Chapter 2

18 0 0
                                    

 "Kau kenapa? Kenapa kau pulang dengan membawa luka sebesar itu?"

Seorang gadis berusia 23 tahun dengan kecantikan dan keanggunan khas wanita korea tengah berdiri di depan mesin pembuat kopi. Sesekali tangannya membetulkan ikatan rambut coklat almond panjangnya yang berantakan.

Nora terdiam. Beberapa kali ia keluar lalu kembali masuk ke dalam kamarnya, mempersiapkan semua barang yang harus ia bawa ke kantor pagi ini. Termasuk map transparan yang dibawanya semalam.

"Kau tahu kan kalau luka sebesar itu bisa membawa malapetaka bagi gadis muda sepertimu? Apa perlu kuhubungi Yong Hwa Oppa? Ia pasti akan membawamu ke rumah sakit bedah plastik milik ayahnya. Kau tahu kan ayahnya sangat hebat-,"

"Jangan!"

Nora sontak terhenti. Perlahan ia berjalan menuju meja makan yang terletak di sebelah dapur tempat temannya tengah mempersiapkan sarapan saat ini.

"Jangan lakukan itu. Aku tidak apa-apa, lagipula ini hanya luka kecil. Aku bisa menutupinya dengan rok panjang." Jawab Nora sambil mengambil salah satu toast yang diletakkan temannya di depannya. Lengkap dengan satu gelas susu hangat dan satu cangkir drip coffee.

"Rok panjang ditengah musim panas seperti ini? Ayolah, kau ingin merasakan suasana sauna saat kau di kantor nanti?" Perlahan perempuan itu menarik kursi di seberang Nora dan duduk.

"Ahn Mi Cha. Kau tahu kalau aku sering melakukan itu."

Mi Cha hanya terdiam sambil mengangguk-angguk. Memang temannya ini sering memakai rok panjang di cuaca sepanas ini tapi apakah tidak boleh untuk membuat lengan kakinya menjadi indah kembali?

"Baiklah, baiklah. Aku mengalah kali ini tapi lain kali kau harus patuh dengan apa yang kukatakan. Kurasa kau pasti tahu kalau Yong Hwa Oppa menyukaimu." Godanya.

"Ahn Mi Cha!" seru Nora sambil menghentikan aktivitas makannya.

Mi Cha tertawa geli melihat ekspresi teman satu kampusnya yang telah tinggal bersamanya sejak tahun pertama mereka kuliah ini. "Tapi omong-omong, siapa yang telah mengantarkanmu semalam? Kau tidak mungkin pulang sendirian dengan kaki seperti itu kan?" tanyanya tersadar akan satu hal penting yang baru saja ia lewati.

Nora meletakkan gelas susunya yang telah kosong. Dengan lamat-lamat ditatapnya Mi Cha yang tengah menatapnya dengan penuh penasaran.

"Kau jangan terkejut." Ucapnya.

Mi Cha mengernyitkan dahinya.

"Han Kang Woo." Katanya yang lalu berdiri dan mengembalikan kursi makan pada tempatnya. Sontak Mi Cha terbatuk. Makanan yang terdapat dalam mulutnya belum bisa ia cerna dengan benar dan kini Han Kang Woo? Aktor dan solois itu?

"Hahaha!"

Nora membalikkan badannya. Ekspresinya datar menatap Mi Cha yang tengah tertawa keras.

"Han Kang Woo? Aktor dan penyanyi tampan itu? Kau jangan bercanda. Aku tahu kau menyukai suara, drama, film dan lagu-lagunya tapi, bukankah ini berlebihan? Bagaimana mungkin ia mengantarkanmu pulang? Kau ini."

"Ya sudah kalau tidak percaya."

Suara pintu apartemennya yang tiba-tiba terbuka sontak membuat Han Kang Woo terbangun dari sofa hijaunya. Ia tengah membaca salah satu naskah film yang baru saja ditawarkan kepadanya. Sebuah film yang jika ia menyetujui untuk menjadi lead actor nya, akan mulai syuting pada bulan depan.

Once Upon A Time in Seoul: A Serendipity EncounterWhere stories live. Discover now