3 : Sherianne - Hadir

3.3K 291 10
                                    

Sherianne - Barista. Cewek kalem yang diam-diam kagum atas kegigihan dan kesabaran Kineta dalam mengejar cintanya.

Sherin’s PoV

“Nih Americano-nya. Extra shot seperti biasa.” Aku menghampiri meja Kineta dan mengantarkan pesanannya.

“Tau aja kesukaan gue. Thank you," ucapnya kemudian menyeruput kopinya.

“Soalnya kamu setiap pesan pasti Americano dengan double shot espresso. Pastilah hafal.”

"Lo udah free kan? Temenin bentar dong," pintanya. Aku tidak keberatan karena pekerjaanku memang sudah selesai. Aku menarik kursi dan duduk di depannya.

“Gue lagi butuh energi ekstra nih.”

“Untuk memperjuangkan cinta kamu itu?” tanyaku iseng.
Aku bisa mengetahuinya karena sikap Kineta sangat memperlihatkan bahwa ia sedang mengejar cinta seseorang. Anna.

Kineta tersenyum simpul. “Bisa aja.”

“Perlu waktu ekstra ya kalo itu?”

“7 tahun kurang ekstra apalagi?”

“Ga mau coba membuka hati untuk orang lain?”

“Siapa? Yang 7 tahun aja belum dapet-dapet. Masa mau diganti yang baru?”

“Itu karena kamu terlalu terpaku sama seseorang yang ga memiliki perasaan yang sama.”

“Apa aku harus jadi Indomie dulu kali ya? Supaya jadi seleranya. Indomie…seleramuuuu…” Dia menirukan jingle iklan mie instant. Terkadang dia memang konyol.

“Hahaha…mana bisa? Kalaupun dia tidak bisa membalas perasaanmu, setidaknya dia menghargai usahamu.”

“Yaaa masa menyerah? Sia-sia dong 7 tahun ini. Lagipula gue emang sayang sama dia dengan kelebihan dan kekurangannya," katanya dengan wajah hopeless.

“Ga ada usaha yang sia-sia. Usaha dan penantian kamu suatu saat nanti akan memberikan hasil. Memang belum tentu sesuai dengan ekspektasi kamu. Tapi bisa aja kamu mendapatkan hasil yang lebih baik.”

“Makasih ya, Sher. Btw, lo udah mau pulang?”

“Iya. Karena kamu aja nih jam segini datang mau ngopi. Jadi aku buatkan kopi untuk kamu dulu.”

“Spesial ya?” Dia menaik-turunkan alisnya dan tersenyum menggodaku. Senyum yang jarang kulihat jika ia sedang bersama Anna, karena sikap Anna - akan - selalu membuatnya sedih.

“Mau begadang lagi?”

“Iya. Ini gue mesti revisi design lagi. Udah sampe berkali-kali revisi, itu client masih belum puas. Perlu dipuasin cara lain sepertinya.”

“Puasin apa?”

Dia melirik ke arahku.
“Hehe…gajadi. Anak kecil belom boleh tau.”

“Iya deh orang tua.”

“Eh, lo besok libur ya?”

“Iya dong. Masa kerja terus? Emangnya kamu?”

“Malem ini nonton yuk. Tapi makan dulu.”

“Katanya mau begadang?”

“Nanti sepulang nonton baru begadang. Sekarang butuh refresh otak dan butuh inspirasi. Sama butuh makan juga.”

“Mau makan apa?”

“Lo maunya apa? Gue kan pemakan segala. Ayo aja.”

“Pecel lele.”

Mengejar HadirmuWhere stories live. Discover now