[REVISI] A Happiness with you

Start from the beginning
                                    

Sebelum dia berangkat bekerja dua hari lagi, dia harus menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan istrinya. Tidak ingin suasana menjadi canggung dan aneh seperti beberapa minggu dulu.

"Lo---emm kamu ada yang mau dibeli nggak?"

Reygan tersenyum manis, ketika Jennie mau menggunakan aku-kamu kepadanya. "Aku nggak ada sih, kamu aja barangkali ada yang mau dibeli."

Jennie berjalan lagi didepannya, sambil melihat lihat, dan perempuan itu mengambil banyak kue-kue ringan, susu, sirup dan beberapa bahan makanan.

Reygan mendekat, ketika Jennie sedang memilih jenis kue ringan. "Kata Mama Risa, kamu bisa bikin kue ya? Kok dirumah nggak pernah bikin sih?"

Jennie menoleh ke arahnya, "Nggak ada yang mau makan juga."

Reygan terdiam. Ini Jennie menyindirnya atau bagaimana sih? Tapi, memang benar dulu apapun yang disajikan Jennie jarang dia makan, kecuali ketika Reygan terpaksa.

"Bikin dong, buat aku. Aku mau."

Jennie mengangkat alisnya. "Serius?"

"Iya, pengin cobain kue buatan kamu."

Jennie mengangguk, dan berjalan ke arah bahan membuat kue, membuat Reygan tersenyum tipis, setelah melakukan banyak wawancara terhadap Mama mertua dan Kakak iparnya, Reygan tau apa yang Jennie suka dan apa yang Jennie tidak suka.

Banyak sekali fakta yang Reygan dapat, dari Mama mertua dan Kakak iparnya. Salah satunya, Jennie dapat membuat kue, makanan luar negeri.

Reygan melirik ke dalam stroller, sudah banyak bahan makanan yang Jennie pesan, termasuk mie instan dan beberapa ikan kaleng didalamnya.

"Kok ada mie?"

Jennie menoleh, dan mengangguk. "Buat ngemil aku dirumah."

"Jangan banyak banget gini, nggak bagus lho makan mie terus, apalagi perut kamu sensitif. Cemilan yang lain aja."

Jennie berdecak, "Nggak usah kaya Mama sama Kak Anya deh."

Reygan mengambil beberapa bungkus, dan meletakkannya di rak. "Boleh beli, tapi jangan banyak-banyak."

Jennie memicingkan matanya. Lalu pergi tanpa sepatah katapun.

Setelah berjalan, dan stroller hampir penuh, kini mereka berdua, berjalan membayarnya.

Reygan berdiri disamping Jennie, memeluk pinggang ramping perempuan itu, seraya bermain ponsel.

"Total 1.050.000."

Reygan mendongak, menatap kasir dan melihat Jennie mengeluarkan dompetnya. Dengan, gesit Reygan mengeluarkan kartu yang sudah disiapkannya di kantung kemeja.

Biar nggak keduluan Jennie.

Jennie menatap Reygan. Lalu mengendikkan bahunya.

Selesai dengan urusan belanja, keduanya berjalan ke mobil diikuti satu pelayan yang membawa belanjaan dan memasukkannya ke bagasi mobil.

Reygan bersenandung, menikmati lagu didalam mobilnya.

Jarak rumah mereka dengan orangtua Reygan memang agak jauh, memakan waktu hingga satu jam.

Reygan menggenggam tangan Jennie. "Ngeliatin apa diluar?"

Skinship seperti ini, sepertinya membuat canggung Jennie. Tapi, terlihat Reygan seperti biasa saja, melakukannya.

"Nggak."

Reygan mengecup tangan Jennie, "Liatinya aku aja dong, jangan lihat yang lain."

Jennie menggelengkan kepalanya jengah. "Nyetir yang bener."

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now