* * *
Loh.. ada apa sih ini?

Begitu keluar kamar, kudapati posisi konyol si brengsek Daniel yang tengah berjongkok di balik sela-sela pinggir tangga rumahku menuju lantai satu.

Berani sumpah, posisinya konyol setengah mati dan culun luar biasa. Tidak cocok dengan perawakannya yang biasanya cool dan sok cuek minta kutampar. Si tolol ini tengah berjongkok dengan gaya orang siap buang air besar, dan kedua tangannya berpegangan pada sela-sela pembatas, mana kupingnya seakan sedang menguping bagai penguntit maniak segala.

Tidak sulit untuk menebak kalau sahabatku itu, tengah menguping.

Mau tak mau aku jadi kepingin ngakak.

"Lo apa-apaan sih kayak begitu?" Tanyaku seraya menendang pantatnya.

Biar saja. Aku masih ingat tau saat dia menendang pantatku.

Daniel sontak memelototiku dan menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya.

Aku mengerutkan alis, lalu memilih ikutan jongkok disamping Daniel.

"Lo ngapain sih ikut-ikutan!" Sergah Daniel nyolot seraya berbisik nyaris tanpa suara.

Aku langsung nyengir lebar, "Lo lagi nguping ya?" Balasku juga berbisik, "Gue foto nih ya!"

"Gue tonjok ya, Ken!"

Tawaku langsung menyembur, "Lo musti liat-"

Tapi tak berapa lama aku juga mendengar suara Mamaku yang kepo setengah mati itu, tengah mengobrol dengan Claudy. Hei, kayaknya namaku ada disebut-sebut deh. Seketika aku langsung ikutan menempelkan kupingku agar bisa mendengar obrolan keduanya.

Ketika pandanganku bertemu Daniel, si brengsek itu langsung menaikan alisnya dengan gaya sok.

Sebodo amat, yang penting aku kan mau tau juga kenapa namaku disebut-sebut segala.

Duh, suaranya kecil banget sih!

"Suaranya kecil banget sih," Gumamku sendiri.

"Makanya lo jangan brisik. Eh, apus dong foto yang tadi!"

"Ah, lo brisik banget sih, Niel!"

"Heh, jelas-jelas lo yang-!"

"Tapi,. Daniel dan Ken.." Ucapan Claudy memotong perkelahian kami, "Dua-duanya.. aku sayang.."

Kenapa rasanya..

Aku ingin menangis mendengar Claudy mengucapkan hal itu?

* * *

Sekarang, aku sudah berada didapur rumahku. Ini mimpi atau apa sebenarnya?

"Lo lagi romantis banget sih, Clau, gue dengerin ucapan lo, rasanya hati gue meleleh-leleh deh." Kataku penuh haru dan langsung mendapat sikutan dari Daniel.

Brengsek. Dia ini minta kubacok atau apa?

"Bego. Kenapa lo malah ngaku abis nguping sih!" Seru Daniel kesal.

"Nggak apalah, sekali-sekali ini, iya kan, Ma?" Cengirku pada Mamaku yang hanya balas menggeleng-geleng.

Rasanya, aku juga sudah lama tidak mengobrol dengan Mamaku semenjak saat aku lebih sering menghabiskan waktu bersama Audy.

Ah, aku jadi kangen.

"Kalian ini masih bocah banget, gimana bisa jadi cowok yang baik coba," Kata
Mamaku sembari tersenyum-senyum penuh arti kearah kami bertiga.

SEX APPEALWhere stories live. Discover now