[REVISI] A Chance

Mulai dari awal
                                    

****

Jennie duduk di ranjang kamar, hatinya masih belum ikhlas semua ini terjadi.

Jennie berjalan ke balkon kamarnya, dan duduk di ayunan kayu disana.

Semuanya terasa hambar, datar dan menyedihkan.

"Jen, makan dulu yuk!"

Jennie melihat Mama nya sudah masuk ke kamar, dan berdiri di dekat ranjang. "Iya Ma,"

Risa duduk di ayunan, "Kenapa? Masih sedih ya?"

Jennie mengangguk.

Risa tersenyum. "Jangan terpuruk terus, sedih boleh, tapi jangan lama-lama."

Jennie menghela nafasnya. Bagaimana bisa dia tidak sedih?

"Jen, semalam Mama bisa melihat penyesalan Reygan, dia betul-betul menyesal. Mama juga marah sama dia, tapi menurut Mama dia menyesal dan mau datang untuk minta maaf, sudah baik niatnya. Tapi, Mama sih terserah kamu. Pilihan ditangan mu,"

Jennie menatap atap hitam rumah tetangganya. Pikirannya kacau, tapi kalo begini terus, hidup Jennie juga lama-lama berantakan kan?

"Makan dulu aja yuk,"

****

Reygan yang sedang melamun, mendongak ketika Mamanya mengelus kepalanya.

"Mama udah nggak marah?"

Sera tersenyum. "Nggak ada orang tua yang nggak maafin anaknya, Mama nggak bisa marah-marah terus ke kamu. Kamu pasti nyesel kan, Mama tau itu."

Reygan mengangguk. "Reygan nyesel banget Ma,"

"Mama tau Gan, terus kamu mau biarin Jennie pergi?"

Reygan menggeleng. "Reygan cinta dia banget Ma, banget."

"Makanya perjuangin, jangan menyerah, toh Papanya Jennie kasih kamu kesempatan kedua kan untuk mendekati Jennie lagi? Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya."

Reygan sangat bersyukur ketika Risa dan Jordi memberi kesempatan untuknya, setelah hampir saja Reygan berlutut didepan mereka.

Tapi, Jordi tidak membiarkan Reygan sampai berlutut, dia hanya memberi sedikit nasihat yang keras, terhadap Reygan.

Ternyata, sifat penyabar Jennie selama menghadapi Reygan dulu berasal dari kedua orang tuanya.

Reygan mengangguk. "Ma, jagain Jennie buat Reygan ya? Besok Reygan kerja lagi. Lumayan lama."

Sera mengangguk. "Iya,"

Reygan berdiri, menyisir rambutnya dengan jari. "Reygan ke tempat istri dulu ya Ma,"

Sera tertawa. "Iya hati-hati ya, bawa dia kerumah kita secepatnya."

****

Reygan duduk di hadapan Jordi. "Jennie ada di kamar, sejak sarapan belum keluar lagi,"

"Iya Pa, Reygan kedalam nggak apa-apa?"

Jordi mengangguk. "Ini kesempatan terakhir dari saya untuk kamu, tapi pilihan tetap pada Jennie."

Hi, Captain! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang