1. Benar Saja

170K 11.6K 1.5K
                                    

Bagian Satu

Bissmilah. Semoga cerita ini bisa diselesaikan sampai kata tamat.


Pull String ; to secretly use the influence you have over important people in order to get something or to help someone

—Pull String ; to secretly use the influence you have over important people in order to get something or to help someone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Pull String-

Sepotong bakwan berada di tangan kananku, sedangkan tangan kiriku tidak diam saja untuk hanya kosong, tangan itu memegang tempe hangat yang baru dipindahkan bunda ke dalam piring.

Sesaat, ketika aku masih menikmati bakwan dan tempe. Bunda tiba tiba saja sudah ada di sebelahku seraya menuangkan air ke gelas. Di tengah apa yang ia lakukan, bunda berbicara.

"Kamu ingat Wira?"

Aku melongo dengan wajah setengah berpikir, mengingat nama yang tampak tidak asing itu.

Setelah beberapa menit, aku gagal mengingatnya.

"Wira siapa ya, Bun?" Aku menyerah, aku ingat beberapa nama wira di hidupku. Wira, anak penjaga kompleks rumah. Wira, seniorku di kampus yang selalu memakai kaca mata bulat. Wira Sableng... ah banyak.

Bunda berdecak kecil, lalu menjawabnya setelah meneguk air dalam gelas yang tadi ia tuangkan, "Wiradharma Davendra, teman sekelas kamu jaman SMA, yang Bunda pernah bilang bahwa dia anak temennya Bunda."

Seketika otakku bekerja cepat untuk mencari wajah Wara-Wira weh weh weh yang disebutkan bunda tadi. Dan yaps, akhirnya aku teringat. Siapa Wira yang dimaksud oleh bunda.

Aku mengingatnya. Dia temen dekatku jaman sma kelas satu. Dekat yang benar-benar dekat, tapi dekat bukan dalam artian memiliki perasaan.

Teringat, aku pernah jadi mak comblang Wira dan teman sebangkuku dulu. Aku jadi comberannya Wira dalam menceritakan teman sebangkuku ini. Semua itu berlangsung setahun. Setelah itu Wira mendadak pindah sekolah, aku hanya mendengar kabar bahwa ia pindah ke Semarang untuk ikut kakak perempuannya.

Lantas setelahnya, berita Wira tak terdengar lagi. Aku tak pernah tahu bagaimana dia sekarang. Wajahnya, suaranya, tingkahnya atau bahkan bagaimana curhatannya sekarang. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu juga.

Jelas, pertanyaan disertai pernyataan dari bunda tadi membuatku kaget.

"Mamanya tadi ketemu Bunda pas ngurus berkas di Dinas, terus cerita deh tentang Wira."

Ya, bundaku ini adalah PNS guru SD yang sedang dalam masa penaikan golongan. Jadi tiap hari kerjaannya mondar-mandir sekolah dan dinas. Aku tak menampik bahwa hampir setiap hari, ada saja cerita Bunda mengenai orang di dinas. Dan sebagai anak baik, tidak sombong, cantik, pandai menabung, dan rajin berdugem—abaikan dua kata akhir, selalu setia mendengar cerita bunda.

Pull StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang