Chapter 16 - A Silent Farewell

7 0 0
                                    

"Iya, Kak. Kalau gitu, Nora mau siap-siap dulu." Kata Nora pada pemuda tiga puluh tahunan yang tengah terduduk didepannya. Pemuda itu mengangguk lalu menyeruput teh hangatnya pelan, sedangkan Nora langsung beringsut dari sofa. Ketika ia baru akan melangkah, terdengar suara pintu terbuka dan gemerisik seseorang yang sepertinya tengah kerepotan di balik tembok di depannya.

"Hh.. akhirnya. Sampai jug-, eoh?"

Nora sontak menoleh pada gadis yang terlihat lelah dengan rambut yang acak-acakan.

"Ahn Mi Cha?" panggilnya sembari melangkah mendekati Mi Cha. Mi Cha yang juga terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang hanya bisa terdiam sambil terus memandangi Nora dan pemuda yang seketika meletakkan segelas tehnya, berdiri dan tersenyum ke arahnya.

Nora kemudian memeluk erat sahabatnya itu lalu melepasnya, "Kenapa lama sekali? Kau tidak tahu betapa sepinya rumah ini? Eoh? Ada apa dengan.." melihat ekspresi terkejut Mi Cha yang dengan jelas terlihat itu, ia lalu mengikuti kemana arah Mi Cha memandang sekarang. Seulas senyuman pun terukir di bibirnya, "Oohh..." ucapnya sambil membalikkan badannya.

"Oh iya, MI Cha-yah, ini-,"

Belum selesai Nora dengan kalimatnya tiba-tiba Mi Cha menariknya masuk kedalam kamar tamu yang terletak di sebelah ruang tamu, bahkan pemuda itu juga terkejut, matanya menatap bingung pada seorang gadis yang baru saja membawa pergi calon sepupu iparnya kedalam sebuah kamar dan tak lama pintu kamar itu pun tertutup.

"Kau.. Kau masih berani melakukan hal ini? Maksudku tidakkah kau kasihan melihat diriku yang selalu bersembunyi dari kumpulan orang yang mungkin adalah paparazzi hanya demi dirimu? Kau tidak lelah dengan pemberitaan yang bahkan sampai sekarang masih menjadi judul nomor satu di mesin pencari? Dan.. apa kau lupa dengan betapa bengkaknya kedua matamu ketika kau menceritakan semuanya malam itu? Tepat setelah kau pulang dari pesta ulang tahun buaya perempuan itu?"

Nora tersenyum.

"Kenapa kau tersenyum? Siapa pemuda itu? Apa mungkin.. ia bukan seorang selebriti kan?"

"Yaa.. bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu jika kau terus-terusan memojokkanku seperti ini? Kau bahkan tidak memberiku waktu untuk bernafas." Jawabnya kemudian, "Baiklah, karena aku mulai melihat api penasaran mulai membesar di kedua matamu, aku akan menjelaskan apa yang seharusnya sudah kujelaskan dari tadi." Nora lalu membentuk angka tiga dengan jari kanannya, "Pertama, nama pemuda itu, Ratana. Ia juga tinggal di Seoul karena kantornya yang terletak di Shinsa-Dong, kedua, ia adalah calon kakak sepupu iparku yang akan menikah bulan ini dan kedatangannya kemari untuk membawaku pulang ke Indonesia, dan ketiga..." ia memotong kalimatnya sambil melipatkan telunjuknya, "Ia bukan seorang selebriti. Tidak seperti dirinya."

Mi Cha melepaskan genggamannya, "Sebentar, apa tadi? Kau akan kembali ke Indonesia?"

Nora mengangguk pelan, "Iya. Malam ini." Jawabnya.

Mi Cha terbelalak dan langsung menegakkan tubuhnya kembali.

"Jangan khawatir. Aku pasti akan kembali ke Seoul. Kau tidak perlu-,"

"Malam ini? Kenapa?"

Nora tersenyum, "Maaf." Katanya, "Kenapa? Mungkin..saat ini, inilah yang terbaik. Aku dipecat dari kantorku, orang-orang mulai membicarakanku dan mereka mulai mencariku." Nora menghentikan kalimatnya, sebuah desahan kecil terdengar dari bibirnya.

"Seharusnya malam itu aku menurutimu. Jika saja aku tidak datang ke pestanya.."

Mi Cha menatap Nora dengan sedih, ia langsung memeluk sahabatnya itu dan menepuk-nepuk punggung Nora, pelan. Air matanya mulai mengalir deras. "Maafkan aku yang tidak berada di sisimu malam itu. Maaf."

Once Upon A Time in Seoul: A Serendipity EncounterWhere stories live. Discover now