chapter 8

8.2K 1.1K 499
                                    

Hari ini adalah hari penobatan Historia menjadi ratu. Seluruh rakyat di dalam di dinding menyaksikan penobatan ratu baru mereka. Historia naik ke atas podium dengan setelan gaun putih dan jubah merah besar yang menjuntai ke lantai podium. Ia berlutut dihadapan Zacklay-sama. Zacklay-sama meletakkan mahkota di kepala Historia. Sorakkan bahagia dari rakyat bergema ke seluruh penjuru. Mereka meneriaki nama Historia saat ia maju untuk melihat seluruh rakyatnya.
***

Sebuah perusahaan ternama di dunia ini mengadakan pesta makan daging untuk pasukan pengintai. Di dunia ini, daging sangatlah langka. Hanya para konglomerat yang bisa memakannya.

Ruang makan penuh dengan keributan pasukan pengintai. Sasha berebut daging dengan Connie dan Jean. Aku membantu koki di dapur untuk memanggang daging.

"Tuan, boleh aku membuat sesuatu dengan daging-daging ini?" tanyaki pada sang koki.

"Maksudmu?"

"Aku ingin membuat makanan khas dari tempat asalku," ucapku. Koki itu tertegun lalu mengangguk pelan.

Aku mengambil semua bahan yang kubutuhkan untuk membuat makanan khas Indonesia dan Jerman. Rendang dan bratwurts. Aku membuat bratwurts dan sang koki membuat rendang. Aku memberikan instruksi cara membuat rendang pada koki dan ia melakukannya dengan benar.

Butuh waktu yg cukup lama untuk membuatnya. Sang koki tetap memanggang daging agar para pasukan tidak merasa lapar. Samar-samar aku mendengar mereka mengatakan sesuatu.

"Bau apa ini?"

"Baunya sangat enak!"

"Akh, perutku jadi semakin lapar,"

Makanan yang kubuat sudah selesai. Sebelum kusajikan, aku menyuruh sang koki untuk menyicipi kedua masakan itu.

"Bagaimana rasanya?" tanyaku. Kulihat mata sang koki berbinar.

"Astaga, sungguh aku belum pernah merasakan makanan seenak ini!!!" puji sang koki. Aku tersipu malu mendengar ucapannya.

Aku menyuruh sang koki untuk menyajikannya pada seluruh pasukan. Aku menatap mereka yang memakan masakanku.

"KYAAAAA!!! INI ENAK SEKALI!!!" teriak Sasha.

"Aku belum pernah memakan masakan seperti ini,"

"Astaga, ini enak sekali!"

"Apa nama masakan ini?" tanya seorang prajurit pada sang koki.

"Aku tak tahu. (yn)-san yang membuatnya." spontan semua orang melihat ke arahku yang mengintip dari balik pintu dapur. Aku tertegun melihat tatapan mereka

"(yn)-san, sungguh kau yang memasak ini?" aku mangangguk pelan.

"Apa nama masakan ini?"

"Rendang dan bratwurts," jawabku.

"(yn)-san, lain kali, ajarkan aku membuatnya!" aku mengangguk pasti.

"Sungguh, ini sangat enak! Aku tak tahu ternyata kau bisa memasak!" aku terkekeh medengar pujian itu.

"(YN)-SAN!!!!" teriak Sasha. Aku menoleh ke arahnya dan ia bersujud dihadapanku.

"KUMOHON, MASAKLAH MAKANAN SEPERTI INI SETIAP HARI UNTUKKU!!!!" pinta Sasha dalam sujudnya. Lalu Hanji-san datang dan ikut bersujud.

"AKU JUGA MEMOHON HAL YANG SAMA PADAMU!!!" teriak Hanji-san tidak kalah keras dari Sasha. Aku pun juga ikut bersujud dihadapan mereka.

"AKU MOHON PADA KALIAN, BERDIRILAH!!!" teriakku lebih keras lagi. Aku mengangkat kepalaku dan melihat Hanji-san dan Sasha sudah berdiri. Hanji-san mengulurkan tangannya padaku.

"Baiklah, aku akan memasak makanan dari duniaku untuk kalian semua setiap hari!!!" seruku penuh semangat. Semua orang bersorak bahagia. Irvine-daichou dan Mikasa hanya tersenyum, sedangkan Levi-heichou, tetap setia dengan wajah papan tripleknya.
                                 ***

Aku kembali ke kamar dan beristirahat. Hari ini adalah hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan. Lelah karena aku harus memasak dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang singkat dan menyenangkan karena melihat ukiran senyuman disetiap wajah pasukan pengintai.

Bahuku terasa sangat pegal. Aku mengambil minyak kayu putih dari dalam tasku. Aku membuka setengah kancing kemejaku hingga terlihat bahuku. Aku mengoleskan minyak dibahuku lalu mengurutnya.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara pintu terbuka lalu tertutup lagi. Aku menoleh ke sumber suara.

"He-heichou!" cepat-cepat aku memasang kembali kancing kemejaku. aku lupa, ini bukan kamar pribadiku. Ini kamarku dan heichou. Lalu entah sejak kapan tangan heichou sudah menahan tanganku untuk menutup kancing kemejaku.

"He-heichou?" aku menatap manik kelabunya.

Heichou menuntunku untuk duduk di atas kasur dan ia duduk dibelakangku. Heichou menurunkan setengah kemejaku lalu menyingkirkan rambut panjangku ke depan. Ia memijat bahuku yang terasa pegal.

"Ah..." desahku saat merasakan pijatan heichou.

"Bagaimana rasanya?" tanyanya.

"Lebih baik," ucapku. Pijatannya sangat nikmat. Tetapi, aku tak bisa menikmati pijatannya secara keseluruhan karena sentuhannya. Setiap sentuhan heichou membuat jantungku berdetak tidak karuan. Apalagi, saat heichou mencegahku menutup kancing kemejaku, tangannya hampir menyentuh dadaku.

Jujur saja, ini pertama kalinya seorang laki-laki membuat wajahku terasa panas. Ini pertama kalinya seorang laki-laki membuat jantungku berdetak kencang. Dan ini pertama kalinya seorang laki-laki membuatku canggung saat aku di dekatnya.

"He-heichou, sudah cu-cukup," ucapku terbata karena terlalu gugup. Heichou menghentikan pijatannya. Aku menutup kancing kemejaku dan menyingkirkan rambutku ke belakang. Aku berbalik untuk melihat heichou.

"Heichou, terima kasih," ucapku sambil sedikit menunduk singkat. Hening melanda kami berdua. Heichou beranjak dari duduknya.

"Bocah," aku menatap heichou saat ia memanggilku.

"Masakanmu sangat enak. Terima kasih," ucapnya sambil bersiap tidur di atas sofa. Aku tersenyum mendengarnya.

"Sama-sama," balasku.

"Oh, aku punya satu permintaan." ucap heichou. Jarang sekali heichou memiliki permintaan untuk bawahannya.

"Mulai besok, aku ingin sarapan, makan siang dan makan malamku kau yang membuatnya," ucap heichou lalu menyandarkan kepalanya ke sofa. Heichou memang selalu tidur dengan posisi duduk. Wajahku kembali panas mendengar permintaan heichou.

"Ba-baiklah,"

Aku membaringkan tubuhku yang lelah ke kasur yang empuk. Ya tuhan, apa yang terjadi? Kenapa aku seperti ini saat bersama heichou?


Konichiwa minna!!!

hehehehe
ada yang suka rendang g nih?

Kasih voment ya....

you are my first love (Levi x Reader) (END)Where stories live. Discover now