Chapter 27

1.4K 142 42
                                    

Ratusan atensi di depan mata, Seokjin sempat terpana oleh antusiasmenya warga yang dengan senang hati menunggu satu sosok yang beberapa hari lalu surainya dipangkas hampir plontos.

Masih dengan hiasan tipisnya, tetap tampan, hanya saja aura yang ditampilkan sedikit berbeda. Tubuh kokoh yang selama hampir depalan tahun tersembunyi mendadak mendominasi hingga ia dijuluki-----worldwide body kim seokjin.

Lima menit setelah acara pers ini dimulai, Seokjin masih melambai menyapa penggemar juga media yang selama kurun waktu tertentu mungkin tak dapat ia jumpai. Irisnya tulus, senyumnya tetap manis, meski hati masih terisis. Tak apa, setahap demi setahap akan ia selesaikan.

Oh satu lagi-----tak ada member, hanya dia mematung memungut mikrofon beberapa saat lalu. Memperkenalkan diri hingga berterima kasih di akhir acara. Isinya-----tentu saja membicarakan tugas wajibnya sebagai warga negara yang baik, hingga satu pertanyaan kembali membungkus seluruh atensinya lamat-lamat.

"Tentang pertunanganmu, apa ada yang ingin kau sampaikan Seokjin-ssi?"

Tak ada keraguan saat lidahnya dengan lancar menciptakan satu kalimat ambigu. Menjawab pertanyaan seluruh penjuru bumi sebab selama setahun penuh ia bungkam dari konteks pertunangan juga hal-hal yang menjurus pada ranah pribadi.

Begini katanya sampai mampu meciptakan kernyitan pada ratusan pasang alis yang mendadak disatukan oleh semua pemilik.

"Aku sama sekali tak pernah bertunangan. Perjodohan itu tak pernah berhasil."

"Aku hanya---" ada keraguan sebab satu nama akan ia ujarkan atau mungkin tidak. Satu sisi ingin seluruh dunia tahu hatinya memilih siapa, namun sisanya tak mengizinkan sebab ia akan pergi, Seokjin tak ingin meninggalkan luka lagi. Cukup satu yang ingin ia akui.

"Aku hanya pernah berkencan dengan seseorang. Terima kasih."

Seokjin masih mengingat jepretan kamera mengantarnya pada ujung ruangan setelah sempat berpamitan, pun dengan puluhan pertanyaan yang terlontar secara bersamaan. Hingga tagar pada mesin pencarian tengah mendominasi dunia, menyematkan satu pertanyaan-----who's the girl?

Andai saja Seokjin memiliki keberanian juga nyali, mungkin satu nama ia sematkan di akhir kalimat. Atau andai saja Bae Joohyun masih membersamainya, mungkin saja akan ia dekap lalu ia pamerkan pada dunia.

Andai-----andai saja cintanya masih berlaku, mungkin saja pada akhir menjelang malam ini ia akan mendekap serta mengecup hangat satu presensi kehadiran.

Gadisnya sudah pasti tak akan pernah ingin lepas, sama seperti saat dulu-----kala Seokjin akan bepergian jauh untuk beberapa bulan.

Pasti bisikan serta kecupan yang sama selalu menyapanya kala terlelap, rungunya selalu mendengar acapkali Joohyunnya berbisik hingga membuat satu kujur tubuhnya berdesir. Meski kedua netra terpejam, namun Seokjin selalu sadar ketika dekap demi kecup ia terima setiap malam.

"Aku rindu, Bae." lirihnya.

Ini masih sore menjelang senja, tepat pukul lima sore Kim Seokjin akan jatuh terlelap jika saja bel apartemen tak mendadak berbunyi nyaring.

Dan ajaib-----dekapan yang ia harapkan, Tuhan menciptakannya hanya dalam hitungan menit. Kecupan yang ia rindukan dengan mudah Tuhan memberikannya lewat plum merah kegemaran.

Bae Joohyun mendekapnya erat hingga kecupan tanpa aba ia terima. Netranya membola, sementara lengan kokohnya tak jua bergerak. Stagnan, hingga saat lumatan kecil pada bibir bawahnya Seokjin segera tersadar. Menarik tubuh ramping itu untuk mundur lalu memenjarakannya pada pintu apartemen sedetik kemudian.

"Mmmpphh" tak pernah sekalipun terbesit dalam benak, Seokjin dapat mendengar untaian satu kata mendebarkan jiwa. Tak sekalipun otaknya bekerja semenjak kedatangan presensi gadisnya ini. Sebab memang Seokjin tak ingin menyadari, ketika jemarinya yang kokoh membawa kedua tubuh itu menyatu. Masih tak ada sekat ketika kedua pasang netra itu kembali bertemu.

Takut jika semua hanya ilusi. Setengah tak percaya juga menikmati.

"Bae, k-kau----"

Hanya anggukan, entah apa makna dibaliknya yang jelas sore itu Seokjin menyadari satu hal.

Joohyunnya kembali.

Dan keraguan tadi siang nyatanya hanya bertahan beberapa waktu, sebab Kim Seokjin dan Bae Joohyun resmi membuat dunia terkejut.

[BREAKING] BTS's Jin And Red Velvet's Irene to Repotedly Dating Since 3 Years Ago.

Ada janji yang tak terucap, ada keinginan besar yang tertanam. Tak akan ada kekhawatiran apalagi ketakutan setelah ini, sebab ia pahan bahwa Joohyun hanya menuntut sebuah keberanian, dan siang tadi ketika satu kalimat mengejutkan itu Seokjin lontarkan, tanpa aba juga paksa Bae Joohyun kembali dan menyerahkan diri.

Hingga untaian kalimat dalam hati tak sempat berujung menemui rungu sebab tak ingin ada kata yang terucap, Seokjin kembali bungkam dengan binar yang berpendar. Menatap penuh afeksi pada wanita dalam dekapan. Janjinya biar ia simpan dalam hati dan ia ikrarkan sendiri pada Tuhan, biar dirinya yang memegang dan mengambil resikonya. Bae Joohyun tak perlu lagi memikirkan apapun, hanya perlu bahagia dan menunggunya. 

***

Tak ada yang tidak terkejut sampai pada satu kalimat yang membuat seluruh negeri hilang akal. Dua nama yang tak pernah sekalipun terbesit dalam pikiran awam seseorang. Kurun waktu yang tak sebentar, tiga tahun, dan keduanya menutup rapat-rapat.

Ada keanehan, sebab beberapa orang janggal dengan kalimat-----aku hanya pernah berkencan dengan seseorang.

Dan sebagiannya lagi tak mau mengambil pusing. Kim Seokjin sudah dewasa, bisa membuat keputusannya sendiri. Pun dengan segala hal yang selalu menghebohkan kerapkali pemuda itu muncul, dan itu terbiasa hingga detik ini.

Selalu dibicarakan setiap tingkah polah dan tutur kata yang keluar. Hanya Kim Seokjin pula yang tak bisa dibantah. Ketika ada keinginan, bahkan Bang PD hanya menghela nafas. Sedang Lee Soman hanya mengangguk, sebab anak didiknya berkencan dengan idol terkenal.

Saham gaes------sudah pasti melonjak naik dan itu sangat menguntungkan.

Sementara hujatan menakutkan yang keduanya khawatirkan, nyatanya memang tak dapat dihindari. Seokjin hanya menenangkan sementara Joohyun sudah mengerti.

Dahsyatnya, hanya beberapa yang kontra. Sisanya mendukung dan pasrah. Sebab idolanya juga manusia dan Seokjin hanya bangga.

Army-ku memang terbaik.

Berbeda dengan member, jelas ada kengirian juga rasa kesal.

"Kau sudah mau pergi saja masih sempat-sempatnya membuat dunia kewalahan!"

Dan perlu digaris bawahi----Jeon Jungkook kesal yang sendu ketika mengatakannya. Air mata yang seharusnya membuat iba malah justru membuat telinga keenam adiknya berdengung sebab suara tawa bak decitan kaca mendadak menggema.

"Kalian akan merindukanku. Jadi, bersikap baiklah padaku sebelum aku pergi."

Ketujuhnya kembali bungkam, menyisakan Taehyung yang sudah memeluk Seokjin erat, Namjoon dan Hoseok yang netral tapi selalu mendukung, sementara Jimin yang juga terisak tengah menepuk bahu Jungkook sabar. Min Yoongi? Tentu saja tetap datar walau malam sebelumnya ia meminta satu kamar bersama si kakak tertua.

Dan Bae Joohyun, tetap baik-baik saja di samping harus mempersiapkan diri untuk menabung rindu.

Yeontan tumbuh dengan baik, Yeonjun juga. Semuanya baik.

Hanya author yang sedih--tidak, maksudku hanya media dan dunia yang sendu sebab Kim Seokjin akan menghilang dari layar kaca untuk sementara.

Dan kabar baiknya, kalian tak perlu berlarut-larut sebab Kim Seokjin dan Kim Joohyun akan segera menyapa. []

Practice Makes Perfect ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt