Chapter 4

14 0 0
                                    

                Nora berjalan keluar dari kamar mandi sembari mengelap kedua tangannya dengan selembar tisu dan kemudian membuangnya. Sejenak ia berhenti pada sebuah cermin besar yang ia lewati. Matanya dengan teliti memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah. Blouse, rok panjang dan id card, semuanya rapi. Ia pun melangkah pelan menuju kantornya.

"Nora-yah. Terima kasih atas jusnya." Kata seorang teman tiba-tiba yang melewatinya sambil menepuk bahu kanannya pelan. Seketika Nora terhenti. Jus? Jus apa?

Baru saja ia ingin menanyakan kepada teman itu tapi tiba-tiba sekumpulan karyawan lainnya menghampirinya sambil masing-masing mengenggam segelas penuh jus buah.

"Jusnya enak. Lain kali belikan kami lagi ya." Kata seorang dari mereka.

"Kau ini sebenarnya siapa? Kenapa kau bisa mengenalnya?" sahut yang lainnya.

Nora menatap semua karyawan itu dengan bingung. Ada apa ini?

"Ah iya! Kau ada tamu sekarang. Cepatlah kembali ke meja kerjamu." Kata salah satu karyawan lalu melangkah pergi menyusul kumpulan karyawan yang telah meninggalkannya.

Untuk sejenak Nora masih terdiam di tempatnya. Otaknya berusaha mengaitkan semua kalimat yang baru saja ia dengar. Jus yang enak dan keberuntungan yang ia dapat karena bertemu dengannya. Dia? Siapa yang dapat membuat karyawan-karyawan itu berpikir kalau ia beruntung dapat berteman dengan orang-orang semacam itu? Sebentar, orang-orang semacam itu?

"Ah! Apa mungkin Mi Cha menyuruh adiknya mengunjungiku lagi?" serunya. Tiba-tiba saja satu-satunya kemungkinan yang dapat terjadi membuatnya sadar. Iya, sepertinya memang seperti itu. Sahabatnya itu mungkin menyuruh adiknya yang adalah seorang anggota dari salah satu boyband yang tengah dipuja untuk mengunjunginya dan membelikannya makanan. Seperti beberapa minggu yang lalu. Satu kejadian yang telah membuat sedikit 'keributan' pada jam makan siang di ruang kerjanya.

"Iya. Mungkin itu. Memangnya siapa lagi orang terkenal yang akan mengunjungiku selain dirinya?" gumamnya. Ia pun melangkah dan menundukkan kepalanya sambil sesekali berpura-pura membetulkan rambut panjangnya, menghindari tatapan-tatapan aneh yang tengah ditujukan kepada dirinya. Perlahan ia mendorongnya pintu kaca ruang kerjanya lalu melangkah masuk tapi sontak ia terhenti. Di dalam matanya kini tergambar tiga pemuda tampan tengah berdiri di sekitar meja kerjanya.

"Astaga? Bukankah mereka-," Kalimat Nora terpotong, "Tapi kenapa mereka ada di depan meja kerjaku?"

Salah seorang dari pemuda itu terlihat mengatakan satu hal yang membuat dirinya dan dua temannya tertawa. Entah kenapa kini di matanya ketiga pemuda itu terlihat sangat manis dan tampan, tapi sepertinya bukan hanya dimatanya, ketika ia mengamati seluruh isi ruang kerjanya, beberapa karyawati juga tengah memperhatikan ketiga pemuda itu.

"Eoh!" seketika seorang pemuda yang sedari tadi seperti tengah menghibur kedua temannya menghentikan kalimatnya. Matanya bertabrakan dengan Nora.

"Nora Nuna!" serunya yang membuat seisi ruangan itu menoleh ke arah Nora.

Nuna?

Dengan serentak ketiga pemuda itu menghampirinya dan sialnya ia hanya bisa termangu melihat tiga pemuda yang berjalan dengan senyuman menuju dirinya.

"Kau sudah datang Nuna?" tanya seorang pemuda sambil tiba-tiba merangkul lengan kanan Nora. Sontak saja Nora terkejut dan menatap ketiga pemuda itu bergantian.

Kim Gi Tae, Jang Young Hoon dan Song Jae Hwan?

"Ya, Young Hoon-ah, lepaskan tanganmu darinya. Nora Nuna belum mengenalmu dan kau sudah berani melakukan itu?" kata Gi Tae yang kemudian tersenyum ke arah Nora. Bibir Nora masih tertutup rapat. Pikirannya mencari alasan tepat kenapa ketiga pemuda ini disini dan bahkan memanggil namanya?

"Ada apa ini?" tanyanya sambil menatap ketiga pemuda itu. Tapi sayangnya ketiga pemuda itu hanya tersenyum manis tanpa menjawab pertanyaan sama sekali.

**

"Astaga! Sudah jam sebelas malam? Kenapa aku tidak tahu?" buru-buru Nora menutup semua aplikasi yang terbuka di komputernya lalu mematikannya. Dengan tangan yang gusar ia merapikan dokumen pekerjaannya yang berantakan di atas meja kerjanya kemudian memasukkannya ke dalam laci meja dan menguncinya. Cepat ia berdiri, mengambil tas dan satu katalog furnitur kemudian berjalan cepat keluar dari ruang kerjanya.

"Apa shuffle bus masih ada?" tanyanya pada dirinya sendiri. Langkahnya masih ia percepat meninggalkan lorong yang berisi beberapa ruang kerja itu. Ia tidak perduli dengan keadaan sekitarnya yang sepi dan sunyi, bahkan kini hanya terdengar suara derap wedgesnya dan desahan nafasnya yang terburu-buru menuju lift di depannya.

Tanpa menoleh ke sekitarnya ia langsung memasuki lift yang kosong itu dan perlahan pintu lift itu mulai tertutup tapi tiba-tiba saja muncul satu tangan yang berusaha menghentikan pintu. Sontak Nora mengangkat kepalanya yang sedari tadi fokus pada smartphone yang dipegangnya.

Han Kang Woo?

Pemuda yang nampaknya ia kenali itu tanpa berbicara langsung berdiri di sebelahnya.

"Kau ini, kenapa terlalu terburu-buru?" tanya Kang Woo.

Eoh? Apa ia masih mengenali wajahku?

"Kupanggil dari tadi kau hanya diam dan malah mempercepat langkahmu." Lanjutnya.

Dengan ekspresi terkejut yang masih tertinggal di wajahnya, Nora menatap Kang Woo yang memakai ball cap hitamnya. Seperti biasanya.

"Ah, kurasa kau tidak mendengar panggilanku. Apa aku benar?" tanya Kang Woo yang tiba-tiba menolehkan kepalanya ke Nora yang membuat Nora tersentak dan langsung mengalihkan pandangannya.

Kang Woo tersenyum, "Kau baru pulang?" tanyanya kemudian. Nora mengangguk pelan.

Kang Woo hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Mulutnya seakan terkunci, beberapa pertanyaan yang ia rencanakan beberapa waktu yang lalu mendadak terhenti tepat di ujung bibirnya. Ia mendesah kecil, sekali lagi ia menatap Nora yang sama sekali tidak meliriknya sama sekali dan akhirnya hatinya membuat satu kesepakatan dengan logikanya. Karena ia rasa, inilah hal yang paling tepat ia lakukan saat ini, lagipula ini juga demi gadis ini.

"Nora-ssi." Panggilnya. Perlahan Nora meninggalkan smartphonenya dan menatapnya.

"Kita pulang bersama. Aku akan mengantarmu."

Nora terlihat terkejut. Matanya yang memang sedikit besar itu menatap kedua mata Kang Woo dengan kaget. Kang Woo hanya tersenyum kecil. Sebenarnya masih ada sedikit keraguan dalam hatinya tapi, sepertinya ini tidak salah dan semoga semuanya akan tetap baik-baik saja.

Once Upon A Time in Seoul: A Serendipity EncounterWhere stories live. Discover now