19 : Anna - Our Good Night

2.5K 206 8
                                    

"Makasih, Sayang. Untuk maaf yang kamu beri dan juga terima kasih karena kamu memilih untuk ga menyerah sama aku."

Anna's PoV

Ya, aku memaafkannya. Aku menyayanginya dan tidak bisa membencinya sekalipun kata-kata dan sikapnya waktu itu membuat hatiku sakit.

Awalnya aku marah, sedih juga kecewa pada Citra yang menyebutku murahan. Aku tidak tau apa yang menyebabkannya menilaiku seperti itu. Dia bahkan berani menamparku.

Tindakannya tentu saja membuatku sakit hati. Kau 'dihakimi' tanpa tau apa salahmu. Terlebih oleh seseorang yang kamu sayang, oleh seseorang yang kamu percaya, oleh seseorang yang kamu harapkan dapat menjagamu. Namun nyatanya, ia mengecewakanmu.

Pada saat itu aku sampai jatuh sakit dan dirawat selama 3 hari. Dokter bilang aku terlalu lelah dan banyak pikiran. Kineta dan Sherin yang selalu ada menemani dan menghiburku hingga aku keluar dari rumah sakit.

Dokter menyarankanku untuk bed rest agar cepat pulih. Tapi jika aku hanya berdiam diri, pikiranku pasti melayang lagi pada Citra. Jadi aku memilih menyibukkan diri dalam pekerjaan agar tidak terlalu memikirkannya.

Beberapa hari setelah itu bertepatan juga dengan jadwal penugasanku ke Surabaya dan Bali. Atasanku hampir membatalkannya karena ia tidak mau membebaniku dengan pekerjaan di saat keadaanku belum pulih. Namun aku ngotot kalau aku dapat menjalankan tugas ini dan meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.

Selama di Surabaya, aku tetap keep contact dengan Kineta untuk menanyakan Citra. Aneh ya? Aku sengaja menyibukkan diri bekerja agar tidak memikirkan Citra tapi di sisi lain aku juga masih ingin tau kabarnya.

Kineta juga sudah menceritakan perihal 'kecemburuan' Citra yang mengira aku berciuman dengan Kineta.

Kineta bilang bahwa Citra terus merecokinya agar mau memberitahu keberadaanku atau mengijinkannya bertemu denganku. Citra juga berkali-kali menghubungiku meskipun tidak akan tersambung padaku karena sudah kublokir tapi aku dapat melihat notifikasinya.

Dari situ, aku tau Citra ingin memperbaiki kesalahannya. Ia menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya padaku. Aku dapat menilai bagaimana usaha dan keseriusannya untuk bisa menemuiku.

Dasar bodoh! Seharusnya ia bisa bertanya baik-baik padaku, daripada menuduh tidak jelas begitu.

Setelah melihat kesungguhannya, aku jadi berpikir tindakan kasarnya waktu itu mungkin karena Citra sedang dikuasai emosi. Sama sepertiku yang mengatakan menyesal dan memintanya untuk pergi dariku, itu karena diriku diliputi emosi sesaat. Dan ucapanku padanya saat berkata tidak lagi menyayanginya, itu bohong. Sampai saat ini, aku tetap menyayanginya.

Makanya aku bisa dengan mudah memaafkannya saat ia datang menemuiku. Perlu waktu satu bulan bagi si bodoh ini untuk menemukan diriku.

Jika saja dari awal dia bertanya tentang ketidakhadiranku pada orang kantor, pasti dia bisa menemuiku lebih cepat.

Yah, aku maklum. Citra tidak terlalu mengenal karyawan lain. Dia ramah tapi dia sulit dekat dengan orang lain sehingga membuatnya jarang bergaul. Sepertinya Citra harus banyak digauli. Hahaha.

Begitu masuk kamar hotel, Citra minta ijin untuk mandi lebih dahulu. Aku yang ingat bahwa Citra tidak membawa baju langsung berinisiatif turun ke butik yang terdapat di hotel ini. Kubelikan kaos dan celana agar dia bisa berganti dengan pakaian bersih. Perlu waktu 30 menit bagiku untuk memilih ukuran dan corak yang sesuai dengan style-nya.

Citra sudah selesai mandi dan sedang duduk bersandar di sofa dengan mata terpejam saat aku kembali ke kamar. Mungkin ia kelelahan. Ia mengenakan bathrobe yang disediakan oleh hotel.

Mengejar HadirmuWhere stories live. Discover now