Murid Baru SMA Garuda

5.4K 307 5
                                    

Mentari sudah bersinar begitu terang. Saatnya memulai aktivitas seperti biasanya. Hari ini Angkara sudah berada di jalan menuju ke sekolah. Tetapi saat Angkara sampai di pertigaan jalan tak jauh dari rumahnya, dari kejauhan ia melihat Saga yang sedang berhenti di tepi jalan dan memperhatikan kearah Angkara. Angkara melihatnya, namun Angkara malah memutar bola matanya malas dan melewati Saga begitu saja. Namun karena Saga sadar kalau Angkara hanya melewatinya, ia pun memanggil Angkara.

"Angkara!" Panggil Saga yang menoleh dan Angkara pun akhirnya berhenti.

Setelah Saga melihat Angkara menghentikan sepeda motornya, Saga pun langsung memutar balik sepeda motornya dan menghampiri Angkara.

"Lo kok ngelewatin gue gitu aja sih?" Tanya Saga saat ia sudah berada di sebelah motor Angkara.

"Terus gue suruh ngapain? Nyapa lo gitu? Selamat pagi ketua AVEGAS. Buang waktu!" Jawab Angkara ketus, tanpa menoleh kearah Saga setelah bebicara dengan nada sedikit alay. "Lagian lo ngapain sih disini?" Tanya Angkara lagi yang kini menoleh kearah Saga.

"Ya gue nungguin lo lah. Gue mau berangkat bareng sama lo." Ucap Saga dengan santai.

"Ya ampun! Saga ketua AVEGAS yang ganteng, yang imut dan yang gagah. Gue minta tolong banget sama lo, jangan pernah deket-deket gue kalo gue gak ada perlu sama lo. Karna gue gak suka itu! Lebih baik lo berangkat bareng aja sana sama anak AVEGAS yang lain, jangan sama gue." Ucap Angkara kesal.

"Loh emang kenapa? Gue kan cuma mau lebih kenal sama lo biar kita enak kerja samanya."

"Huft! Kerja sama lagi, kerja sama lagi. Gue bener-bener bosen dengernya. Gue peringatin sama lo, jangan pernah bersikap kaya gini ke gue kecuali gue ada perlu sama lo atau kalo lo masih kaya gini, gue bakal putusin kerja sama ini diantara kita." Ucap Angkara dengan tegas.

"Oke-oke gue minta maaf. Gue gak bakal deket-deket sama lo, kecuali kalo lo ada perlu aja sama gue. Tapi untuk kali ini lo mau ya berangkat bareng sama gue?" Ucap Saga yang seperti sangat memohon.

"Terserah!" Jawab Angkara ketus dan langsung melajukan motornya. Sedangkan Saga pun hanya tersenyum lalu mengikuti Angkara dari belakang.

Sesampainya di sekolah, Angkara langsung masuk ke dalam, sedangkan Saga langsung berbelok arah dan masuk ke dalam warjok. Saat Angkara hendak naik tangga, dari bawah Angkara melihat di atas atau dilantai dua sangat ramai. Entah ada apa, para siswi seperti sedang berkerumun. Dengan sedikit penasaran Angkara pun menaiki anak tangga. Bahkan saat Angkara sudah berada di atas, Angkara tidak bisa lewat karena terlalu banyak siswi yang mengerumuni kelas Angkara. Ada yang mengintip di kaca jendela kelas Angkara dan ada juga yang mengintip dari pintu kelas.

Angkara semakin penasaran dan ia berusaha masuk ke kelasnya meski berdesakan dengan siswi lain. Saat Angkara sudah berhasil masuk, betapa terkejutnya ia karena kursi tempat ia duduk pun sudah dipenuhi para siswi. Angkara paling tidak senang jika ada yang menyentuh kursinya apalagi menempatinya kecuali jika sedang dibersihkan. Dengan sorotan mata tajam Angkara menggebrak meja dengan sangat keras sampai semua orang terkejut.

Brakkk!!!

"Minggir!" Ucap Angkara dengan sangat tegas.

Semua orang pun menoleh kearah Angkara dan beberapa orang menyingkir dari sekitar tempat duduk Angkara karena merasa takut. Setelah mulai terlihat senggang, ternyata ada seorang murid laki-laki yang duduk di kursi Angkara. Ia terlihat sangat tampan, rapih dan cool. Dengan kesal Angkara mendekati kursinya.

"Eh! Lo ngapain duduk di tempat gue?" Tanya Angkara dengan tegas pada murid laki-laki yang duduk di tempat Angkara.

"Eh Angkara biasa aja dong ngomongnya gak usah nyolot! Terserah dia dong mau duduk dimana? Emang ini kursi punya nenek moyang lo?!" Ucap Azura yang ternyata ada di kelas Angkara juga. Terlebih lagi Azura duduk disebelah murid laki-laki itu.

BALAS DENDAM! ✔Where stories live. Discover now