Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Di hari ulang tahun Jaehyun, pasangan Taesung dan Hyunra kebanyakan menghabiskan waktu bersama atas permintaan si bungsu.
Kakek Go pun sudah pulang dari kantor. Pertama kali melihat wajah Taesung, laki-laki tua itu benci sekali. Tapi, putrinya menjelaskan kalau semua ini demi Jaehyun.
Memang mereka tidak bermesraan layaknya pasangan lain, tapi V sering memergoki ayahnya mencuri pandang.
Seperti saat ini, mereka tengah melakukan piknik keluarga. Tak jauh dari sana ada kolam renang yang memantulkan langit malam penuh bintang. Hyunra tengah membakar daging di temani Taesung.
"Kalau kau hanya diam di situ seperti patung, lebih baik kau gabung dengan anak-anak saja," ujar Hyunra sambil membolak-balik dagingnya.
Lamunan Taesung buyar, ia langsung berdiri dan membantu Hyunra memasukkan arang.
Tak jauh dari sana, V dan Taehyung sedang mengamati. Seulas senyum terbit dari bibir keduanya.
"Aku semakin yakin kalau sebenarnya mereka masih saling mencintai," kata Taehyung.
V mengangguk setuju. "Kita harus melakukan sesuatu, Tae."
"Ya. Sebelum waktuku habis."
"Maksudnya?" V mengernyit bingung.
"Beef Barbeque sudah matang!" Hyunra berseru sambil membawa piring besar berisi daging.
"Uwah! Kelihatannya enak! Boleh Jaehyun-ie makan?"
Mereka langsung menyerbu daging buatan Hyunra dengan nikmat.
"Bagaimana? Enak?"
Mereka; kecuali Taesung, mengangguk. Laki-laki itu baru memakan satu potong daging, selanjutnya ia lebih memilih pada ponselnya. Hyunra yakin kalau Taesung sedang membalas pesan dari klien-nya.
Dasar orang sibuk.
"Taesung-ah, makanlah dulu. Apa kau akan mati kalau kehilangan klien-mu?" celetuk Hyunra.
Taesung melirik sekilas. "Dia orang penting," sahut Taesung cuek.
"Lalu kami tidak penting, begitu?"
Taehyung melihat bendera perang di antara keduanya. Ia melirik Jaehyun yang tengah memperhatikan perdebatan mereka.
"Eomma, Appa, kalian ingat kalau ini hari apa? Ini bukan hari yang pas untuk kalian berdebat."
Kedua orang tuanya menghela napas. "Baiklah, maaf." Hyunra mengalah.
Ia kembali memakan dagingnya, tak memedulikan Taesung yang masih belum makan.
Di sisi lain, Taesung tersenyum kecil saat mengingat perkataan Hyunra tadi.
