Astaga. Kali ini apalagi?

"Enakkan masakan gue kan, Niel?" Tanyaku kompak dengan Claudy.

Daniel berdeham sejenak. Hei, kenapa dia seperti menahan tawa?

"Kalo mau jujur, sebenernya gue bingung karna masakan lo bedua sama-sama nasi goreng, dan rasanya sama sih."

"Masa sih?" Tanya Claudy tidak percaya.

"Coba lo makan yang rada banyakan dulu yang buatan gue-nya." Kataku sembari mencekoki Daniel dengan sesendok besar nasi goreng buatanku. Daniel kontan langsung menahan tindakanku yang barbar sekuat tenaga, tapi tentu saja aku lebih cepat menyodokkan sendokku pada mulut Daniel. Sesudahnya Daniel seperti berniat memuntahkannya kembali apa yang disuapkanku padanya, lagi-lagi aku langsung buru-buru membekap mulut Daniel dengan kedua tangan kuat-kuat hingga Daniel nyaris tersedak.

"Sialan, Ken! Gue nyaris mati!" Daniel menendangku sekuatnya sampai aku terguling dari sofa.

Sialan. Akan kuingat tindakannya yang satu ini.

"Abis tadi lo pake acara mau muntah segala! Dari pada gue ikutan kena kan?" Balasku nyolot.

"Gue bisa muntah sekarang juga kalo lo mau rasain." Daniel menundukkan kepalanya diatas wajahku.

Ew.

Aku langsung bergidik ngeri dan berguling-guling dilantai menjauhi Daniel, "Amit-amit. Dari dulu kenapa lo hobi muntah sih?!"

"Bukannya hobi, bodoh! Lo yang bikin gue muntah!" Daniel menyambitku dengan boneka.

Tapi mendengar omonganku sendiri barusan, aku jadi teringat masa lalu kami dulu. Aku ingat saat awal kami baru masuk SD. Saat kami semua sedang menunggu untuk dijemput.

"Niel, cobain ini deh!" Kataku sembari memberi Daniel semacam minuman yang mencurigakan.

Hehehehe. Biar Daniel jadi eksperimenku.

"Itu apa?" Tanya Daniel polos.

"Minuman. Enak deh. Aku baru beli loh." Aku tersenyum licik. Ternyata sudah dari kecil aku ini super brengsek.

Daniel akhirnya menerima minuman dariku. Selang beberapa detik, Daniel langsung muntah ditempat saat itu juga. Aku ngakak banget saat itu. Sampai rasanya aku ingin guling-guling saja.

"Ih! Ken kasih minuman apa ke Daniel?" Tanya Claudy kesal, "Daniel nggak pa-pa?"

Daniel masih jongkok sambil memegangi perutnya.

Sumpah. Kasian sekali sepupuku ini. Sejak kecil sudah kutindas.

Pantas saja ketika mulai dewasa karma yang kuterima darinya lebih besar.

"Tadi aku dibawain susu dari rumah, terus aku mau coba campur susunya sama sop sayur buatan Mama. Takutnya nggak enak, jadi aku mau Daniel dulu yang cobain." Jawabku santai banget.

Daniel yang kesal mencekokiku dengan minuman yang barusan membuatnya muntah.

"Nih! Ken cobain juga! Enak kan? Yang banyak ya minumnya!" Brengsek. Aku hanya bisa meronta-ronta, dan akhirnya mau tidak mau meminum juga minuman buatanku sendiri tanpa daya.

Kami langsung jadi tontonan teman-teman kami yang belum dijemput sepulang sekolah.

Ketika teringat akan hari-hari itu, aku baru tersadar bahwa ternyata,

Segalanya telah berubah..

Aku tidak pernah lagi tertawa. Bersama Daniel maupun Claudy.

Sudah berapa lama sejak terakhir kali kami tertawa bersama?

SEX APPEALWhere stories live. Discover now