13 : Kineta - Nyaris

2.2K 228 5
                                    

Kineta's PoV

Anna nyaris menciumku jika saja aku tidak menghindar. Aku tau Anna sedang galau karena Citra dan aku tidak mau menjadi pelampiasannya.

Beberapa waktu lalu aku datang untuk menjemputnya. Dia ingin menghindar secara halus dari Citra. Sebagai teman yang baik, aku menurutinya.

Anna memberitahukan bahwa ia sedang berada di rooftop. Aku mendatanginya ke atas. Dia sedang melamun.

"Kamu nge-galau-nya di apartemen aja, An. Dingin nih."

"Bentar lagi ya Kin? Aku lagi mumet banget. Ya kerjaan, ya Citra. Pusing."

Ya sudah, aku mengalah. Daripada Anna melampiaskan keresahannya itu pada alkohol, sebaiknya kutemani saja. Kecil-kecil begini, hidupnya sedikit liar. Aku tau kebiasaan buruknya karena kami sudah lama mengenal.

"Citra kenapa lagi?"

"Ga kenapa-kenapa sih. Aku cuma merasa ga tahan kalo ada di dekat dia. Rasa sayang aku makin besar tapi dia ga punya rasa apa-apa sama aku. Sakit ya ternyata? Aku ga ngerti kok kamu bisa bertahan selama ini?"

Aku tersenyum pahit. Yah, aku tau Anna memiliki rasa pada Citra. Dia bahkan menceritakannya padaku.

"Dia juga ga terlihat cemburu waktu liat aku jalan sama kamu. Sepertinya aku emang ga punya kesempatan ya, Kin? Sekalinya suka dan sayang sama seseorang, malah bertepuk sebelah tangan."

"Kayak aku ya? Ngenes ya, An?" Aku menjadikan penolakan darinya sebagai lelucon hanya untuk menghiburnya.

Anna tersenyum. "Maaf ya," ucapnya dengan tampang bersalah.

"It's okey," jawabku.

"Aku bener-bener makin sayang sama dia, Kin. Aku ga tega kalau dia menahan rasa sakitnya sendirian. Aku pengen jadi seseorang yang bisa menyembuhkan rasa sakitnya." Anna mulai menangis. Selama aku mengenalnya, sekalipun aku tidak pernah melihatnya menangis. Anna perempuan tangguh, bukan cewek cengeng. Tangis yang kulihat kini karena perasaannya pada Citra yang tidak bersambut.

"Kenapa dia ga coba membuka hati dan kasih aku kesempatan? Kenapa dia mencari aku di saat dia butuh seseorang?"

"Kalo dia ga nyaman sama aku, dia pasti ga akan cari aku kan, Kin?" Anna melihatku dengan air mata berlinang. She looks so messed up.

"Gimana rasa nyaman dan butuh itu bisa hadir kalo dia ga punya rasa sama aku?"

"Kenapa sih dia ga mau mencoba berjuang sama aku untuk mendapatkan kebahagiaan yang kita inginkan? Kenapa dia tetep beku kaya es batu?" Anna semakin emosional. Aku mendekati dan memeluknya, mencoba menenangkan dirinya.

Aku mengusap-ngusap punggungnya. "I feel you. Aku pernah ada di posisi itu, An. Aku ga akan sok-sok menasehati kamu karena meskipun mirip tapi cerita kita ga sama. Kita juga punya cara yang berbeda. Just follow your heart. Satu pesanku sebagai sahabat, jangan sampai kamu menyakiti diri ya. Love yourself."

Anna menangis tersedu di pelukanku.

"Kenapa aku ga memilih kamu aja, Kin? Kamu bahkan seringkali aku sakiti tapi kamu masih bertahan sampai selama ini. Seharusnya aku ga ragu untuk memilih kamu."

Anna mendongakkan wajahnya menatapku dan memegang kedua pipiku. Aku balik menatapnya.

Dia terlihat putus asa. Dalam putus asanya, Anna mencari pelampiasan. Dia mendekatkan wajahnya padaku, mencoba menciumku.

Aku yang tau hatiku kini memilih siapa, memalingkan wajah ke samping saat bibir Anna sudah sangat dekat dengan bibirku.

"Jangan, An. As you said, hati ga bisa dipaksa. And as i said, jangan menyakiti diri. Kamu tau ini bukan cara yang tepat." Aku kembali memeluknya.

"Sorry, Anna. Aku sayang kamu, makanya sekarang aku ada di sini menemani kamu, mengingatkan kamu."

"Sorry, Kin. I'm so stupid. Just...sorry."

"It's okey, never mind. Kamu udah merasa baikan?"

Anna mengangguk.

"Mau pulang sekarang?"

Anna mengangguk lagi. "Ngomong dong, An. Kalo ngangguk-ngangguk gitu kamu kaya mainan di dashboard mobil aku."

Dia tersenyum di sela tangisnya. "Ih kamu jangan rese. Orang lagi sedih."

"Ya udah, yuk turun."

Sungguh, tidak ada rasa ingin memiliki yang kurasakan sebelumnya. Yang ada kini hanya rasa sayang pada teman baikku. Aku bersimpati pada apa yang terjadi pada Anna karena aku tau persis bagaimana rasa sakitnya.

Hal-hal yang terjadi selama satu bulan ini, mengubah diriku juga Anna. Mungkin juga Sherin dan Citra.

To be continue

Published : 20 Januari 2020

Mengejar HadirmuWhere stories live. Discover now