Eighteen

18.8K 2.2K 414
                                    

"Argh!"

Taehyung terlambat menghindar.

Ujung pisau itu menggores perutnya, dia meringis, bergerak mundur dengan cepat, separuh terbungkuk memegangi lukanya dengan telapak tangan. Mata Jungkook membelalak saat melihat darah menetesi lantai, sepertinya luka Taehyung cukup dalam.

"Ah, sayang sekali meleset," Profesor Choi terkekeh, menjilat permukaan pisau dengan lidahnya sambil memandang Taehyung dengan seringai kejam, "Yang selanjutnya tidak akan meleset lagi."

Profesor Choi menyabetkan pisau, Taehyung menghindar cepat, serangan selanjutnya, keseimbangannya hilang-- Jungkook mengawasi dengan ngeri saat Taehyung jatuh keatas lantai. Pemuda Kim mengumpat dalam hati, sepertinya dosen gila ini benar-benar berniat membunuhnya. 

"Oh aku salah, ternyata meleset lagi."

Profesor Choi menodongkan pisaunya sambil melangkah maju.

"Shit." Taehyung terdesak. Dibelakangnya ada tembok. Dia beringsut mundur dengan sikunya sambil mengerang, luka diperutnya terasa tajam dan menusuk. Jantungnya berpacu sementara keringat dingin membanjiri pelipisnya. "MMPHH--" Jungkook mengerang dengan mulutnya yang terikat saat Profesor Choi mengangkat pisaunya tinggi-tinggi kemudian menghujamkannya kearah pemuda Kim.

"MATI KAU MATI."

Taehyung refleks berguling kesamping, menghindari serangan. Napasnya terengah, dia mengerang kesakitan karena lukanya terbuka semakin dalam. Beruntung dia berhasil menghindar. Pemuda itu merangkak menjauh, profesor Choi mengejar dibelakangnya, pisau tajam itu terayun, tanpa sengaja, ujung jemari Taehyung menemukan pecahan beling diatas lantai, dia bangkit, berbalik dan--

"ARGHH!!"

Taehyung menyabetkan pecahan beling yang ditemukannya dengan gerakan cepat. Benda tajam itu berhasil menggores wajah Profesor Choi, sebuah luka memanjang vertikal timbul wajahnya. Lelaki itu menggeram marah, tampak mengerikan dengan wajahnya yang rusak, dia merangsek maju dan mengujam pisau lagi. Namun Taehyung lebih cepat, kakinya menendang dosen gila itu kuat-kuat hingga tubuhnya jatuh menghantam lantai.  Profesor Choi menjerit saat Taehyung menginjak pergelangan tangannya, pisau itu terlepas. Taehyung menendang benda tajam itu menjauh.

"Kemari kau keparat."

Taehyung merenggut kerah profesor Choi dan menghantam rahangnya kuat-kuat, amarah menggelegak dalam nadinya saat dosen itu justru tertawa terbahak-bahak. Taehyung menggertakkan gigi, menghajarnya membabi buta hingga dosen itu terbatuk keras dan jatuh tak sadarkan diri dengan wajah bonyok dan penuh darah. 

Taehyung tersengal, dadanya naik turun. Dia terhuyung mundur saat bangkit diatas kakinya. Kepalan jari dan bekas luka di perutnya terasa nyeri dan menusuk namun yang ada dipikirannya saat ini hanya Jungkook. Pemuda Kim berbalik, hatinya mencelos mendapati pujaan hatinya memandangnya wajah berlinang arimata dan tubuh bergetar hebat. Kakinya berjalan cepat kearah ranjang, jemarinya mengusap pipi Jungkook lembut sebelum melepaskan ikatan  dimulutnya.

"H-hyung--" Bibir Jungkook gemetar, Taehyung bergerak cepat melepaskan seluruh ikatan ditubuhnya. Detik selanjutnya, tangis Jungkook pecah. Dia memeluk Taehyung erat-erat dan menangis didada pemuda itu. Taehyung mengusap rambut Jungkook halus, mencium pelipisnya berkali-kali dengan begitu lembut, "Tidak apa-apa, aku disini. Sudah selesai Jungkook."

Jungkook tersengguk lirih. Dekapan Taehyung terasa sangat hangat dan menenangkan, dia tidak mau melepaskan pelukan ini, dia berharap saat ini akan berlangsung selamanya. Taehyung telah menyelamatkannya sekian kali, dan dia ingin bersama Taehyung hingga penghujung hidupnya. Taehyung telah memberikan Jungkook rumah, tempat untuknya pulang. Tempat untuknya dirindukan.

"Jungkook-ah,"

Jungkook menggigit bibir saat Taehyung mendongakkan dagunya dengan jemari, mata gelapnya memandang Jungkook dalam-dalam, penuh kesungguhan, "Aku mencintaimu." Bisik Taehyung, "Aku mencintaimu Jungkook-ah, dan selamanya akan tetap begitu."

Mata Jungkook terpejam kala Taehyung mencium bibirnya. Dadanya menghangat. Hatinya terenyuh. Keduanya saling melumat dalam kerinduan yang terpendam. Ciuman mereka terasa basah dan dingin, Jungkook mengerutkan kening saat merasakan airmata berjatuhan dipipinya, Taehyung menangis. 

"Hyung k-kenapa?"

Jungkook memandang Taehyung tidak mengerti. Taehyung tersenyum, mengusap pipi Jungkook halus dengan jemarinya sebelum terbatuk keras, mata Jungkook melebar melihat darah meleleh dari mulut Taehyung. Tubuh pemuda itu jatuh dalam pelukan Jungkook.

"H-hyung--" Jungkook tercekat. Pandangannya memburam, airmatanya menetes begitu saja,  "H-hyung j-jangan bercanda."

Jantung Jungkook mencolos saat melihat Profesor Choi bangkit dan menyeringai dengan wajah lebam bersimbah darah, "Sepertinya tusukanku tidak meleset." Ujarnya senang, dia berjalan mendekati pintu sambil tersenyum, "Selamat tinggal Jungkook."

Jungkook merasakan jantungnya berhenti, dia meraba perut Taehyung dan membeku saat melihat telapak tangannya penuh darah. Jemari Jungkook bergetar hebat. Tubuhnya lungsur keatas lantai dengan Taehyung dalam dekapannya.

"Hyung--" Kelopak mata Taehyung separuh menutup, Jungkook menggigit bibir, mati-matian menahan tangis, "Taehyung hyung, kau akan baik-baik saja. Tetap bersamaku." Jungkook menekan luka diperut Taehyung dengan jari-jarinya yang tremor, wajah Taehyung pucat sementara tubuhnya berubah dingin, air mata Jungkook berjatuhan deras mengaliri pipi, "Tidak, tidak. Jangan menutup matamu hyung. Kau harus tetap disini bersamaku."

Taehyung mengangkat tangan kirinya perlahan, mengusap linangan airmata Jungkook dengan ibujari, "Jangan m-menangis."

"Aku tidak." Jungkook menggenggam jemari dingin Taehyung diatas permukaan pipinya kemudian menggeleng keras, "Aku tidak akan menangis. Hyung akan baik-baik saja oke? Tetap bersamaku."

Taehyung hanya tersenyum. Kini Jungkook telah selamat, dia akan hidup, dia akan bahagia. Mata Taehyung terasa sangat berat, mungkin dia bisa istirahat hanya untuk sebentar...

Taehyung menutup matanya. Jemarinya jatuh menghantam lantai dibawah mereka.

"Tidak." Jungkook menggenggam tangan Taehyung erat, menariknya kembali keatas pipinya dan menciuminya, "Tidak. Tidak. Tidak. Kau akan baik-baik saja hyung, kita akan ke rumah sakit dan kau akan sembuh. A-ayo buka matamu." Jungkook berujar kacau, tubuhnya bergetar hebat, napasnya terengah berantakan, "Hyung, jangan tertidur." Airmata Jungkook berjatuhan semakin deras diatas wajah Taehyung, dia tidak mampu menghentikannya. Jungkook terisak hebat, "Jangan tertidur h-hyung, ayo bangun." Taehyung tidak menjawab, Jungkook memeluk tubuh Taehyung erat-erat, "A-ayo bangun h-yung. BANGUN! BANGUN!"

Tangisan Jungkook menggema dalam kamar itu. Hatinya hancur. Dia memeluk Taehyung erat dan memanggil namanya berkali-kali dalam kesenyapan.

Diluar bangunan, sirine mobil polisi meraung memecah keheningan.










TBC

Pendek? Emang hehe. Gabole kesel ya 💜💜💜💜😘
Btw mataku berkaca-kaca pas ngetik ini 😢

CHAINED - VkWhere stories live. Discover now