Berada di ruang kesehatan seperti ini ternyata bisa membuatnya bosan. Terlebih, ruangannya sangat hampa. Ya meskipun Chiba san yang merawat, tapi tetap saja ia bisa bosan dengan keadaan sekarang. Lagipula bukankah luka itu tak terlalu serius, jadi dia bisa kembali ke kelasnya bukan?.
Sepanjang perjalanan, yang ia jumpai hanyalah anak anak yang berjalan kesana kemari. Sepertinya ia terlalu lama meninggalkan kelas hingga ia tak sadar jam berapa sekarang.
Pantas saja.
Ia melirik jam tangannya, menunjukkan pukul 11.23 yang artinya sekarang memanglah jam istirahat. Pantas saja banyak anak yang meninggalkan ruang kelas.
"Sakuchan."
Dua orang gadis berlari ke arahnya, salah satunya melambaikan tangan sementara satunya lagi malah ngos-ngosan berlari.
"Kau sudah kembalikan buku itu kan? Tunggu, apa Akira sensei marah? Kurasa dia akan menghukumku lagi jika telat mengembalikan buku yang sama. Lagian, kau dengar sendiri kan ocehannya yang tanpa henti. Mendengarnya saja membuatku pusing."
"Dan kau membuatku lebih pusing sekarang."
Saku kembali beranjak pergi, hanya saja Haru lebih dulu mencekal tangannya.
"Sakuchan,"
"Um?"
"Kakimu kenapa?"
"Eh?"
Saku melihat kaki kanannya yang diplester, ia lupa kalau sedari tadi memang Chiba san yang memberinya itu. Setidaknya luka nya cepat sembuh. Jika saja ia tak jatuh tadi, luka itu juga takkan ada. Ini semua gaa gara pemuda asing bernama Yoshino itu. "Hanya luka kecil."
"Kudengar tadi kau ke ruang kesehatan bersama seorang pemuda ya, bagaimana dia?"
"Aku tak tau pasti. Yang kudengar hanyalah waktu Chiba san memanggilnya dengan nama Yoshino, itu saja."
Youna memutar bola matanya malas. Lelah memang jika harus berbicara dengannya, apapun yang ia mau harus dilakukan sekarang. Sekarang juga! Terlebih jangan memujinya, atau dia akan memukul sebagai layaknya seorang pria dewasa. Jangan terkecoh dengan wajah kawaii nya itu, meski looks nya girly, tapi sekali ia memukul jangan berharap luka itu akan hilang.
"Ck, bukan itu maksudku Sakurai Iijima-"
"Apa dia masih di ruang kesehatan?"
"Jangan katakan kalau kau mencari Chiba san."
"Memang aku mencari siapa lagi jika bukan dia. Aku rindu melihat wajah ikemen nya itu."
"Hah? Rindu? Memangnya kau pacarnya, tidak kan?"
"Dalam keadaan seperti ini, aku malah merasa ada kalimat sindirian dari kata-katamu itu."
"Sakuchan, siapa pemuda yang bersamamu tadi huh? Apa dia-pacarmu?"
Pacar?
"Bukan."
"Tapi kurasa ia tak pernah sedekat itu dengan seorang gadis. Terlebih ia tadi memapahmu berjalan kan, dulu saja dia tak seperhatian itu pada siapapun." Cengiran menjengkelkan membuat wajah kedua gadis itu semakin menyebalkan untuknya. Jadi sedari tadi mereka menyadari kalau dirinya terluka setelah terjatuh tapi sama sekali tak membantu? JAHAT!
"Itu kan tanggungjawabnya. Dia yang menabrakku, jadi dia juga harus bertanggungjawab membawaku ke ruang kesehatan."
"Souka?"
Lagi, wajah kedua gadis itu menunjukkan satu kelucuan bagi mereka. Menatap seorang Saku ternyata bisa menjadi hobi mereka sejak pertamakali bertemu. Bahkan bisa dikatakan kalau mereka lebih suka melihat tingkah Saku saat linglung.
Mengalah saja Saku.
▪
"Sakuchan, kudengar dari Haru dan Youna kalau kakimu terluka. Apa itu masih sakit?"
Lagi, ia harus bersabar mendengar pekikan keras dari Natsumi. Memang sedari tadi kemana saja dia hingga melupakan Saku yang sendirian di ruang kesehatan.
DU LIEST GERADE
Rainy Room - 同 じ 夢 を 一 緒 に 見 た -
JugendliteraturKetika waktu perlahan membuatku melupakanmu, kenangan lama itu semakin terlihat begitu nyata. Dan aku kembali melihatmu di tempat semula. ~Kazuma ■ Bukan berarti aku akan kembali melupakanmu, hanya saja aku tau hatimu bukanlah untukku. ~Sakura ■ Kau...
