Chapter 17

5.8K 847 47
                                    

Entah sejak kapan, aku menjadi lebih dekat dengan Leontyne. Mungkin karena setiap hari aku melatihnya bela diri. sudah sebulan lebih aku menjadi guru untuk Leontyne. ya...  walaupun fisiknya masih lemah sampai sekarang.

"hah... hah... hah... aku cah... hah pek.... " ucap Leontyne sambil berusaha mengatur nafasnya. Ia tepar di atas tanah dengan tangan telentang.

"kau masih ingin berlatih denganku?" tanyaku dengan nada meremehkan.

"aku masih ingin!!!" seru Leontyne dengan semangat sambil berdiri dari tidurnya.

"hmm... bukankah latihan ini membosankan? setiap hari aku hanya menyuruhmu berlari, push up, dan sit up. aku tidak pernah melatihmu selain hal itu. bukankah menurutmu latihan ini akan sia-" ucapanku dipotong Leontyne dengan cepat.

"aku yakin latihannya nggak akan sia-sia." ucap Leontyne dengan wajah serius. aku memandang wajahnya dengan remeh.

"aku yakin apapun latihannya, pasti akan ada gunanya. aku yakin, kakak pasti ingin yang terbaik buat aku." Leontyne mengepalkan tangannya.

"aku bakal terus latihan sama kakak dan jadi kuat kayak kakak. apapun latihannya!"

deg!

Eren!

"ka-kakak kenapa nangis? ma-maaf kalau kata-kataku nyinggung perasaan kakak," Leontyne mendekat padaku lalu menghapus air mataku.

"ah... ya....  aku menangis... " ucapku sambil menyeka air mataku yang masih keluar.

"ma-"

"tidak perlu meminta maaf. ini bukan salahmu. hanya saja, kau mirip dengan seseorang yang kukenal." ucapku dengan suara bergetar. Tak ada suara dari Leontyne.

"tenanglah, Leontyne. aku baik-baik saja. " aku menepuk bahunya.

Leontyne memandangku dengan raut wajah khawatir. aku melemparkan seulas senyuman padanya. Leontyne membalas senyumanku dengan tulus.

"matahari sudah terbenam, lebih baik kau makan malam bersamaku dan aku akan mengantarmu pulang..."

"naik Stephanie?" tanya Leontyne dengan mata berbinar. entah kenapa dia sangat menyukai Stephanie. padahal Stephanie sedikit sombong padanya.

"jika kau mau... " ucapku sambil berjalan ke dalam rumah lalu disusul Leontyne.
                             ***

Aku duduk di bawah pohon besar bersama Leontyne sambil memakan ice cream. sedari tadi, ia terus mengoceh tentang kehidupannya, keluarganya, dan hal lainnya yang menurutku tidak terlalu penting.

"kak, apa kakak mengenal teman satu jurusan kakak, namanya Saeran?" tanya Leontyne. Aku agak kaget karena tiba-tiba dia mengganti topik tentang laki-laki.

"ya...  Kau menyukainya?" tanyaku. Leontyne diam sebentar.

"m-mu-mungkin.... " ucapnya dengan semburat merah yang mewarnai wajahnya.

"cu-cuma sedikit kok!" sambungnya lagi.

"akan sulit mendapatkan hatinya, jadi lebih baik menjauh saja." ucapku. Leontyne menundukkan kepalanya. Wajahnya terlihat kecewa dan sedih.

"jika kau mau, aku bisa membantumu mendekatinya. Tapi hanya sedikit. Aku tak mau repot, " ucapku. Seketika wajahnya kembali cerah seperti pelangi yang tampak setelah hujan.

"ternyata, kakak tidak seperti yang orang-orang bilang," ucap Leontyne dengan senyum yang merekah di wajahnya. Ucapannya itu sukses membuatku melirik kearahnya.

"memangnya, menurutmu aku bagaimana?" tanyaku.

"baik, peduli pada orang lain, pintar, cantik, dan kuat!" seru Leontyne sambil berdiri dengan semangat.

aku berdiri dari dudukku. kuangkat tanganku lalu kuletakkan diatas puncak kepala Leontyne. kemudian, aku membelai rambut coklatnya.

"terima kasih," ucapku sambil sedikit tersenyum. Leontyne terlihat kagum saat aku membelai kepalanya. aku melihat jam di tanganku lalu menyingkirkan tanganku dari Kepala Leontyne.

"jadwal kuliahku sebentar lagi. aku harus pergi sekarang." ucapku sambil membersihkan sedikit kotoran dari pakaianku, lalu pergi meninggalkan Leontyne.

"KAKAK, NANTI KEMBALI KESINI LAGI, YA!!!" seru Leontyne dari kejauhan. aku hanya diam dan tidak merespon ucapan Leontyne. aku melanjutkan perjalananku menuju gedung fakultasku.
                                   ***
"kak!" panggil seseorang yang membuatku sadar dari tidurku.

"maaf, kalau aku ngagetin kakak!" ya....  Aku kenal suara ini. Siapa lahi kalau bukan Leontyne.

"hm"

"maaf kak, aku ngebuat kakak nungguin aku!" ucapnya dengan wajah penuh penyesalan.

"pasti kakak bosan banget ya sampai kakak ketiduran kayak tadi?" ucapnya sambil menunduk.

"tak apa, tak perlu meminta maaf. " ucapku sambil menepuk pundaknya.

"gini aja deh, sebagai permintaan maaf, aku mau traktir kakak makan di cafe depan kampus gimana? Jangan nolak ya kak, plis...." ajak Leontyne. Ia memasang wajah memelas padaku.

"percuma aku menolak. Kau pasti akan terus memaksaku. " ucapku. Senyum mengembang di wajah Leontyne. Aku membenahi diriku sebentar, lalu berdiri

"ay-"

"TOLONG!!!"

sebuah teriakkan mengejutkanku dan Leontyne. Refleks, aku dan Leontyne menoleh ke sumber suara.

"kakak mendengar nya? " tanya Leontyne. aku mengangguk sekali.

"SIAPAPUN TOLONG DIA!!!!!!" asal teriakkan ini tidak terlalu jauh dari tempat aku dan Leontyne duduk. aku dan Leontyne berlari menuju sumber suara.

Entah kenapa, suara ini terasa familiar di telingaku. Aku berusaha mengingat siapa pemilik suara ini sambil tetap berlari menuju sumber suara yang asalnya dari gedung belakang fakultas kedokteran.

Mulut menganga saat sampai di tujuan. Jantung berdebar kencang. Mataku yang awalnya terasa panas kini mengeluarkan cairan bening dengan deras. Pikiranku berusaha mencerna apa yang terjadi. Seluruh perasaanku bercampuk aduk kala aku melihat apa yang ada di depanku.

"kak, kakak kenapa?!" suara Leontyne terdengar khawatir. Aku tak fokus dengan apa yang ia tanyakan. Aku hanya fokus pada apa yang sedang aku lihat. Aku menghiraukan pertanyaan Leontyne tadi dan tidak menoleh padanya.

"kau....." gumam orang yang meminta tolong tadi. Dia seorang wanita dengan rambut kucir kuda dan menggunakan kacamata. Seragam dengan jubah sayap kebebasan seperti milikku di penuhi bercak darah dari seseorang yang ia bopong sedari tadi.

"(yn)-san.... " sambungnya lagi. Embun di mataku semakin deras.

"senang bertemu denganmu lagi..." Aku berjalan perlahan ke depan. Ke tempat wanita itu berada.

"aku merindukanmu.... " ucapku sambil tersenyum. Bagaikan hujan di siang hari yang cerah.

"Hanji-san..."

H-ha-hai semua... 😅
Maaf aku kelamaan g up...  Hehehehe 😅😅😅
A-aku sibuk ama remedial bahasa inggris...
Tahun lalu aku ngambik rapor. Ternyata nilai bahasa inggrisku g tuntas...  Terpaksa remedi sama Mr. S*n*.

Tugasnya banyak banget...
Makanya aku g ada waktu buat nulis nih wp. Tapi ni wp bakal tetap lanjut kok nyampe tamat. Klo aku masih hidup:v

Oh ya,

BANG LEVI MASIH HIDUP!!!!!!!!!!!!!!!

Ya itu aja deh, jangan lupa vote ama comment yak!

See you again....

you are my first love (Levi x Reader) (END)Where stories live. Discover now