“Soobin, Taehyun, kalian yakin kita tidak memiliki teman masa kecil yang bernama Dimitri dan Artemis?”

Setelah tidak mendapat jawaban dari Rosé, Arthur kini mulai mencecar Soobin dan Taehyun. Mereka ini sedang berada di kantin kampus, ngomong-ngomong.

“Tidak, Art. Selama kita sekolah dari mulai taman kanak-kanak sampai sekarang kuliah, kita tidak pernah punya teman anak kembar.” jawab Soobin keukeuh.

Taehyun menimpali. “Kau sudah berada di Korea semenjak taman kanak-kanak dan selama itulah kami bersamamu. Tidak pernah ada Dimitri dan Artemis seingatku.”

Soobin dan Taehyun ini adalah teman manusianya Arthur. Berawal dari taman kanak-kanak, siapa sangka pertemanan mereka awet hingga sekarang. Bahkan keduanya juga tahu kalau Arthur beserta keluarganya itu bukanlah manusia.

Namun keduanya sudah bersumpah tidak akan pernah membocorkan rahasia besar tersebut. Kalau pun sampai terlanggar, keduanya harus siap-siap memilih di antara dua pilihan.

Menjadi mayat? Atau menjadi vampir lalu diadopsi oleh keluarga besar Rialoire yang hartanya tidak habis-habis itu?

“Dilihat dari namanya juga sepertinya mereka bukan dari Korea, Art.” Arin mengeluarkan pendapatnya menyambung bahasan tadi.

Beomgyu setuju dengan ucapan saudarinya itu. “Benar. Mungkin mereka teman vampirmu? Kau bilang latar mimpimu itu di hutan kan?”

Arthur kembali hanyut dalam pikirannya. Ucapan Arin dan Beomgyu tadi berhasil menyadarkannya. Ia harus kembali mencari tahu sebelum berada di Korea keluarganya pernah tinggal di mana. Mungkin di situlah Dimitri dan Artemis berada.








































.

.

.

“Apa yang kau lakukan?”

Baru saja keluar kelas, Dimitri sudah dikagetkan dengan aksi Artemis yang meraba-raba sekujur tubuhnya.

“Mencari kunci mobil!” gadis itu menjawab cuek walaupun orang lalu lalang kini menatapnya aneh.

Dimitri meringis malu, ia sudah seperti korban pelecehan seksual masalahnya di sini. Ingin menggetok Artemis dengan ranselnya yang berisi literatur namun takut diviralkan dengan kasus kekerasan pada wanita.

Padahal Artemis itu setengah wanita menurutnya. Wajahnya memang sangat cantik, tapi kelakuannya tidak ada anggun-anggunnya.

“Mana sih kunci mobilnya? Kok tidak ada?!”

“Ck! Bisa tidak kau minggir?! Aku cari dulu sebentar, tadi aku taruh di dalam tas kalau tidak salah.”

Dimitri mulai mengobrak-abrik tasnya namun yang dicarinya itu tak ada di manapun. Artemis sudah merah kuning hijau saja wajahnya.

“Jangan bilang kau lupa mencabutnya lagi, Di?!”

“Aku sudah mencabutnya tadi, serius!”

“Tapi sekarang buktinya tidak ada!”

“Sabar, Temis! Astaga, kau ini berisik sekali! Lama-lama aku jual juga kau di online shop!”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Where stories live. Discover now