Chapter 02

2.4K 246 15
                                    

Selama hidup sebagai seorang selebriti, tak ada yang Joohyun harapkan selain kesusksesan grupnya. Tak pernah sekalipun otaknya berpikir jika masa aktifnya akan dihiasi dengan perasaan sakral ini. Tak pernah sedetikpun bibirnya tersenyum hanya dengan satu tindakan kecil seseorang. Tapi malam dimana ia tertawa begitu lepas, Joohyun menyadari jika hatinya perlahan mulai terbuka pada sosok jangkung di sampingnya. Bahkan wangi perpaduan buah strawberry dan pinus masih terekam jelas diingatannya. Khas sekali sangat cocok dengan kepribadian pemuda itu. Begitu manis tapi juga konyol di saat bersamaan.

Sejak malam itu, Joohyun seperti bukan dirinya. Begitu mudahnya menyerahkan nomor ponsel pada pemuda yang bahkan baru beberapa hari mengenalnya secara pribadi. Atau dengan refleknya ia tersenyum kecil di setiap tindakan pemuda itu. Hah, bukan dia sekali.

Lebih parah dari itu, bahkan beberapa menit lalu ia tersenyum kecil hanya dengan melihat nama itu tertera di telepon genggamnya. Suara lelaki yang beberapa saat lalu menyapa rungunya semakin membuat Joohyun tersenyum mengingatnya. Katakanlah ia sudah gila, tapi apa boleh buat jika dirinya ingin sekali menemui pemuda itu lagi. Menatap netra bulatnya yang dua hari lalu tak sengaja ia tatap.

Joohyun bukan gadis naif yang tak menyadari perasaan apa yang ia rasakan sekarang.

Kim Seokjin.

Lelaki itu telah merampas hatinya hanya dengan sepersekian detik. Hanya dengan ucapannya yang konyol tapi begitu berkesan di hatinya. Ia menyukai segala tingkah pemuda itu, setiap detailnya. Tak ada yang tahu sebab selama ini dirinya tak pernah sedetikpun memikirkan lelaki itu. Hanya malam itu, malam dimana segalanya berubah secepat kilat.

Dan malam selanjutnya mungkin akan lebih menakjubkan dari itu. Joohyun juga Seokjin tak menyadari jika keduanya sama-sama ingin hari cepat berganti.

***

Pukul tujuh malam di sungai Han.

Kalimat itu masih terngiang di telinga Seokjin kendati beberapa menit lagi ia akan mengikuti rehersal untuk acara besok malam. Pikirannya masih melayang penuh pada percakapannya kemarin malam. Tak sabar menemui wanita dengan senyum iritnya itu, Seokjin tiba-tiba merasakan panas pada bagian wajahnya, terlebih telinganya bak kepiting rebus.

"Kau sakit, hyung?"

Namjoon yang sejak tadi melihat gelagat kakak tertuanya itu sudah tidak tahan untuk tak menegur. Yang ditanya masih dengan tingkah anehnya, gelagapan. "Ti-tidak, mungkin aku hanya kelelahan."

Tak ada kata setelahnya karena mereka harus segera menyelesaikan pekerjaan mereka.

Di sudut lain, tampak Joohyun tengah menatap pada pusat panggung di atas sana. Dirinya sudah menyelesaikan gladi dan dalam perjalanan kembali pulang hingga matanya tak sengaja menangkap sosok yang beberapa hari ini menjadi pusat atensinya. Tersenyum kecil kemudian beranjak dari sana, mengingat jika hanya dalam hitungan jam keduanya akan kembali bersitatap.

***

Udara musim dingin serta angin kencang tak menyurutkan niat Seokjin untuk bergegas pulang, selepas latihan tadi ia bergegas menuju tempat yang sebelumnya sudah dijanjikan. Sungai Han, tempat sempurna untuk menghilangkan penat. Tungkainya berjalan menyusuri jalan setapak yang biasa digunakan oleh pejalan kaki untuk sekedar berolahraga atau berjalan-jalan dengan hewan peliharaan. Tak ingin menunggu lama, bokongnya ia dudukan pada salah satu bangku di sana sesaat setelah netranya menangkap tempat strategis untuk pertemuan mereka.

Ting.

Suara notifikasi mengalihkan atensi Seokjin, dibukanya ponsel itu sejenak lalu secepat kilat ia menoleh, mencari rupa orang yang tanpa diduga sudah ia rindukan.

Practice Makes Perfect ✔Where stories live. Discover now