[REVISI] Daily Routine

Start from the beginning
                                    

Jennie merangkak ke atas ranjang, dan mulai merebahkan dirinya.

Sebenarnya perasaannya gugup, tapi Jennie nggak mungkin membiarkan Reygan tidur di sofa.

Reygan merebahkan dirinya disamping Jennie, menatap langit-langit kamar.

"Jen, boleh aku cerita sesuatu?"

Jennie yang sedang bermain ponsel, hanya berdeham. Padahal dia gugupnya setengah mati.

Reygan menyamping, menatap Jennie dari samping. "Kejadian di restoran, nggak ada yang spesial. Fannesa cuma minta maaf karena dia udah ninggalin aku."

Jennie tetap diam, bermain ponsel.

"Walaupun memang aku sama dia pacaran tujuh tahun, tapi perasaan aku ke kamu Jen jauh lebih kuat daripada tujuh tahun itu."

Jennie tau Reygan berbaring menyamping menghadap dirinya, tapi Jennie masih enggan sebenarnya.

Reygan menatap Jennie yang masih diam. "Kamu nggak marah kan Jen? Aku berani sumpah, perasaan aku ke Fannesa udah hilang, nggak ada lagi."

Jennie menghela nafasnya. "Gue nggak mau tahu tentang urusan per-mantanan lo."

"Kamu jangan berpikiran buruk ya soal kejadian di restoran jepang waktu itu, pure dia cuma menjelaskan. Lagian, Fannesa udah punya pacar."

Jennie masih diam sambil bermain ponsel, tapi diam-diam dia mendengarkan.

Reygan mengelus rambut Jennie, memainkan rambut panjang itu. "Aku sayang kamu."

"Gue mau tidur."

Reygan mengangguk, mematikan lampu dan mencium kening Jennie dengan lama. "Good night, sleep well."

Sayup-sayup Jennie mendengar Reygan membisikkan kata-kata di telinganya.

"I love you."

*****

Reygan bangun membuka matanya melirik jam masih pukul 04;30 dan melihat Jennie tengah tertidur, mungkin terlalu lelah, dan karena hari ini kegiatan mereka agak senggang, jadi Jennie bisa bangun agak siang.

Reygan menelusuri wajah Jennie, mulai dari matanya, hidungnya, bibirnya.

Reygan tersenyum, ketika menyentuh bibir Jennie dengan jarinya. Rasanya seperti ada setrum ketika menyentuhnya.

Masih teringat dengan jelas, beberapa waktu lalu ketika Reygan menampar pipi itu, hanya karena Fannesa.

Banyak hal yang sudah Reygan lakukan ketika menyakiti Jennie.

Reygan, berjanji akan menggunakan kesempatan ini dengan baik, dan mempertahankan pernikahan mereka.

Apapun yang terjadi.

Reygan tersenyum ketika Jennie tidak sengaja, memeluknya seperti guling dan menyembunyikan wajahnya di dada Reygan.

Semoga saja Jennie tidak bangun karena mendengar detak jantung Reygan yang bertalu-talu.

Reygan mengelus kepala Jennie, wangi rambutnya sampai ke hidung Reygan, Reygan meletakkan dagunya di atas kepala perempuan itu. 

Reygan memeluk Jennie erat, sambil tersenyum. Dan kembali tertidur.

Jennie merenggangkan badannya, rasanya tidur pagi ini lebih berkualitas dibandingkan biasanya.

Jennie mengernyitkan dahinya, ketika merasa pergerakannya terbatas.

Jennie mendongak, dan melihat dagu Reygan dimana laki-laki itu masih tidur.

Dan laki-laki itu, memeluknya.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now