🖤

'Mohon maaf, Nyonya Kim. Tim kami sudah angkat tangan menangani putramu. Penyakitnya semakin parah, ternyata obat dari kami tidak bisa menjamin kesembuhannya.'

'Apa kau bilang? Hei! Kau ini dokter, saudaraku bilang kau dokter hebat yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit mematikan! Di mana kemampuanmu, Dokter Fritz!'

'Maaf Nyonya, saya hanya manusia biasa, begitu juga dengan tim medis yang lainnya. Ini semua tergantung dengan takdir Tuhan. Jika Tuhan menakdirkan pasienku untuk sembuh, maka dia akan sembuh. Saya hanya membantu, Nyonya.'

'Berikan dia obat yang paling bagus, Dokter.'

'Semakin banyak dia mengonsumsi obat yang tidak direspon oleh tubuhnya, semakin berbahaya. Dan jika itu tetap dilakukan, maka sama saja kita membunuhnya secara perlahan. Mengertilah, Nyonya Kim.'

Wanita berambut cokelat yang panjang dan bergelombang itu menutupi seluruh wajahnya dengan telapak tangan lalu menangis sejadi-jadinya di dalam bilik toilet rumah sakit.

Sejak putranya tertidur tadi, Hyunra pergi menemui dokter yang menangani anaknya. Ia menanyakan kondisi Taehyung, tapi jawaban dari dokter bernama lengkap Fritz Valter Nicolaus itu sangat di luar harapannya.

Yang Hyunra inginkan hanya berita baik, bukan berita buruk yang membuat hatinya semakin teriris.

Sedang bergelut dengan rasa sedihnya, pintu milik yang Hyunra masuki terketuk beberapa kali.

"Excuse me? Are you okay inside?"

Hyunra menghapus air matanya dengan segera, ia menekan flush pada closet; semata-mata agar orang yang mengetuk pintu itu mengira kalau ia hanya buang air kecil saja. Setelah itu ia membuka pintu, tampaklah sosok wanita cantik khas warga Jerman berdiri di sana.

"Maaf, Anda baik-baik saja? Saya dengar Anda menangis di dalam," katanya dalam bahasa Inggris.

Wanita itu tersenyum. "Iya, saya baik."

Keduanya saling melemparkan senyum, sampai akhirnya wanita berambut pirang itu melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya. "Saya harus pergi, ada pasien yang harus kutangani. Permisi."

Saat wanita tersebut melenggang pergi, Hyunra baru menyadari kalau lawan bicaranya tadi memakai jas putih, yang artinya beliau adalah seorang dokter.

🖤

South Korea, 08.00 PM.

Taehyung sedang apa?

Taehyung bagaimana kabarnya?

Apakah dia merindukan kekasihnya di sini?

Tiga kalimat itu yang terus berputar di kepala Yerin. Ia terus memikirkan kondisi kekasihnya di luar negeri. Apakah dia baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Kenapa tidak bertanya pada V atau Yewon?

Jawabannya adalah, Yerin tidak ingin menambah beban pikiran mereka. Yerin paham kondisi psikis adik-adik dari Kim Taehyung itu sedang terguncang. Apalagi V, Yerin lihat setelah kembali dari Jerman V tidak pernah tersenyum lagi.

Laki-laki itu lebih memilih untuk menghindar jika sudah didekati oleh sahabatnya.

Tak terasa, kegiatan belajarnya di sekolah sudah usai, menandakan jika hari sudah sore. Yerin merapikan buku-bukunya lalu dimasukkan ke dalam tas.

"Hansung-ah, aku dan anak-anak yang lain ingin ke kedai ramen. Kau ikut, ya?"

Yerin menoleh saat salah satu sahabatnya; Jung Hoseok, mengajak V.

Hellenium•Kth✓Место, где живут истории. Откройте их для себя