Ch29 : Survive!

2.8K 379 113
                                    

Part ngebosenin!

Ada yang baru dong :v 👇🏻

Jam demi jam dilalui, dan V menunggunya dengan sabar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jam demi jam dilalui, dan V menunggunya dengan sabar. Menurut informasi, Jihyuk mulai meninggalkan tempat penyekapan sekitar pukul satu nanti, dan ia harus menunggu satu jam lagi.

"Eomma... Appa..."

V menoleh ke asal suara. Ia memandang miris saudara kembarnya yang masih demam tinggi. V menyentuh kening Taehyung, lalu meringis.

"Sabar ya, Tae. Setelah ini kita akan bebas," gumam V.

Nadanya terdengar sangat pasrah. Ia sendiri tak yakin bisa bebas atau tidak, kalau pun hanya salah satu dari mereka yang bisa lolos, V akan mengalah.

Ia lebih menyerahkan dirinya pada Jihyuk, daripada harus Taehyung.

Jihyuk benar-benar sangat keterlaluan, dari pagi mereka tidak diberi makan. Jangankan makan, setetes air minum pun tidak. Laki-laki itu memang niat sekali untuk membunuhnya.

Tidak tahukah kalau Taehyung benar-benar butuh makan dan minum sekarang?

Satu tarikan napas berat menyadarkan lamunan V, ia terkejut begitu mendapati saudara kembarnya kambuh. Buru-buru V mengubah posisi Taehyung agar menjadi setengah duduk, tentu saja V menahan punggung kembarannya.

"Bernapas, Tae. Kumohon, atur napasmu."

Taehyung mendengar. Ia berusaha mengikuti arahan saudaranya dengan menarik napas dengan perlahan dan tak terburu-buru.

Beruntung dadanya tidak ikut sakit, kalau itu sampai terjadi ia bisa mati karena obatnya tertinggal di loker sekolah.

"Kau bisa, Tae." V berbisik sambil terus mengusap dadanya, seraya menyemangati Taehyung yang kini mulai bernapas dengan normal.

Setelah napasnya benar-benar normal; walau masih menyisakan sedikit sesak, Taehyung membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah saudara kembarnya yang juga terlihat pucat.

"Mau pakai inhaler?"

Taehyung menggeleng pelan, matanya terpejam saat rasa pusing menderanya lagi.

"Kita harus kabur, Tae."

"Aku tidak sanggup berjalan."

Sebenarnya V juga lemas. Ia juga belum makan seperti Taehyung, tapi ia tidak tahu lagi harus melakukan apa selain kabur dari sana. "Ada aku, Tae. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian di sini—"

'Awasi dua bocah tengik itu jangan sampai mereka kabur.'

'Baik, Tuan.'

V tersenyum puas mendengar suara dari luar sana, walau suaranya samar-samar.

Ia menunggu beberapa saat, sampai akhirnya suara mobil terdengar, dan orang-orang yang berjaga di depan pintu sudah tidak terdengar lagi.

"Sebentar, Tae. Tetap duduk seperti ini, kalau tidak napasmu bisa sesak lagi."

Hellenium•Kth✓Where stories live. Discover now