8 : Citra - Nyaman

2.5K 239 5
                                    

Citra's PoV

"Enak banget lo nyender-nyender?" Aku protes pada Anna yang sedang setengah memeluk dan setengah bersandar padaku. Kami sedang di eskalator turun. Dia berdiri di tangga belakangku. Maklum, dia pendek. Jika kami sejajar akan terlihat jomplangnya. Jadi dia selalu berada di belakangku jika menggunakan eskalator turun dan memilih di depanku saat menggunakan eskalator naik.

Satu tangannya melingkari leherku dan satunya lagi bertumpu pada bahuku. Pipinya bersandar di kepalaku.
"Berat An."

"Ih, lemah lo. Gue cape."

"Lo cape dibuat sendiri sih. Kalap banget belanja kesana-kemari. Harusnya juga gue yang protes cape."

"Kan ini hiburan gue, Cit. Pusing tau sama semua deadline kerjaan. Gue butuh refresh sejenak," ucapnya lemas.

"Cape tuh istirahat, bukan jalan-jalan." Anna melepas pelukannya karena kami sudah sampai di bawah.

"Jadi lo ga suka nemenin gue jalan?"

Aku berbalik menghadapnya. Wajahnya memang terlihat lelah. Beban dia sebagai leader lebih besar dari pada aku yang hanya asistennya. Meski begini, dia merupakan atasan yang bertanggung jawab. Dia tidak memanfaatkan bawahan agar melakukan pekerjaannya. Kami bekerja sesuai job desc masing-masing. Pekerjaan kami akhir-akhir ini memang sangat sibuk karena kami cukup banyak mendapatkan client baru.

"Suka kok. Sekarang udah mau pulang?" Aku tersenyum dan berkata lembut padanya. Seperti sedang berbicara pada anak kecil.

Anna ikut tersenyum. "Makan dulu ya?"

Aku menyetujuinya. "Ya udah ayo. Mau makan apa?"

"Peluk," ucapnya pelan sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ha?" Aku heran dengan permintaannya.

"Ih lama. Peluk dulu bentar. Gue beneran cape." Dia langsung memelukku.

Kenapa dia jadi manja begini? Kemana sosoknya yang tegas yang selama ini aku tau? Memang sih seringkali dia bersikap manja jika kami hanya berdua tapi tidak pernah begini. Minta dipeluk di tempat umum. Aku hanya membiarkannya memelukku.

"Cari nasgor kambing ya Cit? Tapi dibungkus aja," katanya setelah melepas pelukan.

"Boleh. Yuk ke food court."

Sesampainya di food court aku menghampiri meja kosong.
"Lo duduk aja. Biar gue yang cari nasgornya.

"Kenapa? Cari sama-sama aja."

"Kan lo bilang cape. 1/2 porsi nasgor sama sebotol mineral?"

"Iya. Udah hafal sama kebiasaan saya ya, mbak?" Dia bercanda.

"Pantesan lo ga tumbuh-tumbuh, makannya dikit gitu," ledekku.

"Ih mbak ga sopan deh sama customer."

Aku tidak menghiraukannya kemudian mencari counter yang menjual nasgor kambing.

Setelah pesanan selesai, kami memutuskan untuk pulang. Ternyata sedang hujan deras saat kami keluar parkiran.

"Hujan angin nih. Untung apartemen lo deket."

Hujan deras dan angin kencang membuatku kesulitan menyetir. Sulit untuk melihat jalanan dengan jelas, sehingga memerlukan 25 menit berkendara untuk sampai di apartemen Anna.

Sesampainya di parkiran apartemen, aku membantu Anna membawakan belanjaannya.

"Cit, lo jangan langsung pulang ya? Temenin gue," katanya saat aku sudah menurunkan barang-barangnya.

Mengejar HadirmuWhere stories live. Discover now