chapter 16

6.2K 829 105
                                    

Pagi yang cerah dengan suara nyanyian burung yang indah. Embun menetes dari dedaunan pohon karena semalam sempat hujan. Hari ini, adalah hari pertamaku sekolah lagi setelah pergi selama beberapa bulan.

Aku membuka pintu kelasku. Semua orang disana menatapku dengan tatapan terkejut, heran, takjub, dan lainnya. Aku menuju tempat duduk yang biasa kududuki. Kuletakan tas di samping mejaku lalu menekurkan kepalaku di atas meja.

Beberapa menit kemudian, seseorang memukul mejaku dengan keras. Aku berusaha meredam keterkejutanku. Perlahan-lahan, aku mengangkat kepalaku dan melihat siapa pelakunya.

Cora. Ia menatapku dengan tatapan kebencian. Disampingnya ada Avera dan Patricia yang menatapku dengan jijik.

"Darimana aja lo, bangsat?!!" tanya Cora dengan nada suara tinggi dan membentak.

"Gara-gara lo, semua siswi di sekolah ini kena masalah dan dituduh nge-bully lo!!!" bentak Cora.

"Ngapain sih lo balik lagi ke sekolah ini??? Mending lo pergi aja!!!" bentak Patricia. Kurasakan, aura di kelasku agak gelap. Aku tau, pasti sekarang seluruh siswi di kelasku sedang menatapku penuh kebencian.

Cora mengangkat tangannya ingin menamparku. Namun, sebelum itu terjadi, aku menangkap tangannya.  Aku bangkit dari dudukku lalu berjalan ke depan dan berdiri di depannya.

aku mengingat kata-kata levi dulu. ia memintaku agar mengalahkan semua musuh-musuhku yang menggangguku.

"kalahkan mereka, (yn). kalahkan semua musuh-musuhmu. kalahkan semua orang yang mengganggumu. kau jangan mau diinjak-injak orang lain seenaknya..... "

aku membanting tubuh Cora ke depan dan mengunci tangannya. aku menginjak punggungnya kasar dengan satu kaki agar ia tidak bisa bergerak. Cora meringis kesakitan.

"Kau pikir, aku yang sekarang takut padamu, bajingan?!!" tanyaku dengan nada suara rendah membuat orang-orang disekitarku ketakutan.

"Seandainya aku tidak punya hati, pasti aku sudah membunuhmu sekarang." aku berbisik ditelinganya. Tubuh Cora bergetar karena ketakutan.

"Jangan pernah menggangguku lagi, mengerti?" Cora mengangguk perlahan. aku melepaskan tangannya dan menyingkir dari tubuhnya. mengangkat kerah bajunya hingga ia berdiri.

"Pergi dari sini. aku tidak ingin melihat wajah menjijikanmu." aku menghempaskan tubuhnya begitu saja hingga ia jatuh ke lantai. aku kembali duduk di kursiku sambil menatap Cora dan teman-temannya yang menjijikan itu.
                                  ***

4 tahun kemudian....

"materi hari ini selesai... " ucap dosen jurusanku sambil merapikan barang bawaannya. aku juga merapikan barang-barangku dan keluar dari ruangan.

kuliah di fakultas kedokteran ternyata tidak terlalu buruk. kupikir pelajarannya akan sangat sulit. ternyata tidak juga.

"ekspedisi ini sangat berbahaya. jika aku mati dalam ekspedisi ini, tetap lanjutkan hidupmu. apapun yang terjadi tetaplah hidup (yn).... "

aku tak tahu dia masih hidup atau sudah tiada sekarang. intinya, aku  harus melanjut hidupku seperti permintaannya.

jujur saja, aku sangat merindukannya. cara bicaranya, aroma tubuhnya, wajahnya, sikapnya, semua tentang dirinya sangat kurindukan.

selama 4 tahun, aku berharap bisa kembali kesana. selama 4 tahun,  aku ingin bertemu dengan mereka semua. dan selama 4 tahun, aku hidup dengan penyesalan karena telah membuat rencana itu.

rencana kematian seluruh pasukan pengintai.

mungkin itu nama yang tepat walau terlalu panjang. hujan turun dengan deras. aku terpaksa menunggu hujan berhenti di koridor kampus sambil mendengar musik kesukaanku. beberapa saat kemudian, seseorang menabrakku.

you are my first love (Levi x Reader) (END)Where stories live. Discover now