yang lebih tinggi. Apa yang lebih sulit dari misi yang selama ini Fina hadapi?

Great Agent and Genius Girl ✔Where stories live. Discover now