[AG] - Thirty Three

557 42 15
                                    


"Veli?" Alza menatap Veli tidak percaya.

Sementara Veli tidak menjawab, dan hanya menatap Alza seakan tengah menatap seorang musuh.

"L-lo ngapain di sini?" tanya Alza gugup.

"Harusnya gue yang nanya. Lo ngapain sama Andhika di sini?" tanya balik Veli. Membuat Alza menundukkan wajah karena tatapan Veli begitu sinis kepadanya.

"Gue ... tadi abis angkat telepon di sini. Terus Andhika tiba-tiba datang nanyain kenapa gue bisa ada di sini," jawab Alza tidak sepenuhnya berbohong.

Namun Veli tidak membalas, lebih memilih untuk memperhatikan Alza cukup lama. Hingga cewek itu berjalan mendekati Alza.

"Lo nggak perlu nyari alasan, Al. Gue tadi denger pembicaraan kalian berdua."

Ucapan Veli itu langsung membuat Alza menatapnya dengan terkejut.

"Vel, gue—"

"Dari pembicaraan lo sama Andhika tadi, gue menyimpulkan sebenarnya lo lagi ada masalah kan? Tapi lo nggak mau kasih tau gue." Veli membuang wajah ke samping, sebelum akhirnya kembali menatap Alza.
"Kenapa, Al? Apa lo nggak anggep gue temen lo?"

Alza menggeleng cepat. "Nggak. Bukan begitu, Vel. Gue cuman—"

"Lo cuman cerita ke Andhika. Iya kan? Kenapa lo nggak mau cerita ke gue?"

Alza merasakan jika hatinya sedang ditusuk-tusuk saat ini, ketika melihat mata Veli mulai berkaca-kaca di hadapannya.

"Itu nggak sengaja, Vel. Saat di rumah Andhika kemarin, Andhika dengar pembicaraan gue dengan kakak gue di telepon, dan dia nanya soal itu. Akhirnya mau nggak mau gue ceritain semuanya tentang kakak gue ke Andhika. Gue bukannya nggak mau cerita ke lo, tapi gue cuman nggak mau ada orang lain yang tahu masalah keluarga gue."

"Tapi Andhika tau tuh," balas Veli sedikit sinis. "Andhika juga orang lain kan bagi lo? Dia bukan siapa-siapa lo. Tapi lo cerita ke dia. Sedangkan gue? Gue teman lo bukan?"

"Lo teman gue, Vel."

"Kalo gue teman lo, kenapa kalo lo lagi ada masalah lo nggak pernah ngasih tau apa-apa ke gue? Bahkan lo nggak ngasih tau gue kalo sebenarnya lo juga cinta sama Andhika!"

Alza membulatkan mata. Terlalu terkejut dengan ucapan Veli padanya.

"Da-dari mana lo tau?"

"Lo pikir gue budek? Gue tadi denger sendiri, Al, ucapan lo barusan. Bahwa cinta lo ke Andhika semakin hari semakin besar."

Alza menundukkan wajah. Sudah tidak dapat dideskripsikan lagi bagaimana perasaannya saat ini. Alza telah melukai Veli. Dia telah melukai hati temannya sendiri.

Rahasia yang selama ini dia jaga erat, pada akhirnya Veli akan mengetahuinya. Dan sekarang, Veli mungkin akan memusuhinya karena telah menyukai orang yang sama.

"Sumpah, ya, Al. Sebenarnya lo anggep gue apa sih? Gue bahkan udah cerita ke lo semua tentang perasaan gue ke Andhika. Karena gue percaya sama lo. Tapi gue nggak nyangka lo juga cinta sama cowok yang gue cintai juga. Dan lo nggak bilang apa-apa sama gue. Gue bener-bener kecewa sama lo, Al."

Alza menggeleng kuat disertai dengan air matanya yang mengalir deras. "Vel, gue minta maaf. Gue minta maaf karena udah cinta sama Andhika. Gue minta maaf karena udah nyakitin lo, Vel. Gue bener-bener nggak bermaksud untuk ngelakuin hal itu."

Dengan penuh rasa bersalah, Alza menggenggam tangan Veli. Namun tak disangka oleh Alza, dengan kasar Veli menghempaskannya begitu saja.

"Lo udah terlanjur nyakitin gue, Al. Gue bener-bener kecewa sama lo." Sama seperti Alza, air mata Veli kini mengalir dengan deras. Namun dengan kasar, dia menghapusnya.

Andhika's Girlfriend [Completed] Where stories live. Discover now