Chapter 1.2

64 7 5
                                        

"Eh? Pemuda?"
Saku langsung menutup mulutnya. Berupaya menyembunyikan kembali wajahnya agar tak diinterogasi oleh gadis di sampingnya itu.

Sementara Natsumi masih memandang bingung ke arah Saku, hingga ide aneh terlintas di pikirannya. Dengan cepatnya ia menyeringai hingga kedua mata nya seolah tertutup oleh pipinya yang chubby. Saat seperti ini sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Ini yang membuat Saku semakin geram. Sekali lagi, ia menenggelamkan wajahnya hingga tertutup oleh tas, bahkan ia dengan santai nya mengabaikan ocehan Natchan.

"Nee, kau mendengarku tidak?"

Sepertinya aku memang harus melakukannya.

Natsumi langsung berdiri dan menggebrak meja di depannya. Sontak itu membuat Saku kaget, tidurnya harus terpotong gara gara gadis di sampingnya itu. "Kalian tau, Sakuchan kini menyukai seseorang dari kelas sebelah. Kurasa akan ada traktiran hari ini dan untuk beberapa hari ke depan."

Omongan macam apa itu.

Sontak semua anak melirik ke arah Natsumi dengan mata melotot. Bahkan banyak yang sampai menyeringai hingga wajahnya terkesan mengerikan bagi Saku.

'Wahhhh kayaknya bakalan ada traktiran nih, lumayanlah buat nagih PJ sama Saku, hehe'

'Saikou' (ucap anak dalam kelas itu bersamaan)

Saku memutar bola matanya malas. Mendesah karena perlakuan gadis itu. Bahkan jika harus dilakukan, ingin rasanya ia kabur dari tempat ini. Semakin lama hal itu membuatnya bosan. Lebih baik Miura sensei mengajar sekarang daripada ia harus mendengar celoteh Natsumi lebih banyak lagi.

Bosan mendengar celoteh itu, Saku langsung meninggalkan tempat duduknya dan pergi keluar kelas. Bagus memang jika hari ini ia tak melelahkan mata nya demi mendengar pelajaran sejarah membosankan itu. Hanua saja jika ia harus ditempatkan di dua pilihan, tentu akan lebih baik duduk diam sambil mendengarkan Miura sensei.

"Eh? Saku, mau kemana?"
Natsumi malah mengerjap polos seolah tak tau yang terjadi. Malahan ia hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil sesekali mengikuti arah pandang Saku.

Ia langsung membaringkan tubuhnya ke rerumputan hijau di bawahnya. Udara yang sejuk itu membuat kedua bola mata nya semakin ingin mengatup. Silir angin itu juga begitu menenangkan, sepadan dengan suasana hatinya saat ini.

"Na, kau sedang apa?"
Sial, seseorang menghalangi cahaya matahari di atasnya. Itu membuat pandangannya beralih dan bangun. Ah, dia lagi.
Dengan cepat Saku duduk dan merapikan roknya yang sedikit berantakan. Sesekali pula ia memandang ke arah lain, menghindari kontak mata langsung dari seseorang itu kebiasaanya.

"Aku bertanya tapi kau tak juga menjawabku."

"......"

"Lagipula kau sendiri sedang apa." Saku berganti bertanya. Namun nadanya sedikit memaksa agar orang itu menjawabnya cepat. Salah sendiri ia mengganggu waktu gadis itu.

Pemuda itu malah tersenyum sambil memandang ke arah rerumputan lain. Dari samping seperti ini, dia terlihat damai rupannya. Bahkan Saku yang tadinya beranggapan bahwa pemuda itu sangatlah acuh, ternyata taklah benar.

"Mencari tempat nyaman untukku sendiri, tapi rupannya aku keduluan kau ya."

"Kau membuatku lebih pusing sekarang."
Saku kembali membaringkan tubuhnya, merasakan kembali udara di sana. Jika saja ketos itu tak datang, pasti ia sudah tidur lelap sampai sekarang.
"Apa kau sahabatnya Yosh-Yoshs..ah, apa ya? Yosh-"

Rainy Room - 同 じ 夢 を 一 緒 に 見 た -Where stories live. Discover now