[AG] - Ten

1.3K 85 9
                                    

Mendengar suara Andhika yang kesal, membuat Veli dan Fauzan langsung mengatupkan mulut mereka.

Hening, hingga detik kelima. Nanda bangkit dari duduknya di sofa dan langsung menarik tangan Andhika untuk duduk kembali di sampingnya.

"Ayo, buka mulut kamu, aaa ...." Nanda mengarahkan sendok kecil itu menuju mulut Andhika.

"Be-bentar, Nan," cegah Andhika seraya menahan tangan Nanda, membuat cewek itu berdecak.

"Apalagi sih? Aku kan cuman pengen kamu makan kue buatan aku, Andhika. Bukan nyuruh kamu buat makan racun," kata Nanda dengan nada sedikit jengkel.

"I-iya, tunggu sebentar. Gue ... gue," Andhika terlihat ragu untuk mengutarakan omongannya. Membuat Nanda menautkan alis bingung. "Mau ngomong bentar sama Veli."

"Hah?" Veli molongo ketika namanya disebut oleh Andhika. Cewek itu menatap Andhika tidak mengerti.

"Ayo, Vel, gue mau ngomong bentar sama lo," kata Andhika seraya mengode Veli dengan mengedipkan mata, meminta untuk mengikutinya. Akhirnya dengan keterbingungan yang melanda, Veli pun mengikuti Andhika yang berjalan menuju dapur.

Sedangkan Nanda hanya menatap Andhika dan Veli dengan dahi mengernyit dalam.

"Mau ngomong apaan?" tanya Veli ketika mereka berdua sudah berada di dapur.

Tidak langsung menjawab, Andhika justru melihat ke arah ruang tamu untuk memastikan kalau Nanda tidak mengikutinya. Veli yang melihat gerak-gerik Andhika juga ikut mengamati ruang tamu dengan alisnya yang saling tertaut.

"Kenapa sih?" tanya Veli.

Andhika berdehem sesaat, wajahnya maju ke depan dengan sebelah tangan menutupi pinggir bibirnya. Melihat itu, Veli menjadi was-was karena wajah Andhika sangat dekat dengannya. Lalu, ketika wajah tampan itu memiring, Veli akan memejamkan matanya, namun hembusan napas cowok itu yang menerpa telinga kirinya membuat cewek itu membuka mata.

Andhika's Girlfriend [Completed] Where stories live. Discover now