Suara bel pulang sontak saja membuat semua anak segera bubar dari kelasnya. Malahan yang tadinya di kantin, langsung melesat pergi untuk pulang. Memang ini kan yang ditunggu setiap siswa pada umumnya. Apalagi satu kebahagiaan yang sangat dinanti-nantikan selain berakhirnya pelajaran sekolah.
▪
Youna bersama Haru rupannya benar benar ingin mengajak Saku makan lebih dulu. Jarang jarang mereka punya waktu bersama, jadi tentunya Saku tak mungkin menolak mereka. Malahan kedua gadis itu telah lebih dulu stay di depan gerbang sambil sesekali berbicara.
Natsumi tak bisa ikut saat ini. Jadi kali ini benar benar mereka bertiga yang pergi. Lagipula bukankah ini waktu yang bagus menghabiskan waktu bersama sahabat. Setidaknya ia takkan ambil pusing untuk segera pulang. Pasti akan ada keributan lain di rumah, termasuk bersama aniki mneyebalkan seperti Hiro itu.
"Ikou."
Youna menggandeng tangan kanan Saku. Sementara Haru yang tak mau tertinggal langsung memegang lengan kiri Saku. Mereka berjalan beriringan sekarang. Mencari kedai yang sekirannya cocok untuk mereka. Setidaknya meskipun hanya sebentar, mereka masih bisa menghabiskan waktu bersama.
"Ojisan, ramen tiga ya."
Tanpa diawali duduk, Youna langsung saja berteriak pada salah satu penjual di sana. Cengirannya berhasil membuat dua pasang mata masih mengawasinya yang tanpa dosa.
"Kenapa melihatku begitu? Oh astaga, jangan jangan kalian mulai suka padaku ya? Tidak, itu tak boleh terjadi. Aneh kan jadinya." Sedikitpun, gadis itu bukannya merasa bersalah dengan omongannya malah semakin mencengir pada Saku maupun Haru. Melihatnya membuat tangan ini ingin sekali mencabik cabik wajah imutnya itu. Bukan terkesan manis, tapi di saat seperti ini dia malah terlihat seperti oranglain.
Haru yang sempat jengkel dengan perilaku Youna langsung memutar bola mata malas. Ia malah beralih pada Saku yang duduk di depannya.
"Abaikan saja dia."
"Saku, apa kau jadi menerima tawaran kelas bahasa itu?"
Kelas bahasa?
Dia bahkan hampir lupa dengan tawaran itu.
"Tentu saja aku menerimannya. Bukankah itu impianku sejak lama."
Bagaimana mungkin ia menolaknya, sementara impiannya adalah fasih berbahasa Inggris. Tentu bukan hal asing kan jika seseorang ingin pandai berbicara dalam bahasa asing. Selain terlihat keren, bukankah itu lebih membuatmu berpeluang. Tunggu, bahkan jauh dari semua ekspektasinya, bukankah dengan mengikuti kelas bahasa bisa membuatnya bertemu Machida sensei? Guru paling populer di sekolah, siapa sih yang nggak betah lihat dia ngajar sambil ngucapin bahasa Inggris gitu.
"Baguslah. Kalau begitu, kau bisa mengajariku belajar lain kali. Lumayanlah, aku tak perlu mencari tutor lain. Setidaknya uang saku ku juga tidak terpotong."
Saku hanya menyengir mendengarnya. Dia lalu beralih pada ponselnya sambil sesekali membalas beberapa pesan yang masuk.
Sedari tadi Youna tak ada disana. Ia malah sibuj dengan makanan yang akan dihidangkan. Memang kebiasaanya adalah ia selalu ingin serba cepat. Jadi jangan berpikir ia akan menunggu lama dalam hal makanan. Dia bisa saja menjadi pelayan dadakan demi mendapat pesananya segera.
"Pesanan siap." Gadis yang dimaksud, kini datang dengan membawa beberapa mangkuk ramen pesananya. Ini bagus karena mereka bisa makan cepat. Tapi sayangnya, Youna bisa saja berlama lama di kedai hanya untuk meminta porsi tambahan. Bukankah tadi dia telah membantu menyiapkan pesanannya? Jadi katakan saja itu sebagai upah kerja kerasnya.
▪
Hanya keheningan yang terjadi saat mereka saling makan. Bahkan tak sedikitpun dari mereka yang menghentikan makannya dan bicara suatu hal.
ESTÁS LEYENDO
Rainy Room - 同 じ 夢 を 一 緒 に 見 た -
Novela JuvenilKetika waktu perlahan membuatku melupakanmu, kenangan lama itu semakin terlihat begitu nyata. Dan aku kembali melihatmu di tempat semula. ~Kazuma ■ Bukan berarti aku akan kembali melupakanmu, hanya saja aku tau hatimu bukanlah untukku. ~Sakura ■ Kau...
