[AG] - Fourteen

854 77 10
                                    


Pagi ini, tepatnya pada hari sabtu, hari dimulainya study tour SMK Cakrawala. Pukul 05.30 pagi, sudah banyak murid yang berkumpul di lapangan, bersiap untuk menuju kota Bogor.

Ada tiga bus besar yang terpakir di lapangan, dan sisanya diparkir di luar sekolah. Siap untuk mengantarkan para murid menuju kota Bogor.

Seperti yang lainnya menunggu instruksi dari kepala sekolah mengenai keberangkatan study tour, para murid menunggu di pinggir lapangan, entah itu mengobrol dengan temannya atau berdiam diri seraya membaca buku.

Begitu pula dengan Andhika yang menunggu di bawah pohon besar pinggir lapangan. Sambil memasukkan kedua tangan di saku jaket, mata Andhika menelusuri isi lapangan, tepatnya memperhatikan para pengurus OSIS yang tengah sibuk mempersiapkan segala hal. Andhika sempat berpikir, bahwa pengurus OSIS sebegitu rajinnya hanya untuk mengurus murid-murid di SMK Cakrawala. Apalagi melihat Bang Sandy yang begitu kerepotan, berjalan mondar-mandir seraya memegangi jurnal di tangannya. Andhika sangat bersyukur karena dia tidak jadi mencalonkan diri menjadi ketua OSIS, selain karena dia bukan pengurus OSIS, Andhika juga tidak suka direpotkan.

Ketika tengah asyik menatap orang-orang yang memakai almet OSIS, Andhika dikejutkan dengan tepukan keras di bahunya. Dia menoleh, mendapati Fauzan yang nyengir padanya.

"Sendirian aja, bang? Dasar jomlo!" tutur Fauzan seraya tertawa.

"Kaya lo nggak aja, Zan," ledek Dani dengan menyenggol lengannya.

"Yee, gue sih otw taken." Fauzan berucap bangga.

"Halah! Emangnya ada cewek yang mau sama lo?" Farid tiba-tiba datang, dan langsung berdiri di antara Fauzan dan Dani.

"Sembarangan! Asal lo tau ye, Rid, nggak ada yang bisa nolak pesona ketampanan gue," ujar Fauzan seraya menyugar rambutnya ke belakang.

"Cuih! gumoh gue ngedenger kata-kata kepedean lo!"

"Anjirr!" Fauzan langsung menggeplak kepala Farid, membuat Farid membalas dan mereka akhirnya saling menggeplak satu sama lain.

Dani manatap jengah kedua makhluk itu. Dia lebih memilih mendekat pada Andhika. "Bro!" Dani menepuk bahu temannya itu yang masih terdiam dengan pandangan lurus ke arah lapangan.

"Gimana perasaan lo pas dicium Nanda kemarin?" tanya Dani dengan tampang jenaka. Padahal sebenarnya dia penasaran sekali bagaimana perasaan Andhika ketika untuk pertama kalinya dicium oleh perempuan.

"Gimana apanya?" tanya balik Andhika dengan menautkan alis tebalnya.

"Yaa, deg-degan, atau biasa aja gitu?"

Kedua bahu Andhika terangkat, merasa tidak peduli. "Biasa aja."

Mendengar itu, mata Dani membulat. "Seriusan lo? Tapi itu kan first kiss lo."

"First kiss?" Andhika tampak berpikir sesaat, sebelum akhirnya menyadari arti dari kata itu. "ohh, nggak juga. Gue udah pernah dicium cewek sebelum Nanda."

"HAH!"

Dani dan Andhika sama-sama tersentak, begitu mendengar suara dua laki-laki yang begitu keras hingga membuat beberapa orang yang berada di lapangan menoleh ke arah mereka.

"Demi apa lo pernah dicium cewek selain Nanda?!" tanya Farid dengan mata melotot.

"Seriusan lo?!" timpal Fauzan yang juga mendekat pada Andhika, seperti Farid. Rupanya kedua cowok itu telah selesai dengan aksi tempeleng-menempeleng kepala, yang berakhir dengan terkejut bersamaan akibat ucapan Andhika beberapa detik lalu.

"Iya, serius," jawab Andhika.

"Sama siapa, njirr! Kok gue nggak pernah tahu sih," tutur Farid yang semakin melototkan matanya. Membuat Andhika yang melihat Farid berdiri di depannya jadi gemas sendiri, ingin mencongkel bola mata Farid dengan garpu.

Andhika's Girlfriend [Completed] Where stories live. Discover now