Chapter 03

2.2K 238 16
                                    

Ucapan yang beberapa menit lalu diterimanya, masih jelas terdengar oleh rungu. Joohyun tetap diam seraya memandang keluar kaca mobil itu, sementara sang pemilik sejak tadi fokus menyetir walau terkadang mencuri pandang pada wanita di sampingnya.

"Kita makan dulu, ya?" ujarnya membuat Joohyun menoleh menatap Seokjin, wajahnya menatap polos pada Seokjin yang dibalas dengan kekehan ringan setelahnya.

"Tenang saja, kita ke restoran kakakku saja. Di sana aman." katanya tersenyum.

"Aku ikut saja."

Suasana kembali hening digantikan dengan suara bising kendaraan dari luar. Tak ada musik atau apapun. Keduanya diam, tanpa disadari sebenarnya mereka ingin berbicara banyak hal, namun enggan. Terlalu canggung jika membicarakan hal-hal yang merujuk pada konteks pribadi. Keduanya masih sama-sama pemula soal hubungan asmara, tapi juga tidak bodoh untuk paham bagaimana menjalin suatu hubungan yang baik.

Setelah beberapa menit menyelami kesunyian, kini Seokjin turun terlebih dahulu. Tak lupa penutup wajah digunakan oleh keduanya. "Kita masuk lewat pintu belakang." ujarnya yang diikuti oleh Joohyun.

Setelah beberapa tangga mereka lewati, Joohyun kini dibuat takjub dengan dekorasi ruangan VIP restoran itu. Sangat elegan dan tertutup, sangat pas bagi seorang publik figur untuk menjaga privasi mereka.

"Kau ingin pesan apa?"

"Sesuatu yang mengenyangkan." Seokjin terkekeh mendengarnya, wanita di depannya ini memang tak bisa ditebak. Segala hal yang selama ini ia pikirkan tentang seorang Irene red velvet ternyata sangat bertolak belakang dari kenyataan.

Jika Irene itu dingin, maka Joohyun itu hangat juga manis. Jika Irene itu tertutup, nyatanya tidak. Seorang Bae Joohyun sangat terbuka dan apa adanya.

Seokjin terkesiap ketika tiba-tiba Joohyun menatapnya. "Kenapa kau selalu menatapku seperti itu?" ujarnya. Seokjin hanya terkekeh seraya memesan hidangan yang menjadi favorit di restoran itu.

"Tidak, tunggu di sini aku akan memesan dulu."

***

Selang beberapa menit, Seokjin kembali namun tidak sendiri. Di belakangnya pemuda lain berdiri dengan senyum ramah di wajahnya membuat Joohyun mau tidak mau juga ikut tersenyum.

"Kenalkan, Bae dia kakakku------Seokjung hyung."

Sedikit terkejut namun Joohyun segera berdiri memberi salam pada lelaki yang umurnya kira-kira tak berbeda jauh dengannya.

"Halo, Seokjung-s.."

"Seokjung oppa. Panggil aku seperti itu." Joohyun tersenyum canggung sementara Seokjin sejak tadi menahan tawa melihat wajah wanita di depannya yang selalu tampak lucu.

"Pesanan kalian sebentar lagi akan diantar. Santai saja di sini. Aku tinggal ya, Joo."

Entahlah! Hati Joohyun berdesir, diperlakukan akrab seperti itu terlebih oleh orang terdekat Seokjin. Bahkan mereka baru pertama kali bertemu secara pribadi. Ini gila. Segalanya terlalu cepat dan mendadak.

"Bukankah aku lebih tampan, Bae?" Wanita di depannya mengernyit bingung. Bukan. Bukan karena Seokjin menyebut dirinya tampan. Ia bahkan sudah bosan dengan kalimat samacam itu.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Kau menatap kakakku sebegitunya------bukankah aku lebih tampan??"

Tawa keras akhirnya keluar dari bilah bibir Joohyun. Demi Tuhan-----sekali lagi, jika mereka sudah mengenal cukup lama mungkin sekarang pipi cubby Seokjin sudah jadi korban cubitan gemas Joohyun.

Practice Makes Perfect ✔Where stories live. Discover now