16. Dua Kali Air Mata

42K 6.1K 1.2K
                                    

Bagian Enam Belas

Aku hanya berusaha mencintai diriku lebih banyak dibandingkan orang lain—Dilaras.

Kita hanya terlampau jauh untuk saling bergerak ke arah yang sama—Wira

Rindu akan datang, pada waktu-waktu di saat kita berusaha keras untuk saling melupakan—Juna

Bonus foto, Wira Laras

Bonus foto, Wira Laras

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

-Pull String-

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

-Pull String-

Ada banyak orang yang ingin bahagia walaupun bahagia itu terlihat sementara. Seperti aku, kadang ketika aku benar-benar merasa bahwa dunia ini jahat kepadaku, aku akan mencoba melarikan diri dengan ingar-bingar kelab malam, menari sambil berteriak-teriak seperti orang tidak waras, lantas menegak minuman yang membuat sholatku tidak diterima selama empat puluh hari. Aku tahu semua itu salah, tetapi aku tidak munafik untuk mengatakan bahwa aku tidak pernah melakukannya. Manusiawi.

Semua manusia punya pelariannya masing-masing dari setiap masalah yang mereka miliki, tetapi percayalah... sejauh apapun berlari, masalah itu akan selalu mengekor di belakang layaknya sebuah bayangan.

Aku tidak tahu apa yang sedang aku bicarakan sekarang, pikiranku absurd, tapi yang jelas semua ini merujuk pada sebuah masalah manusia. Aku, kamu, semua orang punya masalah masing-masing.

"Kenapa sih dari tadi lo bengong mulu?" Setelah sampai di parkiran, Wira menanyakan itu kepadaku.

Aku menoleh kepadanya sebentar, "Nggak apa." Barulah kepalaku memutar menghadap ke sekitar dan baru menyadari bahwa kami telah sampai di parkiran motor.

"Lo nggak bawa mobil?" tanyaku langsung.

Wira mendengus, "Lo pikir kita hidup di kota mana?"

Kontan aku berdecak, kalau saja aku tidak berinsiatif meminjamkan mobilku kepada Bang Bima mungkin aku bisa pulang nyaman dengan mobilku. Tadi memang Bang Bima mendadak ada kerjaan di Tangerang, gila ya... di sela-sela mamanya sakit saja masih ada kerjaan yang harus ia selesaikan. Karena memang jarak rumah sakit dan Tangerang lumayan jauh, sedangkan pada saat itu yang tersisa hanya aku. Maka akhirnya, aku sukarela meminjamkan mobilku kepada Bang Bima dan pulang bersama Wira menjadi opsi yang ditawarkan Bang Bima untuk membuatku tidak kerepotan.

Pull Stringحيث تعيش القصص. اكتشف الآن