Ch2. V!

5.8K 570 139
                                    

Special 4K followers!

Bagi V, kebahagiaan bukanlah karena seonggok harta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagi V, kebahagiaan bukanlah karena seonggok harta. Justru pria berwajah dingin itu sangat membenci semuanya.

Benci hidupnya.

Benci dengan dunianya.

Keadaan memaksa V untuk berubah menjadi sosok yang dingin, irit bicara, angkuh dan tidak memedulikan sekitar.

Di sekolah, banyak yang tidak berani pada V. Karena apa? V tukang bully? Oh, salah! Remaja itu anti mengotori tangannya dengan hal-hal pengecut seperti yang dilakukan kebanyakan anak lain.

Tidak ada yang sanggup berteman dengannya. Bagi mereka, V tidak lebih dari sebuah patung bernyawa. Entah karena dirinya yang sombong atau bagaimana, perlahan semua teman-teman V menjauh dan akhirnya tidak lagi saling mengenal.

Kecuali satu, Jung Hoseok Namanya.

Remaja Jung itu tipikal orang yang mudah bergaul, ceria, mampu menghangatkan suasana. Dia pindahan dari Jepang dan baru mengenal V sejak kelas dua. Namun, entah ada angin apa yang membuat Hoseok tertarik pada orang macam V, ia mendekati, mengajaknya berteman walau V sama sekali tak menganggapnya ada.

Hal yang membuat remaja tampan yang selalu mengalungkan headphone kapan pun itu menerima Hoseok menjadi temannya adalah ketika ia kalah taruhan bermain basket. Di mana jika V kalah, ia harus menerima Hoseok menjadi temannya. Cukup aneh bagi V, banyak siswa lain yang lebih wajar kenapa harus dirinya?

Walau begitu percayalah, Hoseok sangat menyayangi V. Ia tidak peduli jika V tidak menggubris semua leluconnya, yang terpenting ia bersyukur bisa menjadi teman V yang sangat misterius.

"V! Sepulang sekolah ke rumahku, ya?"

"Malas."

"Ayolah, aku punya video game terbaru, loh!"

"Main saja dengan bayanganmu."

"V!" Hoseok menarik-narik lengan V, seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan permen. Cukup memalukan memang karena aksinya menjadi tontonan murid yang berada di koridor, namun bukan V namanya jika meladeni mereka.

"Aku ada rapat osis sepulang sekolah."

Hoseok menghela napas, ia menurunkan pegangannya pada lengan V. "Baiklah. Tapi kapan-kapan kau harus main ke rumahku, ya? Menginap kalau perlu."

Lagi-lagi si pemuda Kim tidak menjawab. Matanya yang setajam elang berkilat ketika melihat dua siswi sedang asyik sekali di depan kaca yang berada di samping mading.

Hoseok meneguk ludahnya susah payah. Jika sudah begini pun ia tidak berani pada V. Baginya, kemarahan V adalah kiamat kedua.

"Hei!" V menegur dua siswi dengan dingin.

Mereka yang sedang bercermin sambil memakai lipstik dan bedak ini terkejut. "I-iya, Sunbae?" Adik kelas itu gemetar takut, tidak berani menatap mata V.

Hellenium•Kth✓Where stories live. Discover now