[AG] - Twelve

1.2K 78 24
                                    


Veli tidak mengerti dengan yang terjadi pada hatinya. Sejak semalam, cewek itu tidak dapat tidur dengan nyenyak diakibatkan karena melihat kedekatan Andhika dengan Alza. Dalam benaknya Veli masih bertanya-tanya mengenai kejadian saat pulang sekolah kemarin. Andhika dan Alza berdiri berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

Veli pikir, Andhika tidak mungkin seperti itu jikalau niat cowok itu untuk mendekati Alza. Selama ini saja Veli selalu memberikan kode-kode pada Andhika, tapi cowok itu memang dari lahir tidak peka. Lalu ini, bagaimana bisa Andhika memiliki niatan untuk mendekati Alza. Veli akui, Alza memang cantik, bahkan lebih cantik dari dirinya. Dan hampir semua cowok di kelasnya menyukai Alza. Lalu, Andhika memang cowok tulen, dia masih normal sama seperti cowok lainnya. Tapi, Veli meyakinkan kalau Andhika masih belum mengerti tentang percintaan masa remaja, dan Veli tahu betul jika cowok itu tidak ada niatan untuk memiliki hubungan lebih terhadap seorang perempuan. Terlebih Andhika lebih asyik menghabiskan waktunya dengan teman-temannya.

Veli merutuk, isi di dalam pikirannya mengatakan seperti itu. Tapi hatinya terus saja gencar supaya dia bisa membuat Andhika melirik seorang cewek, terutama dirinya. Veli ingin Andhika melihat dia sebagai seseorang yang memiliki arti lebih, bukan hanya sebatas teman masa kecil.

"Vel?"

Panggilan dari seseorang membuat Veli yang masih melamun di bangkunya, tersentak dan langsung menoleh. Mendapati Alza yang tengah tersenyum ke arahnya seraya meletakan tas ransel di bangku.

"Eh, hai, Al!" sapa Veli dengan canggung.

Sejak kejadian kemarin pula, tidak tahu kenapa Veli menjadi segan terhadap Alza. Ingin bertanya mengenai kemarin tapi Veli merasa canggung.

"Lo kenapa? Kok pagi-pagi gini ngelamun?" tanya Alza seraya mendekat di bangku Veli dan menyentuh bahunya lembut.

Veli tertegun. Dia menatap tangan putih Alza yang bertengger di bahunya, juga senyuman menenangkan Alza yang sampai saat ini selalu membuat Veli merasa nyaman.

"Ng-nggak kok, Al. Gue ... cuman mikirin kejadian kemarin," jawab Veli dan kembali menghadapkan wajahnya ke depan.

Alis Alza tertaut. "Kejadian kemarin? Apa?"

Ya! Benar, tidak salahnya bertanya. Lagian, Veli hanya ingin tahu yang sebenarnya terjadi. Dan juga, Veli ingin memastikan bahwa Andhika dan Alza tidak memiliki hubungan apapun.

"Al, kemarin ... pas pulang sekolah, gue liat lo sama Andhika di halte bus. Kenapa ... kenapa lo bisa sedekat itu sama Andhika?" tanya Veli masih dengan wajah menghadap depan.

Bukannya terkejut, Alza justru mengerjap-ngerjapkan matanya, merasa bingung. "Di halte bus? Dekat sama Andhika?" gumamnya pelan. Lalu sejurus kemudian, Alza mengerti maksud Veli.

"Oh itu," seru Alza, yang langsung membuat Veli menolehkan kepala ke arah cewek itu, menatap Alza dengan penasaran. "Kemarin, gue sama Andhika emang di halte bus. Tapi gue waktu itu kan lagi nunggu lo. Dan Andhika nunggu bus. Cuman gue nggak tahu kalo Kakak gue jemput ke sekolah, dan posisinya Kakak gue markir di seberang jalan. Jadi gue harus nyebrang buat nyamperin Kakak Gue, tapi ...."

"Tapi apa?" tanya Veli yang melihat Alza menggantungkan ucapannya.

"Gue ceroboh dan main nyebrang gitu aja tanpa liat jalan. Saat itu gue hampir aja keserempet motor kalo Andhika nggak narik tangan gue ke trotoar. Ya, jadi karena Andhika narik gue kekencengan, gue jadi nabrak dia. Dan yang lo bilang kalo gue saat itu deket banget sama Andhika, ya emang bener. Tapi sumpah kok, gue sama Andhika nggak ada apa-apa. Andhika cuman nyelametin gue dari kecelakaan itu."

Sekali lagi, Veli tertegun. Ternyata dugaannya telah salah. Mengira jika Alza dan Andhika memiliki suatu hubungan. Tapi ternyata hubungan itu hanya sebatas teman sekelas saja, bukan lebih. Sekarang, Veli merasa tidak enak dengan Alza. Terlebih kemarin Veli saja menyuruh Alza untuk menunggunya di halte bus, tapi justru dia tidak bisa menyelamatkan Alza yang hampir tertabrak motor. Untunglah ada Andhika, jika tidak, mungkin saat ini Alza tidak berdiri di hadapannya dengan senyuman cerah yang menghiasi wajah cantiknya.

Andhika's Girlfriend [Completed] Where stories live. Discover now