Chapter 19

5.8K 860 80
                                    

"sudah kukatakan, panggil aku Levi jika kita hanya berdua saja... "

"Levi!" (yn) mengangkat kepalanya.

"bodoh!" ucap Levi saat ia melihat wajah (yn) dengan air mata. Ia mengangkat tangannya lalu menghapus air mata (yn) yang masih keluar.

[(yn) POV]

Levi menyeka air mataku perlahan. Namun, usaha Levi sia-sia karena embun mataku masih terus dan terus menetes.

"Levi... " aku menggenggam tangannya yang sedang menyeka air mataku.

"syukurlah...." ucapku sambil tersenyum.

"akhirnya kau sadar...  Syukurlah..... " air mata kebahagiaan terus menerus mengalir dan membasahi pipiku.

"jadi, kau pergi ke sini, ya?" ucap Levi sambil memandangku.

"maaf, aku telah meninggalkanmu. Maaf, aku pergi tanpa mengatakan apapun. Saat ekspedisi waktu itu, entah bagaimana aku bisa kembali ke sini lagi....  Kumohon maafkan aku. Seha-"

"jangan bicara lagi. Ini bukan salahmu. Ini salah keanehan yang terjadi antara duniaku dan duniamu. Kau tak perlu meminta maaf... " ucap Levi sambil meletakkan jari telunjuknya di bibirku. Aku tersenyum sambil menghapus air mataku.

"apa masih sakit?" tanyaku.

"lumayan... " ucap Levi singkat. Aku menoleh ke arah pintu.

"Hanji-san, Leontyne. Aku tau kalian ada di luar. Masuk saja. Levi sudah sadar!" seruku. Hanji-san berlari masuk ke dalam. Berbeda dengan Leontyne yang dengan tenang berjalan masuk.

"permisi..." ucap Leontyne dengan sopan.

"AKU PIKIR KAU AKAN MATI, CEBOL!!!!!!!!!!!! " seru Hanji-san dengan nada tinggi dan keras. Mungkin lebih tepatnya berteriak bukan berseru.

"Berisik, mata empat!" umpat Levi sambil menunjukkan raut wajah kesal. Aku tertawa kecil melihat kelakuan mereka.

"ah ya, Levi, perkenalkan, ini teman sekaligus orang yang ku anggap adikku. Leontyne. Dan Leontyne, ini temanku, Levi... " ucapku memperkenalkan Levi pada Leontyne dan Leontyne pada Levi.

"teman?" tanya Levi sambil mengangkat sebelah alisnya.

"a-adik?" tanya Leontyne dengan wajah bahagia.

"aku bukan temannya, aku kekasihnya... "ucap Levi meralat perkataanku tadi. Seketika, wajahku terasa panas.

"hmmm, aku udah tau kok. Kak Hanji yang ngasih tau..." ucap Leontyne sambil tersenyum. Wajahku bertambah panas.

"kakak ga usah malu,.." ucap Leontyne sambil menepuk bahuku. Aku mengangguk sekali.

"memangnya, aku memalukan, (yn)?" tanya Levi.

"ti-tidak kok... Ha-hanya saja aku.... di-disini ada anak di bawah umur!" ucapku mengelak.

"umurku udah 19 tahun, kak!" ucap Leontyne. Aku menjadi salah tingkah karena ucapannya itu.

"hmm, kau sama sekali tidak berubah (yn)... " ucap Levi sambil tersenyum. Hatiku terasa hanyut dalam ketenangan saat melihat senyuman itu.

"aku merindukanmu, Levi..." ucapku sambil memandang wajahnya.

"aku juga merindukanmu... " balas Levi sambil menatapku.

you are my first love (Levi x Reader) (END)Where stories live. Discover now